Aku suka kau, kau suka dia, dan dia suka kau. Oh tebak siapa yang harus mengalah
.
.
.
"Cia oper sini"
Aku melirik ke arah Aldo. Tidak bisa, mereka terlalu tinggi dan kini aku di kepung oleh tim kak David. Di depan ku ada kak David. Ku lirik ke belakang sekilas, ada celah
"Nih"
Ku tawarkan bola basket pada kak David. Saat dia hendak mengambil bola, dia tersenyum kepadaku. Segera ku lempar bola ke belakang dan bola masuk ke keranjang lawan. Aku berbalik arah membelakangi kak David. Ku lihat kak David dan tersenyum
"Semoga berhasil"
Aku berlari, baru sebentar aku berlari aku dapat merasakan kak David berlari mengikutiku. Tak berapa lama permainan selesai, poin tetap sama
"Cia, jika sudah selesai ayo ke kantin"
Aku segera berlari ke arah Rani
"Bentar, aku mau bicara sama kak David dulu"
Ku lihat Dasya"Kak David" teriak Dasya lalu berlari
"Ada apa?"
"Cie, cemburu, Dare yang kemarin"
Aku mengangguk paham dan mulai berjalan me-nyetara kan Rani
"Rani, aku mau tanya sesuatu"
"Hm? Tanya apa?"
"Kan masalah gini-an aku baru nih, kalau cinta bercabang itu mungkin gak?"
Rani menatap ku dari atas sampai bawah dengan tatapan sinis
"Gak mungkin" ujarnya
Aku mengangguk dan tersenyum
"Menurut mu adoy suka dengan aku gak?"
"Adoy? Tentu, setidaknya akan"
Rani mencubit pipiku dan tersenyum. Aku tidak dapat marah karena Rani melakukannya dengan seyum-an, jadi aku hanya ikut tersenyum
"Aku akan pilih tempat duduk dan kau akan memesan makanan"
"Ok"
Ku pilih tempat duduk di bagian tengan dan dekat dengan luar. Tak lama kemudian Dasya datang dan tersenyum
"Apa reaksinya?" tanya ku
"Terkejut"
Aku cemberut, pupus sudah harapan ku. Ku garuk kepala ku yang sebenarnya tidak gatal sama sekali
"Aku akan pergi memesan makanan dulu"
"Ok"
Ku tunduk kan kepalaku dengan tangan sebagai tumpuan
"Tuk"
Kepala ku di jentik, waktu ku lihat ternyata Rani lah pelakunya
"Ini, kalau sakit UKS aja"
"Makasih, gak kok"
"Dasya lama banget sih"
"Hallo" ujar Dasya tiba – tiba datang
Ku lirik Dasya lalu ku santap bakso ku dengan lahap
"Aku rasa kak David suka dengan Cia"
Aku tersedak mendengar ucapan Rani yang tiba – tiba
"Kenapa?" tanya ku
"Kau tau? Tadi kak David tersenyum kepada mu
"Pft, ya lalu? Aku tau soal itu"
"Bukan, saat kau berbicara tadi, saat kau lari dia tersenyum dan berlari mengejar mu"
"Kalau begitu, ku rasa tidak, kak David tersenyum mungkin karena mengira aku memberi kesempatan ke padanya, lalu dia berlari mengejar bola bukan mengejar ku"
Rani tampak terkejut dan di buang nya nafas dalam – dalam
"Ya'ah" keluhnya
Aku bingung yang suka dengan kak David sebenarnya siapa? Dia atau aku?
"Dasya, kau tidak ada niat untuk masuk Osis?"
"Gak"
Aku menaikkan alis ku dan melirik ke sekitar, sedangkan Rani sudah menjatuhkan kepalanya ke meja saat mendengar kata "gak" dari Dasya. Sepertinya kebanyakan yang berada di kantin anak cewek ya? Karena yang terlihat dari tadi hanya kepala – kepala berambut panjang dan diikat, alau aku gak.
"Thalita" ujar seseorang "gak masuk kelas? Udah mau bel masuk. Nih minuman, sebagai tada terima kasih"
Aku tersenyum lalu melihat ke arah kak Lisa, entah kenapa setiap kak David memberikan aku minuman fokus ku selalu ke kak Lisa, seperti ada aura yang gelap dan menusuk
"Sinis amat tu mata, pengen di congkel rasanya"
Seluruh yang ada di sana menatap ke Rani
"Sst"
Ku berikan isyarat pada Rani untuk menjaga mulutnya. Sepertinya kak David juga sadar karena saat ku lihat, dia sedang menatap ke arah kak Lisa dan di balas senyuman manis oleh kak Lisa, rasanya sakit. Aku berdiri secara tiba - tiba
"Em aku ke kelas dulu ya, aku belum selesai tugas ku"
Kak David segera menatap ke arah ku, aku tersenyum sebentar padanya lalu pergi dari sana. Aku dapat mendengar suara kak David yang berteriak memanggil ku, tetapi tidak ku gubris. Mungkin dia berteriak karena minuman yang di berikan nya kepada ku tidak ku ambil, tetapi ini memang serius jika tugas yang di berikan oleh buk Dike tidak segera ku kerjakan, aku akan kena marah.
YOU ARE READING
Matahari Dan Hujan
Teen Fiction"Aku Cinta Kamu" Satu kata yang tak bisa mengacaukan perasaan Cia. Semua orang kecuali satu orang. Satu orang yang disukainya. Bagaimana bisa gadis yang selalu mengeluarkan keringat paling banyak ini menyukai pria yang bahkan tidak paling tam...