Aku tidak bisa menjauh dari tempat ini. Mungkin ini adalah tempat untuk menyelesaikan masalah.
"Ladeva?" Sapa seseorang.
"Maaf Anda siapa?" Tanyaku.
"Dev gue minta maaf." Katanya.
"Maaf untuk apa? Gue gak kenal sama lo. Sorry." Ucapku.
"Dev." Katanya.
Aku langsung pergi dari tempat ini. Aku tidak mau menambah masalah. Dia juga sudah aku anggap sebagai orang asing.
---
"Livia." Sapaku.
"Iya. Eh Deva yah?" Tanya Livia.
"Iya. Kamu pernah amnesia?" Tanyaku.
"Iya. Kenapa?" Jawab Livia.
"Gak, sama seperti aku. Teman." Jawabku sambil mengulurkan tangan.
"Teman." Kata Livia sambil mengulurkan tangan.
"Duluan ya." Kataku.
"Iya hati-hati." Kata Livia.
---
Berpura-pura memang melelahkan. Menghapus kenangan memang sulit. Aku pernah merasakan keterpurukan dalam hidup ini. Saat ini aku pun masih merasakannya. Lari dari masalah memang bukan solusi. Justru akan menambah masalah. Aku berharap semuanya akan terselesaikan, justru membawaku mengenang masa lalu yang teramat pedih bagiku.
"Ma aku ingin pindah sekolah." Pintaku.
"Kenapa? Kamu kan baru masuk sekolah. Gak betah?" Tanya mama.
"Iya aku gak betah." Jawabku.
"Sayang jangan seperti itu ya. Cerita masalahnya dong sayang!"
"Aku gak mau ingat yang dulu, masa aku sekelas sama Anjar. Aku gak mau ma. Aku pengin pergi." Kataku.
"Sayang setiap orang itu punya masalah. Tuhan tidak akan menguji hambaNya melebihi batas kemampuannya. Kamu hadapi masalahmu, selesaikan nak! Jangan lari gitu aja! Kalau kamu lari sampai kapanpun masalah ini akan terus mendampingimu. Ini adalah kesempatan kamu untuk menyelesaikan masalah, bukan malah menghindar. Mama percaya kamu bisa hadapi masalahmu." Kata Mama.
"Tapi, aku gak percaya bisa menyelesaikan ini ma."
"Kamu harus percaya kamu bisa. Semangat, jangan pesimis." Ucap Mama.
"Iya aku akan berusaha." Kataku.
Tertekan? Jelas. Tapi Mamaku selalu menyemangatiku. Memang mungkin ini kesempatan untuk memperbaiki semuanya.
---
Di sekolah
"Tunggu." Kata Gavin.
"Ada apa?" Kataku.
"Deva rumahmu dimana?" Tanya Gavin.
"Kepo." Jawabku sambil memalingkan muka.
"Santai dong." Kata Gavin.
"Gue juga santai kali." Ucapku.
"Gavin." Teriak Kak Inggrit.
"Iya ada apa Nggrit?" Tanya Gavin.
"Kantin yuk!" Ajak Inggrit pada Gavin.
"Lah ini mau ke kantin." Kata Gavin.
"Gak ngajak-ngajak. Jahat lo." Kata Inggrit.
"Sorry." Kata Gavin.
"Hai!" Sapa Kak Inggrit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Menuntun [COMPLETE]
Teen FictionPerjalanan seorang gadis amnesia yang berusaha menjauh dari masa lalunya. Namun, bayangan itu selalu mengiringi setiap langkahnya. Akhirnya, dia pergi untuk menata hidup baru. Masalah pun menemani hidupnya. Akankah dia terbebas dari masalahnya? Sem...