Crisis #03 : "Gila ya. Itu mantan apa bisnis franchise nyebar di mana aja?"

7.9K 1K 588
                                    

Tuhan pasti lagi bercanda.

Gimana nggak? Mingyu bahkan gak pernah menyangka akan dipertemukan lagi dengan cowok dari masa lalunya. Secara kebetulan, sosok mantan bernama Raja Wonwoo Maalik Sava yang kini resmi jadi rekan satu kantor, bahkan duduk persis di sebelah kubikel Mingyu itu nyata. Bukan halusinasi belaka.

Udah berapa tahun berlalu coba?

Yang pasti Mingyu gak hapal detailnya. Barangkali lebih dari enam tahun kenangan semasa SMA terkubur serapat-rapatnya, namun sejak mereka bertemu lagi, Mingyu merasa seperti kembali ke hari kemarin. Praktis ingatannya menjadi segar tiada tara, nostalgia dengan kurang ajarnya berkeliaran di kepala dan menyentil hormon-hormon pembangkit rasa bahagia.

Meja kantin tempatnya bernaung kini seolah menambah jelas kilas balik ketika Mingyu pertama kali bertemu dengan Wonwoo. Saat menginjak kelas 10 SMA, sedangkan sang mantan kala itu satu tahun lebih tua darinya. Sore hari, pulang sekolah, semangkuk pempek kapal selam menjadi saksi bisu di mana cupid menembakkan panah asmara.

Satu porsi ya, Mang. Dibungkus aja,” Wonwoo duduk di kursi samping Mingyu tanpa perasaan curiga.

Sementara Mingyu yang juga sedang menunggu seporsi pempek pesanannya datang, belum menaruh atensi sampai tangan mereka bersentuhan saat mengambil tisu di atas meja.

“Maaf ya,” bisik Wonwoo membuat Mingyu tersipu malu. “Aku gak sengaja.”

“Sama. Aku juga gak sengaja. Ya udah, sok mangga ambil aja tisunya.”

“Ah, nggak. Kamu ajah. Aku gak jadi.”

“Udah gak papa, aku yang gak jadi.”

“Ya udah,” Wonwoo menggaruk pipinya. “Aku ambil ya?”

Tepat saat itu juga, jantung Mingyu si cowok polos nan muda berdetak gila. Senyum tipis Wonwoo begitu memukau dan menusuk batinnya, seperti semerbak harum bunga. Apakah ini adalah cinta pandangan pertama? Pada sosok familier yang sepertinya sering Mingyu temui saat melewati ruang Osis di dekat kelasnya.

“Kakak yang suka bolak-balik ke ruang Osis bukan sih?” Mingyu bertanya tiba-tiba.

Wonwoo melirik dengan mengedip imut. “Iya, kok kamu tau?”

Siapa sih yang gak tau kalo ada manusia semanis Wonwoo yang seringkali nongkrong di ruangan paling bergengsi seantero sekolah? Kebetulan kelas Mingyu berada di tempat strategis, kebetulan pula ruang itu bertetangga dengan ruang Osis. Dan kebetulan lainnya, meski bukan siswa aktivis, Mingyu merupakan anggota kesebelasan yang kerap habiskan jam pulang untuk latihan.

Lapangan dan ruang Osis, menjadi tempat yang lucunya mempertemukan Mingyu dengan sosok manis si kakak kelas. Awalnya sekadar tau aja, ternyata di sore itu menjadi berbeda karena Mingyu bertatapan langsung secara nyata.

“Aku sering liat kakak, kelasku kan di situ juga.”

“Oh, kamu kelas X-7 ya? Dulu kelasku juga di situ.”

“Waw, Kakak anak Suju ternyata. Wali kelasnya masih Bu Sunmi?”

“Iya, guru kesayanganku beliau tuh.”

“Bu Sunmi baiknya keterlaluan. Gak ada duanya emang.”

Anggukan datang dari Wonwoo yang terkesan malu-malu, entah mengapa menambah lucu ritual menunggu si Mamang Pempek yang kewalahan melayani pelanggan. Mingyu pun kewalahan karena detak jantungnya sendiri.

Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa setiap mengalihkan pandangan dari Wonwoo, rasanya dia ingin melihat wajah manis itu lagi dan lagi?

[✔] Quarter Life CrisisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang