Setiap kali kita berjumpa matamu menampakkan sorot kebencian. Tetapi, disisi lain seolah-olah kau ingin menyampaikan sesuatu.-Deva
Sesampainya di kantin kami pun memesan makanan dan minuman. Seperti biasa, aku ke kantin bersama teman dekatku yaitu Anjar, Zavita, Ginara, dan Vergia. Walaupun Anjar mantanku, aku menganggap dia sebagai sahabatku karena dia teramat peduli padaku. Apa dia masih mencintaiku? Buat apa sih aku mikir gitu. Dia berteman sama aku pastinya dia kasihan sama aku. Mustahil dia masih mencintaiku setelah apa yang aku lakukan kepadanya.
Tanpa sengaja mataku bertemu dengan mata hitam seseorang. Dia ternyata Kak Arjuna. Aku merasa bahwa dia sedang memperhatikanku. Sorot matanya menyimpan kebencian. Mengapa dia selalu melihat ke arahku? Apa dia masih marah? Ku lihat di tangan kanannya ada sebuah pensil dan dimejanya ada sebuah kertas. Apakah dia sedang menggambarku? Karena risih aku pun pergi dari tempat ini. Teman-temanku pun mengikutiku.
"Dev ada apa sih? Kok tiba-tiba pergi?" Tanya Vergia.
"Makanannya belum habis lagi." Kata Ginara.
"Tadi ada Kak Arjuna yang liatin gue terus. Dia seperti lagi gambar gue. Gue jelasnya risih. Ya udah gue pergi aja." Kataku.
---
Bel pulang pun berbunyi. Seperti biasa aku pulang jalan kaki karena rumahku cukup dekat. Sebenarnya Anjar sering menawariku untuk pulang bareng sih. Tetapi, aku takut kisah kita terulang kembali. Aku ingin kamu menemukan seseorang yang baik sepertimu Njar, bukan orang sepertiku yang telah menyakitimu.
Sesampainya di rumah, aku pun melakukan berbagai aktivitas seperti biasanya.Lingkungan sekitar mulai menggelap. Matahari kembali ke peraduannya. Warna langit begitu menawan. Suara bedug berbunyi. Adzan pun berkumandang.
Jam menunjukkan pukul 9 malam waktunya beristirahat. Aku selalu memikirkan puisi yang ada di mading. Apa benar puisi itu untukku? Siapa penciptanya? Apakah benar Gavin? R-D? Memang sih Gavin ada huruf Rnya. Namanya kan Gavin Riannova Pamungkas. Gavin juga gemar membuat puisi. Jika itu kamu yang membuat, apa tujuanmu? Apakah kamu masih mencintaiku?
"Senja. Bersama senja kita ikrarkan janji. Janji untuk tidak saling menyakiti." Kata seorang lelaki.
"Kita harus bersama. Jangan biarkan hubungan ini layaknya senja." Kata seorang perempuan.
"Indahnya sekejap namun berulang." Kata lelaki tersebut.
"Tapi aku tidak suka senja. Aku ingin seperti birunya langit." Kata wanita tersebut.
"Aku cinta senja. Tetapi, cintaku tak akan seperti senja yang indahnya hanya sekejap." Kata lelaki tersebut.
"Kita akan bersama." Kata wanita tersebut.
"Kita tidak akan saling menyakiti." Kata lelaki tersebut.
Aku terkejut. Sekejap aku pun terbangun. Syukurlah itu hanya mimpi. Tapi apa maksud dari mimpiku ini? Lelaki yang ada di mimpiku siapa? Apa ini sebuah petunjuk? Buat apa sih aku memikirkan ini semua. Bodoh. Mimpi itu kan hanya bunga tidur.
Aku pun tidur kembali.---
Ayam jantan berkokok. Matahari mulai menampakkan dirinya. Menandakan hari telah pagi.
Aku pun bersiap-siap untuk bergegas ke sekolah. Sesampainya di sekolah, aku bertemu Kak Arjuna.
"Hai... Apa kabar? Tumben berangkat pagi." Tanya Kak Arjuna.
"Alhamdulillah baik kak. Ada jadwal piket kak." Jawabku.
"Kenapa kamu menunduk? Kamu gak diajarin sopan santun yah?" Tanya Kak Arjuna.
"Maaf kak aku buru-buru. Aku duluan ya, permisi kak." Kataku sambil menatap matanya dan berlalu pergi.
"Kamu masih amnesia yah? Dasar." Kata Kak Arjuna.
Jujur aku takut jika harus menatap matanya. Disana aku menemukan berbagai rasa kebencian bercampur dengan kesedihan.
Maksud perkataanmu apa kak? Memang kita saling kenal?***
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Menuntun [COMPLETE]
Novela JuvenilPerjalanan seorang gadis amnesia yang berusaha menjauh dari masa lalunya. Namun, bayangan itu selalu mengiringi setiap langkahnya. Akhirnya, dia pergi untuk menata hidup baru. Masalah pun menemani hidupnya. Akankah dia terbebas dari masalahnya? Sem...