Menyesal

54 13 0
                                    

“Entah mengapa, aku menyesali ini saat kutahu bahwa kau memang menungguku. Tapi, aku masih belum yakin, apa tujuan kamu menghubungiku, dan apa tujuan kamu mengajakku bertemu. Padahal, kita tidak saling kenal. Aku hanya tahu kamu sebagai public figure.”
(Bilqis Faiha Rifda)

***

Awalnya, hidup Bilqis sangat monoton. Warna-warni kehidupan sangat jarang dirasakannya. Bahkan, saat ia masih dekat dengan Sultan.

Bangun tidur, ia mandi dan melaksanakan salat Subuh serta melafalkan ayat suci Allah. Usainya, jikalau ia ada kesibukan pagi, ia akan menyiapkan diri dan melaksanakan kesibukannya. Jika tidak, ia akan tidur sambil memainkan ponselnya mencari kesibukan sendiri. Tapi kini, ia merasa hidupnya bagai berbunga-bunga. Setiap hari jantungnya berdebar kala mengingat satu objek. Dan itu sangat menyenangkan.

Hari ini Bilqis mendapat jam kerja malam. Itu artinya, ia tak bisa menunaikan terawih lagi. Padahal, ia sangat berharap bisa menunaikan salat tarawih hari kesembilan belas. Ia sudah membaca berkah salat tarawih di malam tersebut. Namun sayang, ia tak bisa menjemput keberkahan itu. Ia harus rela demi keberkahan yang lain. Toh, pekerjaannya pun mulia.

Karena tidak ada kegiatan yang harus dilakukannya, Bilqis memilih membaca buku yang hendak diulasnya lagi. Kali ini sebuah buku bahasa Turki dengan genre romance classic. Entah kenapa, ia selalu terbuai dengan genre tersebut, apapun bahasanya. Tapi dipertengahan bacaannya, ia mendengar sebuah notifikasi dari instagramnya. Begitu ia membukanya, sebuah pesan yang akhir-akhir ini sering muncul. Hal itu membuat jantungnya kembali berdegup kencang.

@zaidankarim_official
Assalamualaikum, Dokter. Saya membaca review yang Anda posting di akun Anda. Saya penasaran banget. Boleh nggak saya pinjam bukunya? Soalnya, kalau tunggu balik ke Jakarta, takut rasa penasaran saya hilang.

Bilqis mengabaikan pesan itu begitu saja. Entah kenapa, ia selalu tidak berani membalas pesan Zaidan. Jikalau ia pikir, pasti orang di luaran sana—khususnya kaum perempuan—akan sangat bahagia jika mendapat pesan dari Zaidan dan pasti akan langsung membalasnya. Namun berbeda dengan Bilqis, walaupun ia amat bahagia, tapi ia tak ingin membalasnya. Ia takut menimbulkan prasangka buruk yang membuat dirinya malu.

Diletakkannya ponsel tersebut dan ia kembali menenggelamkan diri dalam bacaannya. Tapi sedetik kemudian, pesan kembali masuk. Dan masih dari orang yang sama.

@zaidankarim_official
Agak aneh ya, Dok, masa saya tiba-tiba chat Dokter. Tapi, entah kenapa saya seberani ini chat Anda dan berharap respons Anda. Jika Anda mengizinkan saya membaca buku tersebut dan mendapat pinjaman Anda, saya akan sangat senang. Saya tunggu Anda di taman komplek. Nggak apa kalau Anda nggak datang. Tapi saya akan tetap menunggu.

Bilqis merasa aneh dengan sosok Zaidan sang idolanya. Ia berpikir bahwa Zaidan tidak akan mengirim pesan seperti itu. Tapi, ia tak boleh suuzon dengan pria itu. Mana tahu ia memang menginginkan buku tersebut. Sebuah pesan kembali masuk. Isinya menjelaskan pukul berapa Zaidan akan menunggunya.

Di seberang jalan sana, tepatnya di halaman rumah Ustadz Iqbal, Zaidan menggerutu atas kebodohannya. Ia tak menyangka dirinya berani mengirim pesan ajakan bertemu. Setelah pesan itu menunjukkan bahwa sudah dibaca, ia menjadi malu sendiri. Belum pernah ia seperti itu. Apalagi cara pendekatannya sangat norak baginya. Tapi, apa boleh buat. Nasi sudah menjadi bubur.

“Kok gini, sih! Malu-maluin diri!” rutuk Zaidan yang menutup aplikasi instagramnya dan beralih pada laptop yang sedang membuka aplikasi edit video.

Zaidan melirik sebuah rumah berpagar putih tanpa pintu. Halamannya tidak terlalu luas. Ada taman tulip yang sempit di sudut pagar tersebut. Rumah itu tertutup ramat. Ia tersenyum kala mengingat orang yang ada di dalam sana. Entah kenapa, ia selalu memikirkannya. Dan setiap membayangkan gadis itu, hatinya selalu bergetar hebat. Tak pernah ia merasakan getaran itu walaupun pada Aliska sekalipun.

Malam Lailatul Qadar (Series Ramadan) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang