11

81 22 1
                                    

jangan lupa vote dan komen

...

nana mendudukkan dirinya di kelas. menghempaskan kepalanya di atas meja. lelah dengan semuanya. sempat dia berpikir buat nyerah, tapi dia masih punya jiha. ada jiha yang masih perlu di jaga.

nana meraih hp nya yang sengaja dia tinggal di kolong meja. ada banyak pesan dan telpon dari wali kelasnya jiha.

dia mengernyit. mengabaikan dengungan telinganya dan menelpon waliskelasnya jiha.

"halo bu. ibu nelpon saya?"

"iya nak. ibu mau ngabarin kalo jiha masuk rumah sakit"

"j-jiha masuk rumah sakit?! kenapa bu?!"

"jiha di jatuh dari tangga sekolah karena di dorong sama temannya"

nana merasa napasnya mulai tak fokus.

"s-saya kesana"

nana langsung merapikan tasnya kemudian langsung berlari. dia harus ke rumah sakit secepatnya.

...

"masih galau?"

han menghampiri seungmin yang menemani hyunjin yang tengah termenung.

"iye. gak bicara sampe sekarang"

han mendengus. hyunjin persis kaya cowo yang lagi patah hati. mereka emang lagi nongkrong di pinggir lapangan abis latihan basket. anak-anak yang lain juga masih di pinggir lapangan.

"eh, nana kan tuh? tumben masih di sekolah"

hyunjin langsung mendongak. dia langsung berlari menghampiri nana yang tengah terburu.

"nana!"

nana menghentikan langkahnya. menatap hyunjin yang tengah berlari kearahnya.

"lo kemana aja? gue nyariin"

"a-aku harus ke rumah sakit sekarang. a-aku duluan"

"lo mau ke rumah sakit dalam keadaan kayak gini?"

nana diam. menatap hyunjin yang tengah menatapnya khawatir. dia membiarkan hyunjin yang membawanya ke sisi lapangan. membuat dia ragu karena disana ada temen-temennya hyunjin. apalagi dia sendiri.

mereka duduk sedikit jauh.

"lo kemana aja?"

"di kelas"

"bohong. gue cariin ke kelas gaada"

nana diam. dia tidak berniat menyahut. hyunjin yang tidak ingin memaksakan berdiri buat ngambil tasnya kemudian kembali duduk di depan nana.

"kening kamu kenapa?"

"kejedot lemari"

hyunjin terkekeh. membuat nana ikut tersenyum walaupun dia masih khawatir sama keadaan jiha. tangan hyunjin bergerak lincah buat ngelus kening nana yang memerah.

"terus bibirnya?"

"bibir aku kering, jadi luka"

hyunjin hanya menerima alasan nana. tidak ingin memaksa. dia mengelus pipi nana, tapi langsung di tahan dengan ringisan sang gadis.

"malu"

lagi. hyunjin masih juga percaya.

"kenapa panik?"

"adek aku, jiha masuk rumah sakit"

"kok bisa?"

"ja-jatuh dari tangga, di dorong sama temennya"

tanpa nana sadari, air mata mulai mengalir. membuat hyunjin menatapnya lekas. pria itu lekas menghapus air matanya nana.

"katanya mau ketemu jiha. kok nangis?"

"khawatir, hyunjin"

"iya gue paham. makanya puas-puasin dulu nangisnya. baru pas ketemu jiha jangan nangis, nanti jihanya ikutan nangis"

nana mengangguk kemudian menunduk. menyembunyikan tangisnya. sementara tangannya di genggam erat sama hyunjin.

hyunjin sadar. alasan yang nana berikan tidak masuk akal dan dia paham betul kenapa nana tidak mau menerima elusan tangannya di pipi. pasti ulah shua. dia yakin.

"anjir, sejak kapan mereka deket?"

"ternyata bener ya kata orang, sesuatu yang udah jadi milik orang lebih menggoda. gue baru sadar nana secantik itu"

seperti itulah gumaman anak-anak lain yang lagi merhatiin mereka.

...

🖇FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang