HAPPY READING JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA
♥♥♥♥♥
Prisil memijit pelipisnya sendiri mendengar ocehan yang keluar dari mulut Vita lewat telepon. Tubuhnya ia sandarkan pada kursi penumpang dan pandangannya menatap jalanan dipagi hari yang belum terlalu macet.
"Lo ngomong pelan-pelan dong, Vit. Jangan ngoceh terus kek knalpot bocor gitu!"
"Hehe, ya maaf. Gw masih seneng aja gitu diajak kenalan sama cowok ganteng."
"Jadi jomblo ngenes amat si lo!"
"Eh, ngaca lo juga jomblo ya!"
"Tapi kan gw ngga sengenes elo!"
"Non, sudah sampai sekolah." Ucap sang supir pada Prisil yang sedang asik telponan bersama Vita. Prisil pun mengangguk.
"Udah dulu ya, Vit. Gw dah di sekolah nih. Nanti gw telpon lagi."
Setelah memutuskan panggilannya, Prisil langsung keluar dari mobil dan berjalan memasuki sekolah. Koridor masih sepi. Hanya ada beberapa anak saja yang sudah datang.
Prisil berjalan dengan santai sambil sesekali tersenyum membalas sapaan dari teman-temannya yang berbeda kelas dengan dirinya.
Sesampainya didepan kelas XI MIA 3, dia pun langsung masuk dan mendapati hanya ada Puput didalam kelas.
♥♥♥♥♥
Puput memandang jaket yang ada dihadapannya dengan senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya. Hari ini, dia berniat untuk mengembalikan jaket milik Vino. Meskipun dia sedikit takut, jaket itu tetap harus dikembalikan bukan?
"Ciee, jaket siapa tuh? Pacar lo ya?" Tanya Prisil dengan tiba-tiba.
Puput pun langsung memasukkan jaket milik Vino ke laci mejanya. Dia kemudian menatap Prisil yang duduk disampingnya yang masih menatapnya dengan tatapan jahilnya.
"Bu-bukan kok.... Bukan pacar!" Jawab Puput dengan gelagapan.
Sebuah ide terlintas di otak Puput. Dia pun langsung menarik tangan Prisil dan membawa jaket Vino. Dia harus segera mengembalikan jaketnya sebelum Gladis dan geng nya datang.
"Eh, mau kemana si?" Tanya Prisil yang heran karena ditarik Puput dengan tiba-tiba.
"Temenin gw anterin jaket ini ke seseorang."
♥♥♥♥♥
Hari ini, kelas XI MIA 2 dipenuhi dengan suara alunan gitar milik Zafran. Darel yang duduk dimeja menepuk-nepuk pahanya sendiri untuk menghasilkan suara yang melengkapi suara gitar Zafran.
Vino hanya diam sambil tersenyum memandangi kelakuan absurd kedua sahabatnya itu.
Sekuntum mawar merah
Yang kau berikan kepadaku
Dimalam itu"Aseekkk!!! Tarik mang!!!"
Akibat nyanyian dangdut yang dinyanyikan Zafran, Darel langsung berdiri dan menari-nari layaknya biduan dangdut profesional. Vino semakin tertawa geli melihatnya.
Jreng.... Jreng.... Jreng
Pacar ku memang dekat
Lima langkah dari rumah"Asik asik jos!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappucino Love
Teen FictionSiapa sangka kisah cinta kedua insan manusia bisa dimulai dari secangkir kopi Cappucino