The Secret Memory of Love (END)

Lie

Happy reading

Voment

Sorry for typo

The Secret Memory Of Love

"Kamu siapa?"

"Aku tunanganmu" ujar seseorang, dan Seokjin hanya tersenyum memandang pemuda dihadapannya tersebut.

。

。

Pemuda itu hanya memandang dengan wajah datarnya kearah gadis cantik yang saat ini tersenyum kearahnya.

Ingatannya kembali pada percakapan antara ia dan seorang dokter yang menangani keadaan Seokjin.

"Jadi apa yang terjadi padanya dok?" Pemuda itu bertanya pada sang dokter yang duduk dihadapannya.

"Pasien mengalami amnesia jangka pendek"

"Amnesia jangka pendek bagaimana?"

"Karena kecelakaan yang mengakibatkan benturan yang cukup keras pada kepalanya pasien menderita amnesia jangka pendek. Singkatnya saat ini ia tidak mengiat ingatan sebelumnya dan hanya akan mengingat nama dan ingatan yang saat ini terekam oleh memori otaknya" sang dokter menjelaskan pada Jungkook.

"Lalu apakah itu tidak bisa disembuhkan?"

"Bisa saja, yaitu dengan membawa pasien ketempat yang membuat kenangan dengannya. Tapi jangan terlalu memaksakan dirinya untuk mengingat semuanya itu bisa merusak otaknya"

"Begitu ya dok, jadi dia tidak akan ingat memori kebelakang?"

Sang dokter mengangguk, "kau harus menjaganya dengan baik, jangan memberikan beban yang berlebihan padanya nanti kepalanya akan sakit sekali."

"Baiklah saya mengerti, terima kaaih banyak." pemuda tersebut segera keluar dati ruangan dokter tersebut.

Seokjin memandang pemuda yang berdiri dihadapannya yang sedang melamun.

"Permisi" cicit Seokjin dengan suara pelan,

Pemuda itu yang merasa seseorang memanggilnya lantas memandang kearah Seokjin.

"Aku haus, bisakah oppa ambilkan aku minum" pinta Seokjin dengan raut wajah merasa tidak enak.

Tanpa berbasa-basi ia segera berjalan kearah nakas dan mengambilkan minum untuk Seokjin.

Perlahan ia membantu Seokjin untuk minum dengan meletakan sedotan pada bibir mungil milik gadis tersebut.

Dengan sedikit terburu karena haus yang berlebihan Seokjin menyesap air putih tersebut sampai tandas.

Pemuda itu memperhatikan bibir Seokjin yang menurutnya terlihat lucu karena sangat kecil dan berisi.

Tak sengaja netra Seokjin menangkap arah pandangnya, dengan segera ia mengelap mulutnya dengan punggung tangannya merasa sedikit malu diperhatikan.

"Maaf ya oppa" cicit Seokjin sedikit menunduk.

"Kau haus itu wajar" datar pemuda tersebut lalu meletakan gelas yang kosong diatas nakas.