MENUJU PENANTIAN

90 41 5
                                    

Semua orang pasti akan berubah pada masanya. Kenyataan juga akan terlihat. Bersiaplah menghadapi kenyataan!

       Hari telah berlalu. Aku bergegas untuk pergi ke sekolah. Seperti biasa, aku selalu saja bertemu Kak Arjuna.

"Eh ketemu lo lagi." Kata Kak Arjuna.

"Ada apa sih kak? Kenapa kakak selalu menggangguku." Tanyaku.

"Gue gak ganggu." Jawab Kak Arjuna.

"Lah ini kakak ganggu aku. Setiap pagi pasti aku selalu bertemu kakak disini. Aku terganggu dengan semua ini kak." Kataku.

"Oh gue ganggu lo yah. Padahal lo yang ganggu hidup gue." Kata dia.

"Maksud  kakak apa?" Tanyaku.

"Lo fikir aja sendiri." Jawabnya dengan cuek.

"Apa sih kak? Kakak sok cool banget padahal tampangnya pas-pasan." Kataku.

"Lo ngomong apa? Berani-beraninya ngomong gitu ke ketua OSIS. Lo gak ingat apa yang udah bebasin lo dari hukuman upacara? Memang tampang gue pas-pasan, tapi nyatanya banyak yang ngefans ke gue. Lo aja yang gak tau kegantengan gue. Sedangkan lo cantik, pinter, eh malah sama Gavin yang sok baik." Kata Kak Anjar.

"Sebelumnya terima kasih ya udah bilang gue cantik. Nih kak gue kasih tau, Gavin itu emang baik, ganteng beda sama kakak. Dia juga jago bikin puisi." Ucapku.

"Fisik itu gak penting, yang terpenting adalah hatinya." Kata Kak Anjar.

"Terserah kak." Kataku.

Dia tidak menjawab. Dia terlalu sibuk dengan gadgetnya. Dia pun berlalu pergi.

Dia tidak menghiraukan aku, aku pun pergi ke mading untuk membaca puisi karya R-D. Ternyata memang dia menulis puisi seperti biasanya.

Yogyakarta, 10 September 2018

Pandang
R-D

Dari meja ini
Ku perhatikan setiap gerakmu
Ku dengarkan apa yang kau ucapkan
Ku ingin mata kita bertemu
Agar ku lihat keadaanmu
Ku tatap wajahmu
Kau pun menoleh ke arahku
Aku melihatmu berbahagia
Aku teramat senang
Mengapa engkau bangkit dari kursi itu?
Kembalilah, aku belum puas melihatmu

"Bucin banget. Puisi ini buat aku bukan yah?" Ucapku dalam hati.

Yogyakarta, 18 September 2018

Pandang 2
R-D

Dari sudut ruangan ini
Berteman novel misteri
Aku memandang wajahmu
Begitu nyaman dipandang
Namun, semua itu percuma
Dia datang menganggu ketenanganmu
Aku benci dia
Tapi, mengapa kamu bahagia?
Akankah kau kembali bersamanya?
Kau tak bisa menghargaiku
Aku membencimu

"Sepertinya ini bukan buat aku deh." Kataku.

Aku menuju ke kelas.

Sesampainya di kelas,

"Dev lo udah baikan sama Anjar?" Tanya Zavita.

"Baikan untuk apa? Kita kan gak ada masalah." Jawabku.

"Oh, gue kira yang kemarin itu masalah." Kata Zavita.

“Gue kan gak nyakitin dia.” Kataku.

Tut tut

+6281325654212

Puisi yang di mading itu buat lo Dev. Gak peka banget sih jadi cewe.

Semesta Menuntun [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang