Kebetulan Saja Atau Memang Takdir?

97 15 4
                                    

“… Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
(Ar Rad: 2)

***

Puasa hari pertama tidak begitu melelahkan bagi Bilqis. Tugasnya di rumah sakit tadi berjalan dengan semestinya dan dia pulang tanpa harus menambah jam kerja. Jadinya, dihabiskannya waktu sepulang dari rumah sakit untuk jajan takjil. Senyumnya terpancar di wajah cantik itu setelah mendapatkan semua makanan yang ia ingini untuk berbuka nanti.

Kini, di meja makan sudah tergeletak kantung takjil yang dibelinya tadi. Ia duduk di kuris meja makan untuk menghilangkan penatnya hari ini. Sambil bersantai, ia membuka ponselnya dan bermain dengan akun instagramnya. Lagi-lagi senyum Bilqis mengembang kala ia mengingat kejadian sahur pertamanya tadi. Ia tak menyangka kalau dirinya bisa sahur hanya berduaan dengan Zaidan walaupun secara tidak langsung. Entah itu kebetulan, atau memang sudah ditakdirkan demikian.

Seperti kebiasaannya setiap hari belakangan ini, ia menekan bentuk pencarian pada Instagram dan menekan huruf ‘z’ untuk mencari akun Zaidan. Ia hendak melihat apakah Zaidan memposting video tausiahnya atau tidak. Dan memang ternyata ada. Video itu menampakkan sosok Zaidan yang sedang berceramah tadi siang. Video itu diposting 30 menit usai salat dzuhur tiba di Kota Istanbul.

“Nonton apa serius banget?” tanya Noela yang baru keluar dari kamarnya dengan memegang piring dan gelas. Ia meletakkannya di bak pencucian dan menghampiri Bilqis yang sedang sangat asyik dengan ponselnya. Bilqis yang melihat kehadiran Noela menampakkan isi ponselnya sekilas pada Noela.

“Itu … Zaidan Karim, ‘kan? Mantan suami anak artis itu?” tanya Noela setelah melihat sekilas sosok yang ada di balik layar ponsel temannya.

Bilqis mengedikkan bahunya. “Entah! Aku nggak tau, No. Emangnya iya?” tanya Bilqis yang memang tidak tahu latar belakang kehidupan Zaidan. Dirinya hanya gemar menonton tausiah dan motivasi dari pria itu. Walaupun ia mengidolakan sosok Zaidan, tapi ia tak pernah terbesit di hati dan pikirannya untuk mencari tahu tentang kehidupan Zaidan.

“Masa kamu nggak tau, sih? Sebulan yang lalu itu kasus lagi panas di Indonesia, loh! Apa lagi sekarang katanya dia menelantarkan Aliska yang sedang hamil. Terus Aliska gugat dia dalam keadaan hamil, loh. Tuh laki enggak tanggung jawab banget,” gosip Noela yang kini duduk di kursi kosong dengan Bilqis.

“Ah, masa, sih? Aku kok sekayak nggak yakin, ya? Zaidan ‘kan ilmu agamanya kuat. Pasti ada sebab kenapa mereka bercerai.”

Kini, giliran Noela yang mengedikkan bahunya. “Katanya sih karena tuh laki tempramen banget. Dari hasil visum, wajah Aliska ada bekas tamparan gitu. Aliska ngejalanin visum begitu balik dari sini untuk nyusul dan tinggal bareng Zaidan.”

Bilqis bergedik ngeri mendengar gosipan Noela tentang idolanya. Ia tak menyangka sosok Zaidan sekejam itu. Zaidan yang ia ketahui memiliki sifat yang baik, memotivasi orang lain untuk hidup dan bersifat dengan mengikuti sifat Nabi Muhammad saw. Ia juga mengajari orang lain agar lebih sering tersenyum dan tak gampang marah.

Atau Bang Zaidan bersikap kayak gitu cuma untuk jaga image di depan media? Ah, nggak mungkin, deh! Pikir Bilqis yang kebingungan dengan gosip yang kata Noela sudah beredar di mana-mana. Sedang asyiknya Bilqis mendengar suara Zaidan yang serak itu, sebuah notifikasi masuk.

“Zaidan siaran langsung!” seru Bilqis dengan antusias. Noela yang tadinya acuh tak acuh semakin memperapatkan kursi di sisi Bilqis berharap siaran langsung Zaidan membuat ia mendapatkan gosip baru. Sedangkan Bilqis hendak mencari tahu apakah benar yang dikatakan Noela. Jika benar apa yang dikatakan temannya itu, ia akan mencari ustadz lain saja untuk memberi motivasi yang tidak memunafikan diri.

Malam Lailatul Qadar (Series Ramadan) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang