Part 2

303 14 2
                                    

***

Tidak ada yang mengulurkan tangan mereka kearah kelopak jatuh.

***

02-03-20

Sudah beberapa tahun aku hidup bersama keluarga baru yang bisa menerima kelebihanku dengan sangat baik.

Ini 1 bulan setelah kejadian waktu itu. Dimana polisi mengintrogasiku dan malam dimana aku memberitahukan siapa pelaku sebenarnya.

"kau sudah bangun ternyata kyunie. Selamat Ulang Tahun sayang"

Aku pun hanya bisa mengangguk tak lupa dengan sebuah senyuman yang manis, senyuman termanis yang aku punya.

"jika sama Eomma kau bisa tersenyum seindah itu, tapi kenapa kau justru selalu menyebalkan jika bersamaku" Siwon hyung datang dengan protesan yang tidak penting itu.

"sudah lah Wonie, kalian harus bersiap berangkat bukan? Mari kita makan terlebih dahulu"

***

Apa yang akan kau lakukan ketika kau bisa melihat masa lalu seseorang hanya dengan sentuhan? Atau dengan melihat matanya langsung kau akan mengetahui kematian seseorang?

Tentunya kau akan dianggap gila oleh orang lain bahkan keluargamu sendiri.

Keluarga kandungku membuangku di depan rumah sakit jiwa, saat itu perawat menemukanku yang sedang berjongkok di samping pintu lobi. Dokter yang memeriksa ku pun tak menemukan hal aneh dalam diriku, bahkan dia bingung kenapa aku di tinggal di tempat seperti itu.

Dokter yang baik itu menyuruhku pulang, sedangkan aku pun tidak tahu dimana diriku berada saat itu. Sepertinya keluarga ku membuang diriku jauh dari kota seoul.

Diri ku saat itu yang hanya terbalut jaket tipis, terus berjalan dimalam yang dingin dan gelap .

Kau bayangkan, sedang berjalan sendirian di pinggir jalan yang sekeliling nya penuh dengan lading padi tanpa adanya penerangan yang memadai.

Aku merasakan ada sesuatu berwarna putih yang terasa dingin mendarat dikepalaku. Aku melihat kelangit, dan benar saja salju di musim gugur mulai berjatuhan saat itu. Apakah musim sudah berganti begitu cepat hanya dalam waktu beberapa langkah?

Aku harus segera mencari tempat berlindung dari dinginnya salju yang mulai turun. Aku paksakan diri berlari membelah hawa dingin, yang sesunggunya badan ku bahkan tak bisa bekerja cukup keras.

Hingga aku sampai di seberang rumah tuhan, tapi sunggu tubuh ku saat itu sudah tak kuat lagi. Nafas kian memendek, keringat yang mengalir di hawa sedingin itu.

Baru satu langkah kaki ku bejalan semua dunia seakan berubah gelap begitu cepat.

Dan setelahnya aku tersadar di sebuah rumah yang samangat besar.

Sungguh aku sangat beruntung bisa menemukan mereka yang sangat baik terhadapku.

Karena sudah tinggal hampir 7 tahun lamanya, aku sudah terbiasa dengan sentuhan mereka. Dan tak ada reaksi psychometric sama sekali, tapi kematian mereka masih tergambar jelas dikepalaku.

Dan tentunya mereka sudah mengetahui kelebihan ku ini. Karena tidak mau membebaniku mereka tak menanyakan tentang kematian mereka kepadaku. Atau menanyakan kisah seseorang yang tak sengaja ku lihat berkat psikometri yang ku miliki.

Merekalah yang sering di sebut malaikat tak bersayap menurutku.

***

Dan Hari pertama sekolahkupun akhirnya tiba, setelah sekian lama aku homeschooling pasca oprasi.

Fallin FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang