Note : Untuk part yang ini, hanyalah kilasan balik apa yang terjadi antara ayah Jinhwan dan ayahnya Haruto. Semoga suka ya.
Siang hari ini, kira - kira pukul 13.00 siang, tampak seorang siswa sedang menjalani hukuman dengan mengitari lapangan hijau yang ukurannya amat besar di sebuah sekolah ternama di kota Seoul. Tanpa lelah, ia terus berlari sambil mengarahkan pandangannya pada satu sosok yang amat dibenci oleh seluruh siswa dan siswi sekolah ini.
"Haah.. haah.. satu putaran lagi, aku harus berusaha"
Sudah sembilan kali ia memutari lapangan ini dan akhirnya selesailah masa hukuman yang sering ia terima bila tidak mematuhi peraturan sekolah. Karena tidak kuat ia langsung menjatuhkan tubuhnya diatas rerumputan hijau yang selalu dirawat setiap harinya. Nafasnya begitu memburu hingga tidak mendengar suara derap langkah kaki mendekatinya.
"Jin Hee-ah, ingat. Kalau kau besok menggunakan seragam itu lagi, aku tak segan - segan menghukummu lebih dari ini. Mengerti"
"Menger- ti sa-em.."
Tanpa membalas, sang guru pergi meninggalkan muridnya yang tengah mengatur nafas agar lebih rileks. Kini yang ia lakukan bagaimana caranya bisa memperbaiki seragamnya yang sobek akibat terjepit pintu bus saat ia turun menuju sekolah tadi. Uang saja tidak punya apalagi membelinya.
Kim Jin Hee adalah siswa yang beruntung bisa masuk sekolah bergengsi dan ternama di seantero Seoul. Berbekal dari otaknya yang pintar ia bisa menerima beasiswa penuh sampai ia lulus di Hanyoung High School ini. Jin Hee hidup dengan keluarga yang sederhana dan berpenghasilan sedikit.
Sang ayah bekerja sebagai supir taksi sedangkan sang ibu bekerja disebuah sauna kecil sebagai cleaning service. Dengan penghasilan yang tidak memadai, ia harus ikut banting tulang dengan bekerja part time di sebuah mini market. Ia juga harus menghidupi adiknya Kim Seok Jong yang masih duduk dibangku sekolah menegah.
Sempat terbesit penyesalan, pikirnya sekolah bergengsi seperti ini tidak ada peraturan yang mengharuskan siswa dan siswinya untuk berpakaian seadaya. Ternyata disini sangat menjaga penampilan sekali. Padahal sobekkan dari seragamnya tidak parah, hanya bagian ujung belakangnya saja yang robek sampai harus dihukum seperti ini. Sekarang yang harus Jin Hee lakukan hanya berpikir, bagaimana caranya ia besok bisa masuk sekolah dengan memakai seragam baru.
Tap.. Tap.. Tap..
"Aigo.. Pelari kita kelelahan. Jja, ambillah"
Seorang siswa dengan tinggi semampai datang menghampirinya sambil melepar sebuah seragam yang masih di segel dari plastik mengenai wajah Jin Hee. Dengan segera ia bangun dan menatap bingung orang dihadapannya ini.
"Apa ini Hyun Joon-ah?"
"Dasar bodoh. Sudah tau itu seragam pakai tanya"
"Untuk siapa?"
"Eish.. kau itu pintar tapi bodoh ya. Tentu saja Itu untukmu. Tadi aku meminta pada pihak sekolah kalau seragam itu kubeli untukmu"
Masih memasang raut wajah bingung, kembali ia menanyakan maksud dari ini.
"Yak.. kau tau kan aku belum menerima gaji. Jadi bagaimana a.."
"Itu hadiah dariku karena kau selalu menolongku saat mengerjakan tugas. Anggap saja itu rasa terima kasihku padamu"
Dengan mata yang berbinar, Jin Hee langsung memeluk sahabatnya dengan erat hingga dilihat seluruh siswa dan siswi yang kebetulan lewat di lorong sekolah.