Aku yakin ingatanku belum pulih seluruhnya. Bantu aku memulihkannya!
Sinar matahari menusuk kulitku. Kicauan burung nan merdu menyambut hariku. Tetapi hal tersebut membuatku enggan untuk bangkit. Memang pagi selalu datang di tempat yang sama tetapi selalu menawarkan cerita yang berbeda. Setelah kejadian kemarin aku putuskan untuk tidak berangkat sekolah.
"Dev bangun! Nanti kamu terlambat." Pinta mama.
"Deva gak berangkat sekolah Ma." Kataku.
Mama pun masuk ke kamarku.
"Berangkat sekolah ya please! Kamu gak sakit kan?"
"Gak, tapi males mau sekolah."
"Berangkat ya. Selesaikan masalahmu!"
"Yain."
Aku pun bangkit dari kasur nan empuk ini. Akhirnya aku berangkat sekolah.
Memang mamaku seperti itu. Ia selalu memintaku untuk segera menyelesaikan masalahku. Dia adalah penyemangatku.
---
Di sekolah,
"Devaa." Sapa Gavin.
"Eh lo lagi. Ada apa sih? Gak usah ganggu gue deh!" Kataku.
"Gue mau minta maaf, lo harus tau semuanya. Sebenarnya kita itu..." Kata Gavin.
"Stop kak! Gue tau gue pernah amnesia. Lo juga tau kan kalau gue punya penyakit? Jadi, tolong jangan membuat gue drop. Oh ya, kebetulan lo ada di sini. Gue pengin kita putus. Biar lo sama Inggrit bebas pacarannya. Biar Inggrit gak dikira PHO." Kataku sambil berlalu pergi.
"Dev tolong dengerin penjelasan gue!"
Sontak siswa-siswi yang berada disini melihat ke arahku dengan wajah penasaran.
Aku tidak mempedulikan tatapan mereka. Yang ada di otakku adalah kenapa aku bisa mengatakan hal bodoh itu? Padahal aku masih sangat mencintai dia. Harusnya aku percaya sama dia. Sejujurnya aku ingin mempertahankan hubungan ini. Tapi tingkahnya dulu membuatku gelap hati. Rasanya tak sudih melihat wajah lelaki brengsek itu.---
Di kelas,
"Kok berangkat sekolah Dev?Katanya mau libur." Kata Anjar.
"Disuruh Ibu gue. Biar masalahnya cepet selesai."
"Kalo punya masalah jangan lari, kan gak jadi buronan." Ejek Anjar.
Jujur aku sangat nyaman berada di dekat Anjar. Dia masih saja peduli walaupun aku telah menyakiti dia.
"Njar tolong maafin gue."Ucapku dalam hati.
---
Alhamdulillah jam kosong. Saatnya untuk mengelilingi sekolah ini. Mencari tahu aktivitas Gavin tepatnya.
Sesampainya di mading mataku terfokus pada suatu puisi.
To : Devaa
Bandung, 12 Januari 2018
Memori Senja
R-DSenja...
Kala itu aku menemukan sosokmu
Senyum semanis madu
Mata indah berbinar
Pipi merah merona
Lesungmu teramat ku ingat
Wajahmu indah nan rupawan
Rambut panjangmu menari bersama angin
Menyatukan keselarasan senja nan indah
Bersama senja kita mengikrarkan janji
Janji hanya pemanis"Aku sepertinya pernah membaca puisi ini deh." Kataku sambil berusaha mengingat-ingat.
"Udahlah Dev gak usah dingat-ingat!" Pinta Anjar.
"Yakin itu buat lo?" Tanya Ginara.
Belum sempat menjawab tiba-tiba
"To: Deva? Sepertinya ini dari Gavin deh." Kata siswa kelas 10, aku juga gak tau namanya siapa.
"Kok Gavin? Apa hubungannya?" Tanya siswa lainnya.
"Oh iya, kalian gak tau yah. Ternyata Gavin pacarnya Deva loh. Tadi baru saja putus. Kasihan banget yah Kak Inggrit." Ucap siswa tadi sambil meninggikan nada bicaranya.
Aku langsung pergi dari tempat ini. Aku risih jika harus mendengar tentang Gavin.
"Lo beneran pacarnya Kak Gavin?" Tanya Ginara tak percaya.
"Iya Gin." Jawabku.
"Berarti yang lo ucapin waktu MPLS itu nyindir kak Gavin? Pantes ada yang aneh." Kata Zavita.
"Bukannya lo sama Gavin udah putus yah?" Tanya Anjar.
"Gue masih sama Gavin Njar."
"Berarti gosip yang dulu gak bener yah." Kata Anjar.
"Gosip apa sih Njar?"
"Gue udah rada lupa sih. Udahlah lupain aja Dev." Kata Anjar.
Aku sama Gavin udah putus? Tapi seingatku masih pacarnya Gavin. Apa maksud Anjar yah? Apa aku belum ingat sepenuhnya?
---
"Livia." Sapaku.
"Iya Dev, ada apa?" Tanya Livia.
"Lo deket kan sama Kak Inggrit?"
"Lumayan."
"Kak Inggrit sama Kak Gavin udah lama pacarannya?"
"Udah Dev, dari awal kelas 10."
"Oh oke makasih atas infonya. Lo mau ikut ke kantin?"
"Gak ah males. Sudah bawa bekal juga."
"Oh ya udah. Gue ke kantin dulu ya."
"Yoi." Kata Livia.
Ternyata mereka udah lama yah. Jahat banget sih kamu ke aku Gav? Apa salah aku? Memang apa istimewanya Kak Inggrit?
Kalian tau gak sih bagaimana rasanya jadi aku? Rasanya hancur banget. Apalagi sudah hampir satu tahun aku tercampakan. Tapi entah mengapa rasa cinta itu masih ada. Apalagi kenangan indah saat kita bersama selalu berputar di otakku. Tetapi rasa benci ini juga ada. Rasanya enggan untuk bersamamu kembali. Namun, hati kecilku masih sangat mencintaimu Gavin.
Sebenarnya aku sangat ingin menangis mendengar semua itu. Tetapi, ini di sekolahan jangan sampai air matamu tumpah. Kamu jangan lemah Dev!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Menuntun [COMPLETE]
Teen FictionPerjalanan seorang gadis amnesia yang berusaha menjauh dari masa lalunya. Namun, bayangan itu selalu mengiringi setiap langkahnya. Akhirnya, dia pergi untuk menata hidup baru. Masalah pun menemani hidupnya. Akankah dia terbebas dari masalahnya? Sem...