Setelah Hyunbi tidur karena perutnya telah terisi. Lisa bergegas untuk menyiapkan makan sore untuk Yoora dan langsung masuk kedalam studio tempat dimana biasa Hanbin berkerja dirumah. Seharian ini si sulung dan ayahnya sibuk mempersiapkan lagu hasil buatan Hanbin untuk nantinya dibawakan Yoora di acara pentas seni di sekolahnya. Lisa jadi ingat bagaimana Hanbin juga pernah membuatkannya lagu romantis saat jaman sekolah dulu. Lagunya memang romantis tapi pembawaannya saja yang kurang sempurna, atau----jauh dari sempurna.
Lisa ingat betul saat itu Hanbin sedang flu dan memaksa bernyanyi agar tak keduluan pemuda lain saat itu. Bayangkan, Hanbin beberapa kali terhenti untuk menyedot ingusnya ditengah lagu saat cairan itu akan mengalir turun. Pertunjukan yang hampir membuat seluruh penonton ngakak itu diakhiri dengan Lisa yang menarik sang pemuda ke ruang kesehatan dan menyuapinya makanan serta memberinya obat. Tetap saja berakhir bak potongan drakor yang bikin orang lain mupeng setengah meninggal.
Kembali pada Yoora dan Hanbin di studio. Penampakan setelah pintu studio terbuka adalah Hanbin yang sedang memangku sang putri yang tengah mendengarkan lagu yang dibuatnya melalui earphone yang mereka gunakan bersama. Keduanya menganggukan kepala seiring dengan irama yang terdengar dengan senyum yang tak lepas dari wajah serupa ayah dan anak itu. Membuat hati Lisa yang melihatnya seketika menghangat.
"Bekerja boleh, tapi jangan lupa mengisi perut. Nanti aku dan Hyunbi saja yang bertambah besar. Itu tak adil." ketika mendengar suara dan langkah Lisa mendekat, keduanya melepas earphone dan mengalihkan atensinya pada sang wanita.
Yoora langsung turun dari pangkuan Hanbin. Membuntuti sang mama kearah sofa disudut ruangan dan duduk tepat disampingnya.
"Suapi Yoora mama!" titah Yoora sambil mengayunkan kedua kakinya. Gadis kecil itu nampak senang.
"Mama, lagu yang papa buat sangat bagus. Yoora sangat-sangat suka!" ceritanya semangat setelah menelan dengan baik satu suapan pertamanya.
"Pastikan makanannya tertelan baru kamu bicara sayang." Yoora tak menjawab, ia hanya tersenyum dan meletakan tangannya di dahi--posisi hormat.
Lisa mengalihkan atensinya pada Hanbin, "Berhenti dulu, isi perutmu. Jangan berlagak ingin body goals seperti idol-idol Korea!" cibir Lisa. Belakangan ini Hanbin bahkan mengganti makanannya dengan menu makanan yang serupa dengan kambing dan sapi. Genit sekali memang, mau dilihat siapa sih?
"Aku kan ingin seperti Jungkook-mu." dengus Hanbin sambil menyebikan bibirnya. Lisa memutar bola matanya malas,
"Aku menerima ajakan menikahmu karena kau Hanbin kalau kau lupa. Jangan berusaha jadi orang lain!" pipi Hanbin merona merah. Yoora sudah senyam-senyum sendiri sambil berfikir, 'aku keluar atau tetap disini?' Kalau kata orang dewasa mah, Yoora sedang menjadi nyamuk. Padahal ia inginnya menjadi kupu-kupu. Lebih cantik.
Lisa itu termasuk spesies perempuan yang sulit berkata manis. Dan saat ia berkata manis, itu adalah hal yang paling menakjubkan. Bisa membuat Hanbin melayang ke khayangan. Hanbin langsung bangkit, duduk tepat disamping sang istri. Menatap sambil senyam-senyum.
Lisa memukul pelan lengannya, "Jangan menatapku seperti itu, ada Yoora! Tidak tau malu!" bukannya menjauh, Hanbin malah menggelendot manja, melingkarkan satu tangannya di pinggang Lisa dan meletakan kepalanya di bahunya.
"Kalau ingin aku makan, suapi aku juga dong!"
Yoora hanya menepuk dahinya. Bibi Rose sering melarang Yoora untuk tidak ikut menonton film drama orang dewasa karena tak sesuai dengan umurnya yang masih kecil. Tapi larangan itu terdengar percuma saja, sekalipun Yoora tak menonton dan menuruti, Yoora akan tetap dapat melihat dramanya. Secara langsung, setiap hari, dirumahnya. Diperankan oleh mama dan papanya.
********
Ulululu gemoy gak tuh?
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
HANBIN'S FAMILY
Teen FictionKehidupan menarik rumah tangga Hanbin dan Lisa pasca pernikahan.