Happy Reading. Jangan lupa klik vote sebelum membaca ya. Semoga suka
♥♥♥♥♥
Prisil memandangi hot strawberry yang masih mengepulkan asap pertanda bahwa minumannya masih panas dihadapannya. Kepalanya bertumpu pada kedua tangannya yang ia lipat diatas meja. Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Seragam sekolahnya nya sudah berganti dengan sweater berwarna abu-abu dan celana panjang berwarna hitam.
Cafe Love tidak terlalu ramai malam ini. Hal itu membuat Prisil bisa duduk-duduk santai didapur seperti saat ini. Pikirannya kembali melayang pada kejadian tadi di sekolah. Dia merasa, semakin hari dirinya jadi semakin dekat dengan Vino. Ada perasaan lain juga yang mampir ke hatinya dan Prisil tak tau perasaan apa itu.
"Lo makin deket ya sama Vino?" Tanya Puput menyadarkan lamunan Prisil.
Puput memang sudah mulai bekerja hari ini. Gadis itu memakai celemek khas Cafe Love. Ditangannya terdapat beberapa cangkir kotor yang ia bawa menuju ke wastafel.
"Ngga sedeket yang lo pikirin kok." Jawab Prisil dengan jujur. Dirinya saja masih bingung dengan apa yang ia alami bersama Vino.
Puput pun mengangguk dan tersenyum simpul kemudian meninggalkan Prisil. Melihat hal itu, Prisil kembali memikirkan kejadian tempo hari saat di kantin.
Terlihat sangat jelas ekspresi kecewa Puput saat dia mendapati Vino sedang memperhatikan dirinya, bukan Puput. Itu membuatnya berpikir bahwa Puput mungkin saja memiliki rasa tertarik pada Vino.
"Woy, kesambet baru tau rasa lo!" Vita menyenggol bahu Prisil dengan sengaja.
"Apaan si!"Sentak Prisil karena merasa terkejut atas aksi Vita yang tiba-tiba.
"Mikirin apa lo?" Tanya Vita. Gadis itu kemudian duduk disamping Prisil.
"Gw cuma ngerasa kalo Puput suka sama Vino." Jawabnya dengan jujur.
Selama ini, Prisil memang selalu berkata jujur pada Vita. Dia sudah menganggap Vita seperti saudara sendiri. Jadi, apapun akan ia ceritakan pada Vita tanpa rasa khawatir.
"Kenapa lo ngerasa gitu?"
"Kemaren, waktu di kantin dia jelas-jelas kecewa waktu tau Vino merhatiin gw!"
Vita manggut-manggut.
"Ya nggak papa kan? Lagian yang suka si Puput, bukan Vino nya." Kata Vita dengan santainya.
"Kalo Vino juga suka gimana?" Prisil merutuki dirinya sendiri yang keceplosan bertanya seperti itu.
"Mending lo tanyain langsung ke dia." Vita mengulum senyum mendengar pertanyaan spontan dari sahabatnya itu.
"Gimana mau nanya, gw aja ngga punya kontak dia!"
"Owh, jadi ngode minta kontak dia nih? Gw bisa aja minta kontak Vino lewat Zafran kalo lo mau," Vita menatap jahil ke arah Prisil yang sedang menahan malu.
"Ngaco lo!"
"Nanti gw kasih kontak dia, sekarang lo nanya langsung aja ke dianya. Buatin satu hot cappucino,"
"Vino disini?"
♥♥♥♥♥
Vino sedikit menyunggingkan senyum saat membaca salah satu pesan yang masuk ke ponselnya. Dirinya berdehem dan kembali memasang ekspresi datar.
"Satu hot cappucino."
Vino tersenyum kearah gadis dihadapannya. Gadis yang beberapa hari ini mampu membuatnya merasa nyaman. Gadis yang kini menjadi tempatnya bercerita segala hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappucino Love
Teen FictionSiapa sangka kisah cinta kedua insan manusia bisa dimulai dari secangkir kopi Cappucino