Ada Seokmin dan Jisoo yang berbahagia.
Di hari pernikahan mereka, kebahagiaan menular pada tamu undangan yang datang dan berguyun-guyun memberikan do'a serta ucapan selamat. Tidak ada satu pun momen yang terlupakan, baik ketika acara dimulai, yang mana Seokmin begitu terpesona ketika pertama kali melihat calon pendamping hidupnya memasuki venue dan berhasil mengikrarkan janji suci sebagai sepasang suami hingga akhir hayat. Semua terekam jelas dalam benak masing-masing dan sengaja mereka simpan hari ini sebagai hari paling spesial sebab berhasil menyulap Seokmin dan Jisoo bak raja dan ratu di singgasana.
Solar dan Yunho sampai tak kuasa menahan haru ketika melihat pancar kebahagiaan juga kelegaan di wajah Seokmin yang sudah dari dulu menunggu hari ini tiba. Rasanya tak menyangka bagi sepasang mantan suami istri ini bisa menyaksikan dan mengantarkan satu dari jagoan kembarnya menuju gerbang pernikahan dengan rasa bahagia yang sama meski status sudah berbeda.
Sebab begitulah definisi keluarga yang sebenarnya. Meski perjalanan cinta Solar dan Yunho harus ditandai dengan kata pernah, tidak menutup kemungkinan untuk kembali rukun meski nyatanya harus berpisah. Namun lain bagi pihak orang tua yang larut dalam perasaan bahagia, jauh dalam hati Seokmin ada perasaan ganjil yang sedikit mengganggunya. Entah kenapa Maalik bungsu mendadak gelisah tanpa sebab, seperti ada himpitan sesuatu tak kasat mata di dada yang cukup mendesak.
Bahkan venue yang cukup dingin terasa panas bagi Seokmin terlepas kegiatan dari dua jam yang lalu yakni menyalami tamu dengan berdiri di kursi pelaminan. Tiba-tiba saja, dia teringat kakak kembarnya. Sebab perasaan yang sama seperti sekarang selalu datang dengan maksud memberi kode akan hal buruk terjadi pada Wonwoo. Astaga, apakah kakak kembarnya baik-baik saja? Kenapa keganjilan ini seolah menjadi pertanda?
“Sayang,” Jisoo menyadari gelagat aneh Seokmin refleks menyeka peluh yang membasahi pelipis. “Kamu nggak apa-apa? Gerah banget ya? Mau minum?”
Seokmin menatap Jisoo sedikit panik. Tatapan yang mendadak kosong membuat si kucing manis semakin khawatir dan langsung mengajak sang suami agar duduk saat dirasa tamu undangan terlihat lebih sepi.
“H-Hanggi....”
“Iya, hm, kamu kenapa?”
“Nggak tau, tiba-tiba aja kepalaku pusing dan dada jadi sesak. Apa aku terlalu gugup ya?”
“Rileks sayang,” Seokmin menerima gelas pemberian Jisoo. “Kamu kecapean deh kayaknya. Akhir-akhir ini kita terlalu memforsir diri untuk siapin pernikahan. Tunggu sebentar lagi ya, nanti kalau acara udah selesai kita langsung pulang dan istirahat.”
“Makasih, dear,” Jisoo tersenyum ketika tangannya digenggam dan dikecup oleh sosok yang resmi menyandang status suami. “Aku gak papa kok, mana bisa aku kenapa-kenapa di hari bahagia kita.”
“Beneran? Apa perlu aku minta izin sama Mama buat istirahat beberapa menit sampe kamu baikan?”
“No, no, no! Gak bisa gitu dong, mana boleh aku istirahat di tengah acara. Aku kuat kok, nanti juga pusing-pusingnya hilang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Quarter Life Crisis
Fanfic[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘈𝘥𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘳𝘪𝘴𝘪𝘴 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪 𝘙𝘢𝘫𝘢 𝘞𝘰𝘯𝘸𝘰𝘰 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘢𝘣𝘢𝘥. 𝘚𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪...