❄dua❄

419 77 17
                                    

Dahyun melangkahkan kakinya untuk pulang. Ia bersenandung, langkahnya beriringan dengan ketukan lagu yang ia nyanyikan. Tangannya yang tidak bisa diam memutar-mutar plastik jinjing yang berisi pembalut.

"Wing wing wing wing... Bumerang... Tetet tonet... Tet tet tenenonet... Nora bom—Aw" Bagaikan di slowmotion, Dahyun jatuh kebelakang dengan wajah yang tidak bisa dikondisikan. Ia terjatuh karena menginjak kulit pisang.

Sialnya, keresek yang Dahyun pegang terlempar hingga mengenai seorang lelaki yang sedang berjalan.

Puk

Dahyun tepar di trotoar bertepatan dengan keresek yang jatuh tepat di wajah sang pria.

Asalnya, sang pria hendak marah. Ia mengambil keresek hitam yang menghantamnya dan melihat isinya yang berisikan pembalut. Matanya lurus kedepan, melihat seorang gadis yang sedang bangkit dari tidurnya.

"Hey, apa ini milikmu?"

Dahyun menoleh dan langsung melongo. Di hadapannya ada seluet malaikat tampan yang tersenyum padanya. Latarnya begitu indah, posisi lelaki itu tepat membelakangi terik matahari, sehingga memberi efek seolah ia yang mengeluarkan sinar itu.

"Hey? Apa aku sudah mati?"

Lelaki tampan bertubuh tinggi namun berwajah manis itu bernama Cha Eunwoo, ia hanya menatap gadis di hadapannya dengan tatapan aneh.

Dahyun merubah posisi duduknya menjadi bersila. "Malaikat tampan! Apa aku sudah mati? Apa aku masuk Syurga? Apa aku akan bertemu Ayah dan Bunda? Bagaimana aku bisa mati? Haish, malaikat tampan... Mengapa aku tidak mati sejak dari dulu saja jika tahu bakal bertemu denganmu. Di rumah, aku hanya dijadikan babu oleh Mama."

Dahyun menunduk, belum tersadar akan sesuatu. "Kau tahu? Seingatku... Terakhir kali aku di perintah seenaknya, Mama tiriku menyuruhku membeli pembalut. Padahal cuaca sedang panas, dia begitu tega kan? Padahal Mama juga punya anak yang lain, mengapa ia harus memintaku yang membelikannya? Dan lagi, Mama memintaku membelikan pembalut yang isi dua, harga seribu lima ratus, terus yang ada sayapnya. Gara-gara mesan yang ada sayapnya, kan pembalutnya jadi terbang pas aku sedang jatuh. Sekarang aku sudah tenang." Dahyun mendongak saat sadar tidak mendapatkan respon apa pun.

Eonwoo menggaruk tengkuknya yang sedikit gatal. "Pe-permisi, saya sedang ada urusan!"

Eunwoo menyimpat kereseknya yang sedari tadi ia genggam ke hadapan Dahyun. Setelah itu ia berjalan dengan langkah lebar dan dengan tempo yang cepat.

"Malaikat tampan! MALAIKAT TAMPAN!"

Dahyun bangkit, dan saat melihat ke sekitar, ia menampar dirinya. Setelah itu ia tersadar jika dirinya masih merasakan sakit dan ia pun tersadar jika dirinya masih hidup.

❄❄❄

═❖•Cinderella•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang