O6

93 25 15
                                    

jangan lupa vote dan komen
unpub atau jangan?

...

hyunjin berjalan memasuki rumahnya. menatap shua yang tengah menatap dengan tatapan kesal dan merajuk. toh, selucu apapun shua memberikan mimik wajah, hyunjin juga tidak akan tertarik.

dia langsung aja naikin tangga buat ke kamarnya. pria itu menghela kemudian memasuki kamar mandi.

pintu terbuka, menampilkan sosok shua dengan pakaian minimnya. dia terpesona dengan kamar rapi hyunjin. dia gak pernah masuk ke kamar hyunjin dan ini pertama kali.

"kayaknya kalo gue udah jadi istrinya hyunjin bakal betah banget"

dia menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka. menampilkan hyunjin dengan celana bahannya tanpa atasan. sedikit merona karena hyunjin terlihat begitu sexy setelah mandi.

"ngapain lo ke kamar gue?"

"nyamperin lo"

"keluar"

"gamau"

"makin lama lo makin gatau batasan lo ya shua. gue bukan pacar lo!"

"bentar lagi kok!"

"GUE BILANG KELUAR YA KELUAR!"

shua tidak gentar. dia menghampiri hyunjin. menarik hyunjin buat duduk di sofa. menduduki paha keras itu. membuat hyunjin mengeraskan rahangnya menahan amarah.

"shua..."

hyunjin mendesis. shua sudah benar-bebar keterlaluan.

"hyunjin~ lo gamau nyentuh gue?"

shua memberikan intonasi menggoda di kalimatnya. hyunjin menggeram marah ketika shua memainkan jari di dada polos tanpa busananya.

"cukup shua!"

hyunjin menjauhkan shua dan menariknya buat keluar kamar. dia menatap shua tajam.

"gue gatau kalo lo semurahan ini"

blam

hyunjin menutup pintu kamarnya kencang. tidak lupa menguncinya tepat dihadapan shua. si gadis mendecak tidak terima dengan perlakuan hyunjin.

dia berbalik dan menemukan yeji, kembaran hyunjin, yang tengah menatapnya dengan senyuman sinis.

"ck ck ck, kasian deh. udah ngelakuin cara murahan, di tolak lagi"

yeji menghela napas. dia berjalan dan berhenti tepat di samping shua. membisikkan kalimat yang membuat shua benar-benar jengkel.

"hyunjin gak bakal tergoda sama cewe murahan kaya lo. selera hyunjin tinggi"

setelahnya yeji meninggalkan shua dengan segala amarahnya disana.

"awas aja kalo lo bakal jadi penghalang buat gue sama hyunjin, hwang yeji"

...

nana bangun pagi-pagi sekali karena dia harus menyiapkan sarapan dan bekal buat dia sama jiha. padahal dia tadi malam tidur lumayan larut karena harus belajar buat ulangan besok.

jiha yang emang gabisa denger suara sekecil apapun, pasti bangun. suara dari dapur bikin dia takut. dengan sebuah sapu di tangan, dia berjalan ke dapur. terkejut ketika melihat nana yang tengah bergelut sama barang masakan.

"pagi banget kak"

nana menoleh.

"loh, kaka ngebangunin kamu ya?"

jiha senyum. dia duduk di meja makan. memperhatikan nana yang tengah memasak.

"kita bawa bekal?"

nana menoleh kemudian mengangguk.

"maaf ya, kaka belum bisa bayarin uang makan siang kamu di sekolah. jadi kamu bawa bekal aja dulu"

jiha senyum sampai matanya menghilang. dia mengangguk.

"gapapa kok, masakan kaka lebih enak daripada makanan kantin"

nana senyum. dia bersyukur jiha bisa menerima kehidupan mereka yang kekurangan. nana juga melihat usaha jiha buat dapet beasiswa buat lanjutin ke senior high school.

dia gamau bikin beban nana makin nambah dengan bayar uang bulanannya juga.

...

🖇FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang