❄lima❄

214 48 28
                                    

Dahyun membuka ponselnya. Ia mencoba menonton film Cinderella dari awal hingga akhir.

"Okey, jadi aku harus mendapatkan perlakuan buruk itu dari Mama sama Tzuyu, ya?" Dahyun bangkit dari duduknya.

Berpikir keras tentang dirinya yang harus tersakiti. Dahyun tidak bisa menahan senyumnya.

"Harus belajar nangis ini, mah!" ujarnya sambil berlari kecil ke meja yang terdapat kaca besar.

Dihadapan kaca, Dahyun memasang ekspresi sedih. Ia melengkungkan bibirnya ke bawah.

Detik berikutnya, ia kembali ke wajah kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detik berikutnya, ia kembali ke wajah kesal. "Elah, air matanya, kok nggak mau keluar, sih? Masa Dahyun krisis air mata?"

Tidak menyerah, gadis yang mengaku titisan Cinderella itu belajar menangis dengan gaya anggun.

"Okey, nanti pas lagi nangis, tiba-tiba Pangeran Eunwoo datang menghampiri Putri Dahyun." Dahyun duduk di kursi dan kembali berekting nangis. Tentu saja menangis tanpa air mata.

"Ah, mengapa hidupku harus seperti ini?"

Dahyun langsung berdiri. Ia berdeham untuk menirukan suara laki-laki yang berat. "Putri Dahyun, kenapa gerangan?"

Dahyun langsung duduk dan menolehkan kepala ke arah tadi tempat Dahyun menggantikan posisi Eunwoo. "Pa-pangeran? Mengapa kau bisa berada di sini? Apa kau mau melamarku?"

Dahyun menggeleng. "Jangan gitu, kalo gitu, pasti keliatan kayak yang ngemis minta di lamar. Ulang, deh."

Dahyun kembali ke ekspresi sedihnya. "Pa-pangeran? Bagaimana bisa kau berada di sini?"

Dahyun kembali berdiri, menggantikan peran Pangeran Eunwoo. "Aku melihatmu menangis sendirian. Kau menangis? Jangan bersedih, aku ada disini. Aku mencintaimu."

Dahyun memegang dadanya. Ia jingkrak-jingkrak girang. "Huwaa, gak aman. Jantung Dahyun berdebar. Lanjut besok aja. Nggak usah latihan, mending besok langsung praktek, deh. Huh, ada waktu seminggu sebelum pesta Pangeran Eunwoo. AAAAAAAAAAAA, PANGERANNYA DAHYUN. I LOVE YOU!"

"KAKAK, JANGAN TERIAK! BERISIK!" jerit Tzuyu dari depan kamar Dahyun.

Dahyun yang mendengar itu mendengus. "YEUU, SENDIRINYA JUGA TER-" Ia teringat jika Cinderella selalu mengalah pada saudara tirinya yang jahat. Dahyun langsung membuka pintu kamarnya.

"Tzuyu, maaf, Kakak nggak akan berisik." Dahyun menunduk dengan segala rasa bersalahnya.

Tzuyu mengangguk dengan wajah keherannan yang tidak bisa di sembunyikan. Tumben, biasanya nggak pernah mau minta maaf. Kak Dahyun nggak lagi sakit, kan? Batinnya.

"Kakak masuk kamar dulu, ya. Dah, Adek."

Tzuyu bergeming di depan kamar yang pintunya telah tertutup. "Itu, Kak Dahyun lagi kerasukan atau gimana?" Ia bergidik ngeri. Ia rasa ini tidak beres. "MAMA!"

❄❄❄

═❖•Cinderella•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang