7. Gelang

7 1 0
                                    

Perhatianmu membuatku seolah sedang kau hina

.

.

.

"Cia? Gila ni anak sekali nanyain cewek langsung Cia"

Tiba – tiba Cia datang

"Aku? Kenapa?" tanyanya

"Gak dia nanya Cia itu siapa?"

Cia melihat ke arah Helios dan menaikkan alisnya

"Tumben, biasanya gak pedulian"

Daniel menunjuk ke arah Cia

"Benarkan"

Cia menatap Daniel sinis

" ini Cia" ujar Cia

Ditunjuknya dirinya sendiri sambil tersenyum lalu pergi dari sana

"Itu Cia, kenapa nanya?"

"Soalnya kalian manggil Cia padahal namanya Thalita"

"Dulu kami juga manggil Thalita, dia juga anak baru, lebih tepatnya telat masuk, soalnya dia Cuma telat 3 hari doang"

Helios hanya manggut – manggut ngerti

"Cantik" ujarnya

"Cie sama cewek depan"

"Aku Cuma bilang cantik"

"Bisa jadi kan"

Mereka akhirnya duduk karena buk Hana datang, Helios dapat melihat Cia saat ingin berjalan ke tempat duduknya, Cia sedang menatap jendela menuju ke lapangan basket

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk dari luar membuat seluruh orang melihat ke pintu, terdapat Aldo di depan pintu sambil memegang bola basket. Cia segera berlari keluar kelas

"Kenapa baru sekarang di kasih nya"

"Tadi kami ada pelajaran olah raga basket"

"Oh ok terima kasih"

Cia mengambil bola tersebut dan tersenyum

"Bye"

Aldo pergi dari sana dan Cia pun masuk untuk melanjutkan pelajaran . Cia melihat Helios melihatnya, maka Cia tersenyum dan duduk

Tak berapa lama pintu kembali di ketuk

"Rani ada rapat osis, oh iya Cia ke sini dulu" ujar David

Cia kembali berlari

"Nih"

Di pasangkan oleh David gelang karet yang lebar tetapi tipis. Gelang itu kebesaran di lengan mungil Cia

"Kebesaran gak papa?"

"Haha gak papa kok, tapi kenapa?"

"Tanda terima kasih tau orang lain ya aku yang kasih"

"Tunggu"

Cia melepas gelang yang diberikan oleh David tadi

"Kenapa?"

"Tadi aku gak pakai gelang, kalau tiba – tiba pakai orang bis tau"

"Oh"

Ranipun datang

"Halo Cia" sapa Rani

"Halo Rani, kalau gitu aku kekelas dulu ya kak"

Cia segera masuk

"Kau ska Cia?"

"Gak lah"

"Kok jawabnay kaya jijik gitu, awas aja jangan mainin dia"

Rani berjalan mendahului David

"Ehm"

Cia menoleh ke buk Hana

"Tadi Aldo, sekarang David, jangan pacaran di sekolah ingat itu" ujarnya

"Cie ibuk cemburu ya"

"Kenapa ibuk harus cemburu sama kamu?"

"Siapa bilang sama saya? Ibuk cemburu dengan mereka ya?"

"Ck sana kamu duduk"

"Cie marah nanti Cia beliin es krim deh'

"Saya gak suka"

"Tapi Cia suka"

"Kan kamu"

"Tapi yang Cia suka bukan Es krimnya, tapi ibuknya"

"Agh" sorak satu kelas

Mereka berteriak seolah mereka lah yang sedang di goda oleh Cia. Sedang kan buk Hana diam – diam tersenyum dengan suara Cia yang dibuat buat seolah dia adalah anak kecil dan juga gombalan – gombalan nya. Saat dia tersadar bahwa dia hampir kalah dia segera merubah mimik wajahnya menjadi marah

"Hei" tegurnya

"Ups kabur"

Cia segera berlari ke tempat duduknya dan duduk dengan tenang

Matahari Dan HujanWhere stories live. Discover now