Setibanya di ruangan, Jinhwan dikejutkan dengan kehadiran sang ayah dan seorang pengacara. Tuan Kim melihat sang anak hadir, langsung menyuruhnya duduk disebelahnya dan memberi himbauan agar anaknya tutup mulut lalu seterusnya ia yang akan menghandle kasus ini. Park Saem duduk disebelah Pak Kepala Sekolah dan siap memberi keterangan
"Baiklah. Karena semua sudah berkumpul, mari kita langsung ke topik utama. Kim Jinhwan apa benar kau melakukan ini?"
"Ti- tidak Gyojangnim. A-ku hanya disuruh"
"Disuruh dengan siapa? Bukankah kau yang ingin melakukan itu untuk mendapatkan uang?"
"Benar. Kau hanya merusak citra sekolah ini"
"Oh ya. Kudengar kau dahulu memiliki riwa.."
BUKK
Semua yang ada di dalam ruangan kaget mendengar dentuman meja yang dilakukan oleh Tuan Kim. Begitu juga dengan Jinhwan terkejut melihat sang ayah marah. Semua menjadi terdiam.
"Jangan memotong ucapan Gyojangnim beserta anak saya yang tengah memberi keterangan. Tolong hormati siapa yang sedang berbicara. Kalau anda semua adalah orang yang punya pribadi sopan santun maka anda tau porsi dimana anda harus bicara. Terima kasih" ucap Tuan Kim tegas.
"Ba-iklah saya lanjutkan. Park Saem apa anda tahu muridmu melakukan ini? Dan kau tau siapa pelakunya? Jika Jinhwan disuruh, kenapa kau biarkan muridmu ini? Mana ketegasanmu sebagai wali kelas 3 - A?"
"Ya. Saya tahu murid saya mendapat perlakuan ini. Dan saya juga mengetahui siapa pelakunya. Tapi saya ingin mengesampingkan dahulu kejadian ini. Kita lihat, disini Kim Jinhwan adalah korban pembullyan. Ia sudah menjadi korban sejak dibangku kelas 1. Saat itu, saya tidak melaporkannya pada anda karena saya menganggap ini masih wajar candaan sesama teman sekelas saja. Tapi puncaknya saat ia naik ke kelas 2 dan membuatnya semakin parah. Saya sudah ajukan kasus ini kepada konseling namun tidak di respect dan setahun yang lalu saya mencoba membawa kasus pembullyan ini kepada anda namun sampai detik ini saya belum mendapat jawaban langsung dari anda. Maka dari itu Tuan dan Nyonya disini, dengan segala hormat saya tidak suka kalian melindungi anak - anak anda dengan cara kotor seperti ini. Kalian memanfaatkan moment ini untuk menjatuhkan salah seorang bisinis anda melalui anak - anak anda. Ini sekolah bukan tempat untuk saling menjatuhkan. Apa kalian juga mendidik anak dengan uang? Saya pikir harus ditekankan lagi supaya ketiga anak itu, Junhoe, Chanwoo dan Jiwon harus dihukum bukan dibebaskan. Dan satu hal lagi yang ingin saya sampaikan disini, apabila gyojangnim tidak suka terhadap perkataan saya...
Saya siap untuk dipecat"Jinhwan langsung menatap gurunya yang tidak rela kalau konsekuensinya harus dipecat. Lalu ia melihat tangan sang ayah mulai mengepalkan tangannya mungkin geram mendegar anaknya diperlakukan seperti ini.
Kepala sekolah dan para pemimpin yayasan mulai gugup. Merasa ketahuan bahwa mereka memakai kekuasaannya untuk menjatuhkan Tuan Kim melalui anak - anaknya. Karena ketua pemimpin yayasan Tuan Jung, ayah dari Chanwoo dan para anggotanya seperti Nyonya Kim, ibu dari Jiwon adalah pesaing bisnis dengan Tuan Kim.
Setelah mendengar penjelasan yang signifikan akhirnya Tuan Kim angkat bicara untuk mengakhiri pertemuan ini.
"Baiklah. Saya sudah mendengar penjelasannya. Karena saya harus mengakhiri pertemuan ini, saya minta Jinhwan diskorsing sementara waktu untuk belajar dirumah. Sebenarnya saya bisa saja menuntut kalian. Tapi untuk masa depan anak saya, lebih baik saya mengenyampingkan rasa egois dan ini menjadi sebuah pelajaran untuk saya agar mendidik Jinhwan lebih baik lagi. Untuk itu saya sarankan, ubah perilaku kalian dahulu karena tidak dapat dicontoh. Dan satu lagi pesan untuk anda gyojangnim, jangan pecat Park Saem. Ia guru yang patut diapresiasi karena tidak memihak yang salah dan benar. Kalau tidak ada yang ingin diucapkan lagi saya permisi."