O5

95 28 3
                                    

dabel karena aku lg gabut
kembali ke chapter 4 ya.

...

bel pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu. jiha tengah berjalan keluar gerbang untuk menunggu bus. dia harus bekerja. sebenarnya diam-diam. kalo nana tau, dia pasti gak dibolehin.

tapi, seseorang yang berdiri di depan gerbang dengan motornya membuat langkahnya terhenti. dia enggan bergerak. sosok itu menatapnya dalam diam. membuat jiha harus berjalan lebih cepat.

"JIHA! JIHA!"

jiha melewatinya dengan cepat. menerobos gerombolan siswa dan memasuki bus dengan tergesa.

si gadis menggigit bibir bawahnya, menahan tangis. dia gak tega ninggalin jeongin, tapi dia juga gak boleh terlalu dekat sama jeongin atau dia akan semakin banyak menerima luka.

jiha takut.

...

nana sudah berganti pakaian menjadi seragam kerjanya. rambutnya dicepol dan kemudian bergegas membawa nampan dan buku catatan.

nana bekerja lagi setelah lelah sekolah.

sebuah lonceng membuat sebagian orang menoleh ke pintu. disana nana dapat melihat kalau hyunjin tengah masuk dan duduk di ujung cafe. posisi terbaik karena posisi itu membuat kita jadi bisa melihat seisi ruangan.

nana berjalan mendekat.

"coffe latte"

setelah mengatakan pesanannya, hyunjin duduk. minumannya sudah berada di meja sejak beberapa saat yang lalu. bukan nana yang mengantar karena sedari tadi pandangan hyunjin tidak bisa lepas dari sosok nana.

waktu berlalu dengan sendirinya. hyunjin mengabaikan berbagai pesan dan telpon yang masuk ke hpnya. sekarang udah hampir senja dan cafe sudah hampir tutup.

nana menghela napas. hyunjin selalu mengganggunya. bahkan hyunjin duduk berjam-jam hanya untuk memperhatikannya. apa hyunjin tidak punya kerjaan yang lebih bermutu?!

jam 8 malam, hyunjin tetap mengikuti nana yang tengah berjalan di pinggir. kakinya melangkah menuju bus. nana hanya bersikap seolah tidak tahu dan terus berjalan.

langkah hyunjin terhenti ketika seseorang menghampiri si gadis.

"nona, ada seseorang yang mengikuti mu di belakang"

nana tersenyum. dia mengangguk.

"aku tahu. dia teman ku"

"ah begitu. saya pikir orang jahat"

"bukan. terima kasih"

orang itu berjalan pergi. hyunjin yang tidak dapat mendengar pembicaraan mereka hanya mengernyit. dia mempercepat langkahnya dan menghampiri nana.

"siapa?"

"orang"

"siapanya lo?"

"dia bilang kalo ada yang ngikutin aku"

hyunjin hanya diam. membiarkan nana yang duduk di halte. sementara dia berdiri sambil bersandar pada tiang halte. tidak ada pembicaraan. mereka pun tidak hanya berdua.

"ini bukan bus kearah rumah lo"

"bukan urusan kamu"

nana naik. dia tidak tahu kalau hyunjin juga akan mengikutinya masuk. pria itu duduk di samping nana. sekali lagi mengabaikan hp nya yang bergetar.

"gausah ikutin aku lagi"

"gue cuma pengen ngejagain lo"

nana menghela napas. dia menoleh kearah luar jendela. membiarkan hyunjin yang tengah memperhatikannya dari samping.

...

🖇FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang