Berkeliling di jalan yang berbelit, Dahyun kebingungan. Kakinya di seret untuk terus melangkah, sedangkan hari sudah mulai kehilangan cahaya.
Selama ia hidup di blok C, ia tak pernah ke jalan blok lain. Karena rasa malu tadi, Dahyun berlari terlalu cepat tanpa tahu ia berlari ke tempat mana. Ia berlari dengan harap setiap langkahnya mampu melupakan kejadian yang selalu memalukan di hadapan Malaikat Tampannya.
Dahyun berjongkok, ia menangis pilu. Kali ini, ia mencoba menahan tangisnya. "Nggak boleh nangis, hiks .... Cinderella nggak nangis gara-gara tersesat." Namun sayang, air mata itu terus mengalir. "NGGAK .... nggak boleh nangis, hiks .... Aku nggak nangis."
Ketika menunduk, ia melihat kaki putihnya yang tanpa alas telah berdarah dan kotor oleh tanah. Dan tangisnya pun semakin kencang.
Di blok yang Dahyun huni saat ini, benar-benar sepi. Dahyun takut, jalan yang ia tahu hanya jalan pergi ke sekolah dan jalan pulang ke rumah. Ia menyesal karena selalu diam di rumah. Tidak, ia menyesal karena telah keluar rumah.
"Bunda .... Ayah .... Dahyun mau pulang, hiks ....," tangisnya sambil memanggil orang tua kandungnya yang telah lama pergi.
Dahyun melepas sandal yang tersisa sebelah. Gambar putri Cinderella tersenyum padanya. Melihat itu malah semakin membuatnya sedih karena kisahnya tak seindah kisah Cinderella.
Dahyun memeluk sandal itu sambil menengadah ke langit yang sudah menggelap, tak lupa air mata yang akan terjun malah masuk kembali ke matanya karena ia menengadah dan berakhir kelilipan. Ia menangis lagi. Di tambah, Dahyun itu takut gelap.
Mungkin, ini akhir dari cerita putri Dahyun yang merupakan titisan putri Cinderella. Kisah putri Cinderella adalah kisah versi happy ending sedangkan Dahyun adalah kisah versi sad ending.
Dahyun kembali menunduk dan memakai sandalnya. Ia perlahan berdiri dan berjalan gontai. Pikirannya terus berkata dengan dramatis.
Mungkin aku tidak akan bertemu Malaikat Tampan lagi di dunia ini .... Atau .... Sekarang adalah ajalku? Dan akan bertemu malaikat lain saat aku mati? Tidak buruk. Dahyun kembali menemukan sedikit semangat untuk mati. Namun ia kembali redup saat hatinya tak ingin berpaling.
Maafkan aku Malaikat Tampan di dunia lain, aku tidak bisa bersamamu. Karena hatiku telah terbelenggu dan dikunci oleh Malaikat Tampan di dunia ini. Hanya ia yang memiliki kunci hatiku. Dahyun memegang dadanya yang dalam bayangannya berdenyut merah dengan gembok cinta yang menguncinya.
Grrrr .... Gok gok gok ....
Mata Dahyun terbelalak melihat anak anjing yang menggonggong padanya. Dahyun takut dan dalam tiga langkah pelannya, ia langsung lari sekuat tenaga di langkah ke empat. Dan sialnya anak anjing itu ikut berlari.
Naas sekali nasib Dahyun hari ini. Bagaimana ia akan pulang?
❄️❄️❄️
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•Cinderella•❖═
FanfictionKim Dahyun, gadis yang super jail dan ahli dalam membuat Kim Hana-Sang Ibu tiri-marah besar, jengkel dan perlu kesabaran ekstra untuk bisa menghadapinya. Dahyun juga memiliki adik yang kelakuan hingga penampilannya berbanding terbalik dengan Dahyun...