Part 01. Tersihir senyuman

10 3 0
                                    

HAPPY READING JANGAN LUPA KLIK VOTE DAN KOMEN YA

♥♥♥♥♥


Kegelapan mulai menyelimuti bumi. Langit yang tadinya berwarna orange kini telah berganti dengan warna hitam. Sang rembulan bersinar menggantikan matahari beserta bintang yang bertaburan. Membuat langit malam menjadi begitu memanjakan mata orang-orang yang melihatnya.

Dari langit malam, Vino Bagaskara dapat belajar bahwa sesuatu yang gelap gulita sekalipun dapat terlihat indah dengan sentuhan cahaya. Dapatkah hidupnya yang kelam juga mendapat sentuhan cahaya agar lebih indah?

Dua tahun lalu, lelaki yang sedang berdiri dibalkon kamarnya itu baru saja mengklaim dirinya sebagai orang paling bahagia didunia karena mendapat seseorang yang menjadi matahari untuk hidupnya.

Seseorang yang mampu membuat Vino lupa bahwa matahari pun pada akhirnya akan tenggelam untuk digantikan langit malam. Begitulah hidup Vino. Setelah mataharinya pergi yang tersisa kini hanyalah kegelapan tanpa sentuhan cahaya sedikitpun.

Vino kemudian mengambil hodie hitamnya dan berjalan keluar kamar.

♥♥♥♥♥

Seorang gadis terlihat sangat sibuk dengan laptop dihadapannya. Kesepuluh jarinya menari-nari di atas keyboard. Sesekali ia juga menyeruput hot strawberry yang menjadi minuman favoritnya.

Gadis itu kemudian menutup matanya. Menikmati semilir angin malam yang menerpa wajah cantiknya. Rambut sepinggangnya yang malam ini sengaja ia gerai, melambai-lambai karena tertiup angin malam.

Mata hazel itu kembali terbuka. Wajahnya yang cantik menampilkan ekspresi terpesona pada pemandangan dihadapannya. Kota Jakarta pada malam hari tampak begitu indah karena lampu-lampu yang dinyalakan.

Pemandangan yang sangat indah dari roftoop Cafe Love, tempat keberadaannya sekarang.

"Prisil Anjelista Winston. Lo kesini mau bantuin gw atau cuma duduk-duduk ngerjain tugas doang?"

Prisil menatap gadis dihadapannya dengan senyuman manis.

"WiFi disini lancar, jadi sekalian ngerjain tugas. Itung-itung hemat kuota kan."

Gadis dihadapannya berdecak sebal dan melipat kedua tangannya didepan dada.

"Keluarga lo kan kaya. Bikin ni Cafe aja mampu, apalagi beli kuota!"

Prisil menutup laptopnya. Dirinya kemudian mengencangkan tali celemeknya yang bergradasi hitam dan pink khas Cafe Love lalu mendekati Vita Ranjani, gadis yang berstatus sebagai sahabat dekat Prisil.

Prisil membisikkan sesuatu begitu sampai disamping Vita.

"Yang kaya kan keluarga gw. Bukan gw."

Prisil menepuk-nepuk bahu Vita lalu berjalan masuk ke dalam Cafe. Vita hanya tersenyum melihat kelakuan Prisil.

♥♥♥♥♥

Prisil mengedarkan pandangannya. Cafe milik keluarganya masih cukup ramai meskipun jam sudah menunjukkan pukul 21.00.

"Sil, buatin 1 Hot Cappucino!"

Prisil mengangguk dan langsung membuat minuman tersebut.

Menjadi anak pemilik Cafe bukan berarti membuat Prisil bebas bersantai begitu saja. Dia wajib membantu para staff Cafe untuk menyiapkan pesanan pembeli. Hal ini adalah kebijakan Papanya, Farhan, agar Prisil tidak tumbuh menjadi gadis yang manja.

Cappucino LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang