Setelah acara makan siang yang begitu tenang, Jinhwan dan Hanbin kembali berjalan mengitari kota sambil memakan ice cream strawberry yang begitu menyegarkan melewati tenggorokan mereka. Namun, saat keluar dari restaurant, tampak wajah Jinhwan terlihat murung dan tidak bersemangat. Hanbin yang sadar akan perubahan sikap kekasihnya, dia segera menanyakan keadaannya.
"Kau terlihat murung sejak tadi, ada apa? Atau kita akhiri saja jalan - jalannya" ucap Hanbin khawatir.
"Aku tidak apa - apa"
"Yang benar ? Tidak apa - apa, lain hari kita lanjutkan lagi. Apa kakimu sakit ? Mari kugendong"
Hanbin sudah berjongkok di depan Jinhwan dan menepuk bagian belakang tubuhnya memberi isyarat agar kekasihnya naik ke atas punggungnya. Namun, Jinhwan tidak bergeming sama sekali, membuat Hanbin heran setengah mati. Lalu dia kembali bangkit berdiri dan mengelus pipi Jinhwan lembut yang tengah menunduk diam.
"Ada apa? Ceritakan saja. Aku akan mendengarkannya"
Dengan wajah lesu, Jinhwan menatap kekasihnya dan menghela nafas pelan sebelum berucap.
"Saat tadi kita makan di restaurant, kau tidak merasakan ada keanehan semua pengunjung disana?"
" Hm.. tidak. Memangnya ada apa dengan pengunjung disana?"
"Mereka menatap kita saat makan tadi dengan wajah heran dan bingung. Apa aku memakai pakaian yang salah Hanbin-ah?"
Hanbin paham kenapa kekasihnya sedari tadi murung, hanya masalah sepele seperti ini saat mereka makan di restauran Jjigae tadi. Sebenarnya, dia juga menyadari semua mata pengunjung menatap mereka sedang makan dengan wajah yang penuh akan bingung dan heran. Dan dia juga tahu penyebab mereka semua menatapnya karena satu hal. Mungkin Hanbin tidak akan bercerita dengan kekasihnya karena takut dia tidak percaya apa yang dia katakan. Dengan cepat dia menyunggingkan senyum lebarnya dan mengajak Jinhwan untuk tidak memikirkannya.
"Aigo.. karena itu kau murung sedari tadi! Eum.. Mungkin mereka menatapmu karena wajahmu seperti malaikat lucu yang sedang makan siang. Atau mereka takjub akan wajahku yang tampan?"
"Aku serius Hanbin-ah!"
"Arraseoyo. Tidak ada yang aneh darimu. Mungkin penampilanmu yang sederhana juga mengagumkan hari ini yang membuat mereka menatapmu seperti itu. Sudah jangan berlarut memikirkannya, nanti aku cemburu dengan mereka yang diam - diam menatapmu"
Jinhwan terdiam dan segera menepis ingatan di restaurant tadi. Lalu kembali berjalan beriringan bersama Hanbin.
"Mau kemana lagi kita?"
"Hm.. bagaimana kalau kita ke Daeksogung? Hari ini akan ada ceremony guard disana"
"Baiklah"
Mereka berjalan santai dan tiba - tiba Hanbin menautkan tangannya ke tangan Jinhwan. Lalu sorot matanya mengarah pada sang kekasih yang tengah menatapnya heran.
"Oh.. kenapa menatapku seperti itu Jinanie?"
Hanbin menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Jinhwan. Lalu menundukkan wajahnya menghadap tangan yang bertaut. Dia sadar apa ini yang membuat kekasihnya tidak nyaman. Dia segera menanyakannya.
"Mianhae. Kau tidak nyaman ya. Ya sudah ku lep.."
"Tidak. Jangan. Biarkan tetap begini. Kajja, kita harus cepat nanti ceremonynya keburu selesai" ucap Jinhwan sambil menarik tangan Hanbin menuju Daeksogung. Membuat Hanbin tersenyum lebar melihat tingah malu kekasihnya ini. Tanpa penolakan dia mengikuti arahan kekasihnya dan berjalan dengan hati yang berbunga - bunga.