Kau masih tidak mengerti juga? Aku bisa gila karena mu
.
.
.
"Thalita apa kau sudah selesai?" tanya David, Cia melihat ke arah David dan tersenyum "udah".
Mereka mendekat ke arah Cia, Felix sudah pergi dari sana sedangkan Cia tadi sedang membereskan dan meletakkan kembali basket ke ruang peralatan olahraga. "Kalian kenapa masih di sini?" tanya Cia
"Kami menunggu mu, ayo pulang akan ku antar"
Cia menatap Helios tidak yakin, "dengan sepeda?"
"Ya, kau tidak suka?"
"Bukan begitu, aku akan duduk dimana? Tidak ada bangku untuk penumpang di sepedamu"
"Lupakan itu, pulang dengan ku saja" ujar David
"Dari pada memilih, lebih baik aku pulang sendiri. Lagi pula aku tidak ada niatan untuk nebeng"
"Ayolah Cia, ini sudah jam 8, kau yakin akan pulang sendiri? Dengan pakaian itu? Dengan wajah seperti itu?" ujar Helios membujuk
"Kenapa dengan wajahku? Apa aku mirip hantu?"
"Lupakan"
David dan Helios saling bertatapan, mereka bisa serentak mengatakan lupakan seolah itu sudah di rencanakan, padahal itu juga bukan perkataan yang mudah dikatakan secara bersamaan. Cia hanya tersenyum melihat ternyata mereka cukup akur, tetapi senyumnya erubah menjadi ekspresi malu saat tiba – tiba perutnya berbunyi
"Kau sudah lapar, ayo pulang dengan ku saja biar cepat"
David menepuk nepuk kursi belakan motornya, "sejak kapan kau menaiki motormu?" tanya Helios
"Apa kau tidak menyadarinya?"
"Tidak aku bahkan baru sadar kau itu ada saat kau mengajak Cia pulang"
"Siapa nama mu?"
"Helios, kenapa?"
"Tidak, aku belum tau nama mu"
"Aku juga"
"Namaku David"
"Aku tidak perlu tau, kan?" Helios menatap David dengan yakin, dia tau pasti apa yang di katakannya. Cia tersenyum mencoba menahan tawanya, tidak ada yang lebih berani kepada ketua osis selain Helios dan Rani di sini. Biasanya Ranilah yang akan seperti itu, atau bahkan jika dia ada di sini, pasti dia akan tertawa dengan keras
"Aku lapar, ayo kita cari makan dulu"
Helios dan David melihat ke arah Cia, "kau yakin tidak akan langsung pulang?" tanya David
"Ya, ini sudah jam 8, aku tidak akan sempat makan jika menunggu sampai rumah dulu karena aku akan masak lebih dulu dan itu akan makan waktu yang sangat lama, lagipula aku sangat ingin pergi makan dengan teman – temanku dan ini adalah satu – satunya peluang karena mama tidak pernah setuju"
"Ya sudah, kita cari cafe saja, gak mungkin restorankan?" David berjalan lebih dulu sambil menenteng motornya. Mereka memilih untuk berjalan kaki agar mereka bisa menyetarakan jalan mereka
.
.
.
"Ku rasa aku akan pesan Moccacino dan Pancake spesial, berikan tiga" ujar Cia. Cia pindah dan menunggu di sana untuk mengambil pesanannya, tak beberapa lama pesanan itu selesai dan Cia menuju ke meja nya setelah selesai membayar
YOU ARE READING
Matahari Dan Hujan
Teen Fiction"Aku Cinta Kamu" Satu kata yang tak bisa mengacaukan perasaan Cia. Semua orang kecuali satu orang. Satu orang yang disukainya. Bagaimana bisa gadis yang selalu mengeluarkan keringat paling banyak ini menyukai pria yang bahkan tidak paling tam...