Lisa menatap kepergian Yoora dengan berkaca-kaca. Gak tau kenapa belakangan ini dia jadi over, padahal mah Yoora cuma ikut Rose buat feeting baju pernikahan bareng June.
Memang sih masih ada Hyunbi, tapi dia belum bisa diajak ngomong. Kerjaannya juga tidur mulu setelah kenyang, persis banget kaya Lisa. Kalau sih Yoora, persis kaya Hanbin. Melalang buana mulu kerjaannya. Gak betah diem dirumah, apalagi kalau ada hal yang buat dia penasaran. Semacem bagaimana orang sleketan kaya paman June-nya kalau lagi pakai jas pernikahan.
Sebenarnya yang melatarbelakangi kesenduan Lisa, tidak lain tidak bukan yah suaminya itu. Udah hampir sebulan, Hanbin sibuk di Jepang dengan projectnya. Lisa benci bilang ini, pasti Hanbin akan besar kepala. Tapi Lisa tidak bisa menyangkal kalau ia sedang terjangkit rindu berlebihan. Tidak ingin ditinggal, karena hanya akan mambuatnya kembali mengingat yang dirindukan.
Lebih parahnya, Lisa ditinggal bareng Hyunbi, yang mukanya itu ceplakan sang suami banget. Bahkan Hyunbi mewariskan cekungan samar ayahnya dipipi gembilnya. Lisa jadi makin gegana gak karuan. Juga, makin gila.
Bagaimana gak gila, ini udah ketiga kali dalam sambungan telepon dia manggil Jennie dengan panggilan 'Bin'. Sahabatnya disebrang telepon mah cuma ngakak sambil ngegodain Lisa.
"Kalau deket aja baku hantam, jauh-jauhan rindu kan?" goda Jennie dari sebrang telepon.
"ENGGAK! SIAPA COBA YANG RINDU!" Lisa mengelak habis-habisan. Lisa mah suka begitu, padahal udah nikah tapi gengsi masih digedein.
"La! taro mie instannya dimana?"
"Di rak paling atas Bin, kamu kaya tamu aja." Jisoo mengernyit heran. Yah, tadi dia diminta menemani gadis itu, rumahnya lagi sepi dan dia butuh temen ngobrol. Tapi dari tadi kehadirannya seolah gak dianggap. Yah, emang sih Lisa ngarepinnya Hanbin yang ada disini tapi gak usah ganti nama dia seenak jidat lebarnya juga dong.
"Eh, maaf "
"Kalau rindu tuh, coba dihubungin."
"Gak mau! Masa perempuan duluan sih! lagian memangnya Hanbin gak rindu juga apa?!"
Jisoo cuma mendengus pelan. Biarin aja si Lisa makin gila.
******
Benar kata Jisoo, makin sore, Lisa makin gila. Dimana-mana disetiap sudut rumahnya, bayangan Hanbin menghantuinya. Lagi duduk, lagi makan, lagi tidur, lagi main sama Hyunbi. Lisa udah mencoba menghubungi suaminya itu. Tapi nomernya sedang tidak aktif. Ngeselin banget kan? Minta banget dijambak!
Kaya sekarang nih, tadi pas Lisa lagi nonton drama Goblin untuk yang ke sekian kalinya. Bel rumahnya bunyi, pas dibuka ada sosok Hanbin yang nyengir sambil bawa koper gedenya. Coba dah! sampai ke koper-koper yang dibawa Hanbin ke Jepang juga ada dalam bayangannya, gila gak tuh!
Lisa nutup pintu, geleng-gelengin kepala, berusaha menepis segala imajinasinya, lalu kembali kedepan televisi. Lisa ngerasa lengannya di toel, dia noleh. Ada Hanbin lagi dong, suaminya itu nyengir, terus ngikut nimbrungin keripik kentang yang lagi Lisa cemilin.
"Lis! Marah sama aku?" Lisa melebarkan pupil matanya, menghadap kedepan lalu mengetuk-ngetuk kepalanya dengan tangannya, "Aduh gila nih gue! gila!" gerutunya. Sekarang bukan sosoknya doang, sampai ke suaranya Lisa juga bisa denger. Dia kudu minta anterin Jennie kerumah sakit nih besok.
Lisa bangkit setelah matiin filmnya, dia mau ke kamar aja. Mau rebahan, tapi belum sampai kamar Lisa ketarik lagi kebelakang. Sosok Hanbin menghimpitnya kedinding dan mengurungnya dengan kedua lengannya disamping kanan dan kirinya. Lisa yang panik langsung memukul membabi buta.
"HYA! KELUAR GAK DARI OTAK GUE! KELUAR GUE BILANG! ARGHH! LISA GAK MAU GILA!"
Hanbin langsung nahan tangan istrinya yang masih coba berontak. Membawa satu tangan Lisa ke pipinya, "Sayang, kamu kenapa sih? Ini aku Hanbin! Kamu gak lagi kesurupan kan?"
Lisa mejamin matanya sambil bermonolog, "Tenangkan fikiran Lis. Itu cuma imajinasi, cuma imajinasi. Hanbin lagi kerja di Jepang." Hanbin melepaskan genggaman pada tangan Lisa, pria itu makin menautkan alisnya bingung. Jadi dari tadi Lisa nganggep dia cuma imajinasinya gitu yah?
Setelah berkali-kali bermonolog Lisa perlahan membuka matanya satu persatu. Setelah dilihatnya sosok Hanbin masih ada dihadapannya Lisa hendak kembali mengetuk kepalanya, namun Hanbin kembali menahan tangannya.
"Jadi mau tau ini masih imajinasi atau bukan?" Hanbin tersenyum miring sebelum mendekatkan wajahnya pada sang istri. Mengecup bibirnya dengan lembut.
Rose yang berniat mengantar Yoora pulang pun langsung memutar langkahnya. Hanbin sama Lisa memang suka gak tau tempat. Kunci dulu ke pintu rumahnya untuk jaga-jaga. Hanbin juga baru pulang gak ada cape-capenya. Suka gak inget masih punya anak kecil.
"Yoora sebaiknya malam ini kamu menginap dirumah bibi saja yah."
"Memangnya kenapa?"
"Lagi ada kucing kawin, berbahaya." Yoora sih cuma manggut-manggut, gak mau banyak tanya soalnya dia lagi laper.
******
Chapter awal, bagaimana?
Maaf kalau gak sesuai ekspektasi
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
HANBIN'S FAMILY
Teen FictionKehidupan menarik rumah tangga Hanbin dan Lisa pasca pernikahan.