Pesan Pertama

74 12 2
                                    

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
(Ar Rum: 22)

***

Hari demi hati Bilqis lalui dengan hati yang berdebar. Walaupun ia menghabiskan waktu dalam kerjaannya, tapi jantungnya tak berhenti berdetak. Dirinya jadi was-was dalam geraknya. Bukan gerakan dunia nyata, melainkan dunia mayanya.

Sebelum ia berangkat kerja tadi, ia mendapat pesan dari Sultan. Pria yang hendak menikahi sepupunya itu masih mengirim pesan cinta. Ingin ia memblokir nomor tersebut, namun ia tak mau terlihat sakit hati karena ditinggal nikah seperti itu. Ia gemas dengan Sultan yang seharusnya mengertikan dirinya dan tak mengirim pesan cinta lagi. Ia ingin move on dan melupakan segalanya kenangan bersama Sultan.

Usai kejadian Zaidan yang menyapanya, jantungnya tak henti berdetak. Ia bingung dengan reaksi yang dikeluarkan jantungnya. Ia tak tahu apa maksud detakan tersebut. Apa karena bahagia disapa oleh idolanya, atau debar karena hal lain. Kata lain pun ia tak tahu beralasan apa. Sejak saat itu pun, ia sudah jarang melihat siaran langsung Zaidan. Ia takut disapa lagi. Ia hanya melihat beberapa video baru yang hampir setiap hari diposting oleh Zaidan. Lebih dari itu, ia tak berani unjuk diri. Dan kebetulan, dari awal mengetahui sosok Zaidan, ia tak pernah meninggalkan jejak komentar ataupun menekan bentuk hati di sudut bawah postingan sebelah kiri. Ia tak pahham kenapa dirinya tak ingin menekan bentuk itu padahal dirinya mengagumi sosok Zaidan yang tegar dan sangat memotivasi.

Gara-gara munculnya kasus Zaidan yang baru ia ketahui, ia pun iseng mencari tahu latar belakang Zaidan di google. Ia pun mengikuti perkembangan kasus tersebut. Dari awal saat ia mengetahui sosok Zaidan pernah beristri sampai kasus ini semakin marak diperbincangkan di tanah air. Ini sudah hari ketiga sejak Zaidan menayangkan siaran langsung tentang klarifikasinya. Kasus itu berjalan dengan cepat. Bahkan pengacara ingin menuntut pihak Ibnu Siddiq dengan alasan pencemaran nama baik. tapi diketerangan sana tertulis bahwa Zaidan tak ingin tuntutan itu berlanjut. Ia tak ingin Ibnu Siddiq masuk penjara. Ia menulis terang-terangan bahwa ia sudah memaafkan segala kesalahan Aliska Muntia Siddiq beserta artis terkenal—Ibnu Siddiq. Bahkan ia mengucapkan maaf sebesar-besarnya pada keluarga Siddiq.

Sungguh Bilqis semakin mengidolakan Zaidan saat mengetahui kebersaran hatinya. Dulu saat pertama kali kasus itu bangkit, saat sosok Aliska menggugat cerainya, Zaidan diam seribu bahasa. Ia mengirim pengacara dan mengatakan bahwa dirinya siap digugat serta memerintahkan agar perceraian itu selesai. Namun Ibnu Siddiq malah menggugat dengan kasus lainnya, yaitu penelantaran istri. Dan dengan beraninya, Liska membela diri sendiri bahwa ia sudah dipukuli oleh suami tanpa sebab. Padahal faktanya, Zaidan memukulnya dengan emosi yang jelas ada sebabnya. suami mana yang tidak marah jika mengetahui istrinya yang tak pernah disentuh malah hamil? Bagaimana anak itu bisa ada di rahim Liska jika tidak ada perbuatan keji ibunya? Apakah zaman Nabi Isa sudah kembali? Tidak mungkin seorang anak akan hadir jika tidak ada yang memberi benih di dalam sana.

Zaidan tetap tegar saat ia disembur oleh banyak hukuman yang menghampirinya. Bahkan ia sudah siap dipenjarakan jika ia memang salah. Dia hanya memohon agar menunggu beberapa bulan lagi untuk menyelesaikan S2-nya. Saat itu, kehamilan Liska belum terungkap. Maka dari itu Zaidan diam saja dan tidak mempermasalahkan jika dirinya harus dipenjara karena memang sudah salahnya yang memukuli Liska sampai lengan dan kakinya memar.

Lambat laun, kasus tersebut semakin mengembang kala perut Liska semakin membesar. Dari sanalah orang-orang mengatakan bahwa Zaidan telah menelantarkan bayinya dan juga Liska. Dan di sana pula muncul beberapa argumen yang dikeluarkan Ibnu untuk menjatuhkan keluarganya. Ibnu telah menghina abi dan uminya. Kemarin-kemarin Zaidan sudah diam, namun sekarang, ia tak akan tinggal diam jika keluarganya disenggol.

Malam Lailatul Qadar (Series Ramadan) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang