HAPPY READING
Semoga suka sama ceritanya. Klik vote dan komen jangan lupa ya♥♥♥♥♥
Motor Vino berhenti didepan supermarket. Lelaki itu pun turun dan melepas helm nya. Prisil memandang Vino dengan heran. Merasa mendapat tatapan seperti itu, Vino pun menghela nafas.
"Gw beli es krim dulu buat Rafael. Dia suka es krim." Jelas Vino sembari melangkah memasuki supermarket.
"Gw juga suka es krim!"
Prisil langsung turun dari motor dan menyusul Vino yang sudah terlebih dahulu masuk ke supermarket.
Setelah mendapatkan beberapa es krim cokelat, Vino menatap Prisil yang berdiri disampingnya. Gadis itu berbinar-binar menatap es krim yang ada dihadapannya.
"Lo mau beli itu doang?" Tanya Prisil sambil membawa beberapa es krim rasa strawberry.
"Mungkin sama beberapa cemilan."
Prisil pun mengikuti langkah Vino menuju rak yang penuh dengan cemilan. Sekali lagi, matanya berbinar melihat biskuit rasa strawberry dan segala cemilan yang berbau strawberry.
Ingin sekali ia mengambil semuanya tapi dia ingat hari ini ia tidak membawa cukup uang. Separuh uang jajannya sudah habis karena mentraktir Puput saat di kantin. Prisil pun menghela nafas kecewa karena tidak bisa membeli cemilan kesukaannya.
"Vin, gw ke kasir duluan ya?"
Tanpa mendengar jawaban Vino, Prisil berjalan menuju antrean di kasir untuk membayar.
Menjadi anak orang kaya tidak membuat Prisil memegang banyak uang setiap harinya. Orang tuanya memberi jatah untuk uang jajan Prisil yaitu 50.000 per harinya. Itupun dia harus mau menyisihkan 30% uang jajannya untuk ditabung.
"Maju, Sil."
Karena asik melamun, Prisil tak sadar kalau antrean didepannya sudah kosong. Dia pun menoleh ke belakang dan mendapati Vino yang tengah menatapnya. Prisil pun maju diikuti oleh Vino.
Prisil meletakkan belanjaannya di meja kasir.
"Itu punya pacarnya ngga mau sekalian?" Tanya mbak kasirnya sambil menunjuk belanjaan Vino.
"Emm... Itu.."
Diluar dugaan, Vino malah meletakkan belanjaannya juga di meja kasir. Prisil hanya menatap Vino yang berwajah datar.
"Dipisah mbak," pinta Prisil dengan cepat.
"Ngga sekalian digabung aja?" Tanya mbak kasirnya lagi.
Sumpah demi lovato, dia adalah kasir terbawel yang pernah Prisil temui.
"Gabung aja mbak, biar saya yang bayar. Totalnya berapa?" Vino mengeluarkan dompetnya.
"Eh, ngga usah. Gw--"
"Totalnya 135.000 rupiah."
Tanpa mempedulikan tatapan protes dari Prisil, Vino langsung membayar belanjaan mereka.
"Pacarnya ganteng, mbak." kata mbak kasirnya sambil memasukkan barang belanjaan ke dalam kantong plastik dan menyerahkannya ke Prisil.
"Bukan pacar saya." Kata Prisil. Gadis itu kemudian mengambil kantong plastik yang berisi belanjaan mereka.
"Lagi berantem ya? Saya juga gitu kalo lagi berantem suka ngga ngakuin pacar saya. Semoga kalian langgeng ya?"
"Terima kasih." Ucap Vino yang mampu membuat Prisil bertambah kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappucino Love
Teen FictionSiapa sangka kisah cinta kedua insan manusia bisa dimulai dari secangkir kopi Cappucino