Saat pulang, Eunwoo mengantar Dahyun, karena kebetulan rumahnya melewati rumah gadis itu. Sepertinya Mingyu tahu banyak tentang gadis yang bernama Kim Dahyun ini.
Saat ini, Eunwoo masih memakai topeng monyet, jadi ia bebas memandangi Dahyun untuk meneliti keanehan anak itu.
Kaki Dahyun masih pincang. Jalannya juga lambat. Eunwoo harus cepat-cepat.
"Apa kakimu sangat sakit?" Tanya Eunwoo lembut karena ia khawatir Dahyun ketakutan.
Anggukan diberikan Dahyun sebagai jawaban. "Saat lari tadi, nggak sakit. Tapi saat tahu kaki Dahyun luka, baru terasa sakit."
Eunwoo berjalan ke depan Dahyun dan berjongkok di sana. "Aku gendong, ya? Biar kakinya nggak sakit."
Dahyun menggeleng. "Kata Mama, Dahyun gendut. Soalnya nggak pernah mau gerak buat beres-beres."
Eunwoo berpikir lagi untuk meyakinkan Dahyun. "Aku, kan, siluman monyet. Jangan raguin kekuatan aku."
Dahyun tersenyum dan akhirnya menaiki punggung siluman itu. "Kamu baik."
Di balik topeng, Eunwoo juga tersenyum. Ia berdiri dan berjalan dengan menggendong gadis yang sepertinya penuh dengan imajinasi.
"Apa kamu pernah bertemu malaikat tampan yang menjelma jadi pangeran?" tanya Dahyun yang ingin mengorek informasi dari monyet baik itu.
"Apa ada makhluk seperti itu?"
Dahyun langsung mengangguk semangat. "Aku beberapa kali bertemu dengannya. Aku yakin, dia itu jelmaan pangerannya Cinderella .... ekhem, Monyet, aku yakin kalau kamu bisa Dahyun percaya .... sebenarnya aku punya rahasia."
Baru kali ini ada yang memanggil Eunwoo monyet. Sejak ia lahir hingga kuliah, tampan adalah definisi seorang Cha Eunwoo. Tapi, ya, sudahlah. Keadaan ini begitu lucu.
"Rahasia apa?" tanya Eunwoo yang meladeni halusinasi Dahyun.
"Aku itu titisan putri Cinderella. Kalau ada pangeran tampan, tolong pertemukan aku dengannya. Beberapa hari lagi pangeran ngeadain pesta, keluarga Dahyun juga diundang."
Konyol, Eunwoo menemukan hal baru di tempat tinggalnya yang baru ini. "Bagaimana kalau di pesta nanti pangeranmu memilih putri lain?"
Dahyun menompangkan dagunya di atas lengan yang memeluk leher siluman monyet. Kepalanya tepat di samping kepala monyet itu. "Entah, Dahyun sempat ragu. Sebelumnya aku udah berbuat kesalahan. Beberapa kali bertemu, beberapa kali juga Dahyun mengacaukan cerita."
Eunwoo merasakan pelukan erat di lehernya serta nada kesedihan di getar suara Dahyun. Ia mengingat lagi pertemuannya dengan gadis itu.
"Tadi siang aku hampir menyakiti pangeran. Habis itu aku kabur. Gara-gara malu, Dahyun lari. Lalu tersesat. Untung ada kamu sama Vampir. Lain waktu, Dahyun mau menghafal jalan komplek ini."
Eunwoo mendengarkan celotehan gadis itu meski ia rasa setiap ucapannya tidak penting. Hanya halusinasi yang berlebihan.
"Kalau aku nggak dapetin pangeran. Aku mau, kok, sama kamu. Nanti Dahyun cariin cara buat ngerubah wujud monyet kamu jadi manusia."
"Benar, kah? Bagaimana jika aku jelek?" Tanya Eunwoo.
Dahyun nampak berpikir. "Nggak masalah. Nanti Dahyun cariin obat penawar yang bisa bikin kamu tampan."
Rasanya Eunwoo ingin membuka topeng dan mengagetkan gadis itu. Tapi, ia pikir tidak perlu. Eunwoo takut ada kejadian yang tidak terduga. Seorang Kim Dahyun tidak bisa terbaca pikirannya.
"Sampai. Jangan tersesat lagi. Belajar mengingat jalan, ya." Eunwoo menurunkan Dahyun dari gendongannya.
"Hmm .... Aku sudah tau jalan ke rumah Vampir. Besok aku akan main ke sana."
"Kakak?"
Dahyun kaget saat mendengar suara Tzuyu. Ia menoleh pada adiknya itu yang berdiri di depan pintu rumah dan melihat siluman monyet sudah menghilang di kegelapan.
"Kakak kemana aja? Mama nyariin kakak ke luar. Mama khawatir tau. Cepet masuk, di luar dingin. Aduh .... Kaki kakak kenapa?"
"Maaf."
❄️❄️❄️
KAMU SEDANG MEMBACA
═❖•Cinderella•❖═
FanficKim Dahyun, gadis yang super jail dan ahli dalam membuat Kim Hana-Sang Ibu tiri-marah besar, jengkel dan perlu kesabaran ekstra untuk bisa menghadapinya. Dahyun juga memiliki adik yang kelakuan hingga penampilannya berbanding terbalik dengan Dahyun...