7 "Tempat Rahasia"

1K 96 9
                                    

Seokjin mengernyitkan alisnya, ketika rasa sakit itu kembali menyerangnya. Ia perlahan-lahan beranjak,  dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. 

Seokjin menutup rapat-rapat, juga menguncinya dari dalam.  Salah satu tangannya meraba dinding,  sambil berjalan menuju wastafel. 

Seokjin mengalami mimisan.  Ia menundukkan wajahnya,  dan berusaha membasuh darah yang masih mengalir dari hidungnya. 

Kedua kakinya terasa lemas.  Kemudian ia menyandarkan tubuhnya di dinding samping wastafel. 

Seokjin mengatup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tidak ingin jika erangannya terdengar ke luar. 

Seokjin tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya.  Bahkan rasa sakit yang menyakitkan ini --- baru pertama kali ia alami.

Ia ingin sekali membenturkan kepalanya ke dinding, namun ia tahan.  Airmatanya mengalir karena menahan nyeri yang menyerang kepalanya.  Wajahnya bahkan terlihat sangat pucat sekali. 

"Aku harus bertahan!"

"Aku tidak boleh tumbang"

"Anakku membutuhkanku"

"Aku mohon... Kuatkan aku!"

"Jangan hukum aku dengan rasa sakit seperti ini.  Aku mohon..."

Airmata Seokjin tak kuasa mengalir. 

Atensinya teralih pada suara yang memanggilnya, "Hyung.  Apa kau di dalam?"  suara itu berasal dari Kyungsoo yang ternyata dirinya terbangun dari tidurnya.

"Jin hyung" panggilnya lagi.

Seokjin yang masih berada di dalam kamar mandi. Ia benar-benar tidak memiliki tenaga untuk bangkit saat ini.

"Kyungsoo~ah. Kau jangan berdiri dulu. Kau masih harus istirahat." suara itu berasal dari Namjoon.

"Jin hyung sepertinya di dalam kamar mandi. Tapi,  Jin hyung tidak menyahut panggilanku. Aku khawatir."

"Mungkin Seokjin sedang buang air besar. Kita tunggu saja." ucap Namjoon.

Ketika mendengar kekhawatiran Kyungsoo. Ia pun merasakan hal yang sama seperti Kyungsoo.

Namjoon takut, jika terjadi sesuatu pada Seokjin.

Sekitar 5 menit kemudian. Pintu kamar mandi terbuka. Seokjin memasang senyum di depan anak dan sahabatnya.

"Maaf,  hyung kebelet." ucapnya dan menghampiri Kyungsoo.

"Kenapa wajah hyung pucat?" tanya Kyungsoo.

"Ah~ mungkin karena perut ku mules tadi." bohongnya.

"Kau harus istirahat. Agar kau lekas pulih. Kau ingin lama-lama di Rumah Sakit?"

"Tidak-tidak. Aku tidak suka Rumah Sakit." tolaknya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada sebagai tanda penolakan.

"Tidurlah. Hyung akan menemanimu." Seokjin mengambil posisi duduk di kursi. Ia juga membelai kepala Kyungsoo dengan lembut, hingga perlahan-lahan Kyungsoo pun kembali terlelap.

Namjoon sejak tadi hanya diam. Dan menatapnya lekat. Ia tahu, jika Seokjin berbohong di depan anaknya.

Seokjin memijat keningnya, karena masih terasa sedikit pusing. Namjoon memegang pundaknya, "Jangan khawatir." Seokjin tahu maksud sahabatnya, meski Namjoon belum berkata apa-apa.

Namjoon merasa kasihan padanya. Seokjin adalah sosok ayah yang telah banyak berkorban demi kebahagiaan anaknya. Meski hal tersebut akan menyakiti dirinya sendiri. 

"Secret and Tears" (BTS &EXO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang