Menjelang Ramadan di Kota Ankara

131 16 6
                                    

“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban. Dan jumpakanlah kami kepada bulan Ramadan.”

***

Bilqis mengucap syukur begitu keluar dari rumah sakit tempat ia KOAS. Begitu banyak ditemuinya orang-orang yang sakit bahkan menghadapi sakaratul maut. Tak sedikit pula orang sakit itu bisa pulang. Ia kembali mengucap syukur kala ia rasa dirinya masih menikmati hidup sampai detik ini.

Bilqis berjalan menelusuri trotoar menuju ke rumah. Sambil berjalan, ia mengamati keadaan Ankara di sore ini. Hari ini adalah hari di mana semua umat Islam sedang bersuka-cita. Bagaimana tidak, besok telah sampai hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di dunia. Bulan Ramadan akan datang dan bahkan sudah di depan mata. Waktunya umat Islam merangkul bulan suci tersebut dan menjalankannya dengan baik. Sekali lagi Bilqis mengucapkan syukur karena ia akan merasakan bulan Ramadan lagi walaupun hatinya masih penuh luka. Bukan hanya luka, ia juga harus merelakan kesempatannya yang seharusnya menyambut bersama keluarga, ia kini harus ikhlas menjalankan bulan Ramadan lagi dan lagi sendiri di Ankara.

Di jalan pulang, Bilqis memutar arah langkahnya ke super market tempat ia dulu pernah bekerja saat masih menjadi mahasiswa awal. Diraihnya troli dan dibawa bersamanya mengelilingi super market. Bilqis ingin merasakan nikmatnya menyambut bulan suci Ramadan. Ia ingin terasa seperti di rumah. Dan kini, ia jadi semakin merindukan keluarganya yang jauh di sana.

Menjelang Ramadan di Ankara berbeda jauh dengan di Indonesia apa lagi di Aceh. Memang ada beberapa orang berziarah ke kuburan umum yang tergeletak di samping jalan menuju rumahnya. Namun sangat sedikit ia mencium aroma rempah yang dimasak dengan dangin lembu atau sapi yang menggoda lidah dan perut. Ya! Itulah yang dirindukannya.

Di Aceh, ia akan merasakan tradisi yang amat kental saat menyambut bulan Ramadan, yaitu hari makmeugang. Meugang adalah sebuah tradisi Aceh di mana ibu-ibu serta bapak-bapak berbondong-bondong ke pasar tradisional untuk merebut daging kambing, sapi, kerbau, dan lembu. Berebutan bukan dalam arti gratis, tapi membelinya. Hanya saja kita harus bergerak cepat agar tidak kehabisan. Daging itu akan diolah dengan segala macam bentuk. Mulai dari gulai khas Aceh sampai rendang khas Padang. Di Aceh pula rasa rendangnya jauh berbeda dengan rendang khas Padang. Hanya saja, tetap olahan dengan bahan baku utama yang sama, yaitu santan.

Segala olahan itu dimasak dengan rempah yang berlimpah. Jadi tidak heran jika kita berada di Aceh akan mencium aroma masakan yang sangat lezat jika melewati satu per satu rumah di Aceh kala menyambut bulan Ramadan.

Bukan hanya adat meugang, di sore harinya mereka jalan-jalan bersama. Sebutan untuk jalan-jalan tersebut adalah ‘meuramin’, yaitu jalan-jalan bersama keluarga atau teman sambil makan-makan masakan meugang yang sudah dimasak. Kekentalan adat itu semakin membuat Bilqis merindukan keluarganya. Karena jika meugang tiba, seluruh keluarga berkumpul walaupun terkadang hanya sebatas keluarga kecil. Seluruh anak yang tinggal di perantauan pun pasti pulang walaupun hanya beberapa hari. Tapi Bilqis lagi-lagi tidak pulang. Jika tahun-tahun yang lalu ia tidak mungkin pulang karena tidak memiliki cukup biaya untuk bolak-balik, kalau sekarang ia memang menghindar untuk pulang cepat.

Setelah mendapatkan beberapa rempah yang biasa digunakan untuk memasak gulai Aceh, ada juga daging sapi dan ayam, serta bahan masakan lainnya. Bilqis mendorong trolinya ke kasir dan mengantri di sana menunggu gilirannya tiba. Sambil menunggu, ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi Instagram. Ia pun menekan bentuk pencarian di aplikasi tersebut. Nama yang pertama kali keluar tanpa ia perlu menekan huruf-huruf yang ada di keyboard. Nama tersebut adalah Zaidan Karim. Nama itu memang sering dicarinya akhir-akhir ini untuk menghibur diri. Jempolnya pun menekan nama akun @zaidankarim_official untuk melihat postingan terbaru pria itu.

Malam Lailatul Qadar (Series Ramadan) [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang