❄enam❄

181 44 3
                                    

Dahyun mendatangi Hana sang ibu tiri. Ia memandang sang Mama dengan lekat.

"Dahyun, kamu kenapa, sih? Tzuyu kayanya benar, ada yang aneh sama kamu." Hana curiga jika Dahyun benar-benar kerasukan.

"Mama, ih! Kenapa nggak marahin Dahyun?"

"Mama, ih! Kenapa nggak marahin Dahyun?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mama tirinya Cinderella, kan jahat. Harusnya Mama Hana juga marah-marah seperti film yang kemarin Dahyun tonton.

Hana langsung bingung seketika. "Kenapa Mama harus marah?" Seketika Hana terdiam. "Oh.... Mama ngerti, kamu mau Mama cepat tua, kan? Makanya kamu nyuruh Mama marah-marah? Biar Mama cepet tua, terus cepet mati, kan? Durhaka kamu, ya!"

"Tau, ah! Mama .... marah dong." Dahyun memelas frustrasi.

"Kamu itu, ya! Aneh banget. Kenapa? Mau kerumah sakit jiwa sekarang?"

Dahyun menggelengkan kepala. "Ma, nggak ada niat mau nyuruh-nyuruh Dahyun gitu?"

Hana berkedip dengan lamban, mencoba memahami apa yang terjadi. Tapi ia tidak peduli, ini seperti lampu hijau untuk mengurangi pekerjaan rumahnya. "Ya, udah. Itu banyak cucian. Kamu cuci piring, ya?"

Dahyun cemberut dan mulai merasa kesal. "Mama, ih!"

"Apa, Dahyun? Kamu itu kenapa, sih?"

"Harusnya Mama itu nyuruhnya sambil marah-marah. Kaya gini, nih, contohnya. Ceritanya aku Mama Hana, ya? Terus Mama jadi Dahyun dulu." Dahyun menghela napas. "KIM DAHYUN! KAMU JANGAN PEMALAS, SEHARUSNYA KAMU BERES-BERES RUMAH! JADI ANAK TIDAK BERGUNA!"

Dahyun kemabali ke ekspresi semula. "Gitu, Ma."

Hana hanya bisa tersenyum. "Itu kamu ngomongin diri sendiri, atau gimana?"

"Nggak tau, ah. Pokoknya, Mama harus kaya Dahyun tadi. Kalau nggak, Dahyun nggak jadi bantu Mama."

Hana tidak mengerti namun ia mencoba memanfaatkan keadaan. Ia tarik napas. "DAHYUN! SANA, SEKARANG KAMU CUCI PIRING, ABIS ITU BELIIN TELUR KE WARUNG, SEKALIAN SETRIKA BAJU KAMU SENDIRI, SEKARANG!"

Dahyun mengerjap. Air hujan lokal Mama Hana nyembur pada wajahnya, dan lagi, bukannya tadi hanya di suruh cuci piring saja? Tapi demi menjadi titisan Cinderella dan bisa bertemu Pangeran Eunwoo yang tampan, ia rela melakukan hal itu detik ini juga. Dahyun menunduk untuk memperdalam perannya. "Iya, Ma. Dahyun kerjakan sekarang."

Dahyun melangkahkan kakinya ke dapur, menyisakan Hana yang mengintip Dahyun di pintu. "Apa aku salah kasih makan anak? Tzuyu sama kaya Dahyun, nggak, ya? Harus di cek, siapa tau Tzuyu juga gitu. Aku bisa nyuruh dia ngepel sama masak. Aku bisa istirahat, sekalian perawatan. Oh, betapa senangnya kalau setiap hari seperti ini."

Hana benar-benar memekik tertahankan dan menyusul putri kandungnya itu. "TZUYU! KAMU KERASUKAN JUGA, KAN? Semoga saja begitu. Kabulkanlah doa-ku, ya Tuhan."

❄❄󾠶󾠶❄

═❖•Cinderella•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang