Biasanya pertemuan pertama tidak terlalu berkesan tetapi biasanya pula pertemuan pertama menjadi hal yang paling di ingat
.
.
.
"Oi jangan kabur" ku kejar pria itu sangat jauh. Lingkungan rumah ini sangat sepi saat malam hari. Eh maaf lingkungan rumah ya bukan perumahan. Setelah jauh mengejar akhirnya ku dapatkan dia "hap dapat" ujar ku.
Ku gendong tubuh mungil-nya yang hampir saja ter-tabrak mobil, pikir ku ternyata tidak. Yang pikir dia maling atau sejenisnya maaf anda tertipu karena dia adalah adik tetangga ku yang sedang di titipkan beberapa hari di rumahku. Oh tidak, mobil tadi masuk ke gang rumah ku. Aku segera menjauh dari mobil itu. Dan, kenapa tiba - tiba banyak sekali yang lewat? Sepeda melintas dengan seorang pria sebagai penumpangnya. Dan terlihat sangat tua. Tidak tidak terlalu tua mungkin beda 1 atau 2 tahun dari ku. Ku tatap dia lekat lekat. Gak kenal.
Oh tuhan ternyata dari tadi aku nge-lihat dia dan intinya dia juga nge-lihat aku. Kepalanya miring kaya-nya salah tidur atau kepalanya keberatan sebelah, benjol kali. Kubuang pandangan berpura pura gak peduli. Tapi ok, dia ganteng gak pake banget dikit doang eh gak deng sedang pokoknya bodo amat. Tapi dia ganteng cool gitu
"Ayo masuk"
Ku bawa adikku masuk lalu aku masuk kamar
"Lupa-in, lupa-in, lupa-in" ucap ku lalu tidur
YOU ARE READING
Matahari Dan Hujan
Teen Fiction"Aku Cinta Kamu" Satu kata yang tak bisa mengacaukan perasaan Cia. Semua orang kecuali satu orang. Satu orang yang disukainya. Bagaimana bisa gadis yang selalu mengeluarkan keringat paling banyak ini menyukai pria yang bahkan tidak paling tam...