"Lo liatin apa?" Tanya Ferro.
Aku pun berbalik dan menjawabnya "Ivanna"
"Ivanna? mana?" Tanyanya lagi.
"Itu ada" Ucapku sambil mencari keberadaan Ivanna.
"Pake baju apa?" Tanya Ferro.
"Hitam, dia juga pake topi hitam tadi"
"Ngak ada kok salah liat kali lu"
Aku yakin tadi aku melihat Ivanna tapi kok hilang. Makanan yang kami pesan pun datang dan kami segera menyantapnya. Setelah puas mengisi perut kami, kami pun pulang.
Esoknya.. (06.15)
Saat aku tengah mengabiskan sarapanku, dering ponselku pun berbunyi. Ternyata dari Ferro, aku pun mengangkatnya.
"Halo.." Ucapku.
"Turun gue uda nungguin di depan" Ucap Ferro.
Aku pun mengintip lewat jendela, dan benar saja Ferrari hitamnya terparkir di depan rumahku. "Abang berangkat sendiri ya, gue barengan Ferro." Abangku pun mengangguk sedikit dan lanjut menghabiskan sarapannya. Aku pun turun menghampirinya.
Di sekolah (06.22)
Ferro pun turun dari mobilnya dan segera membukakanku pintu untuk keluar. Kami berjalan berdua ke gedung dimana kelasku berada dan dikelilingi dengan mata yang tak berhenti menatapi kami. Aku pun masuk ke dalam kelas dan duduk lalu menggantung tasku disamping mejaku. Ivanna berada di sampingku , sedang menatap langit pagi lewat jendela kelas.
Aku pun menyapanya, dan reaksinya? ia tak menyapaku balik bahkan untuk menatapku saja ia tak mau. Mungkin ia marah, sudah pantasnya aku mendapat perlakuan ini..
Tak lama kemudian bel berbunyi dan Pak Wawan (guru prakarya) pun datang. Ia menyuruh kami untuk membuat kelompok yang terdiri oleh 5 orang dan bersama sama membuat miniatur sekolah kami. Aku pun mengajak Ivanna untuk sekelompok denganku, tetapi ia sudah memilih sekelompok dengan teman barunya. Aku pun bergabung dengan temanku yang lain.
"Nanti mau kerja dimana?" Tanya Sheila.
"Rumah yang luas aja biar enak kerjanya" Kata Rava.
"Rumah gue sempit" Ucap Xeno.
Pada akhirnya aku pun menawarkan diri untuk mengerjakan tugasnya dirumahku karena rumahku memang cukup luas. "Kerja dirumah gue aja deh" Aku pun menuliskan alamat rumah ku di secarik kertas lalu memberikannya kepada mereka. "Nih alamat rumah gue, tapi nanti kalo mau datang kabarin dulu."
Kring...Kring... bel istirahat pun berbunyi
Aku berniat untuk mengajak Ivanna pergi ke kantin, tapi ia sudah pergi dengan teman barunya. Huft, apa boleh buat. Aku pun memutuskan untuk pergi ke kantin sendiri.
Sampai di kantin aku bertemu dengan Ferro, dan dia mengajakku untuk duduk bersama nya. Aku pun menerima tawarannya lalu makan bersamanya. Tak lama kemudian istirahat berakhir, saat aku hendak kembali ke kelas, Ferro memegang tanganku dan tak membiarkanku pergi.
"Jangan balik dulu, Kangen" Katanya.
"Apa sih" Ucapku dengan muka yang memerah.
"Bolos terus kerjaannya, balik kelas gih" Ucapku.
"Iya deh"
BERSAMBUNG..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Semoga kalian suka ❣️Jangan lupa votee 💫
Next part otw...

KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie (end)
Teen Fiction• Bagaimana rasanya menjadi vampir setengah manusia? Ini karya pertamaku... Jangan lupa votee kalo suka semoga kalian suka 💖 note: bila ada kesamaan karakter, nama, watak dll mohon maaf saya tidak berniat meniru IDE CERITA INI BERASAL DARI OTAK SA...