Hanbin mengitari pandangannya kesepenjuru penjual yang tengah menjajahkan dagangannya. Hanbin bukan orang yang bisa berlama-lama berbelanja. Sang CEO terdampar disini karena dipaksa untuk mengantar June mencari hadiah kecil sederhana untuk Rose. Hadiah kecil yang mirip seperti jepitan sederhana yang Hanbin kasih ke Lisa zaman sekolah dulu. Jepitan yang bahkan bisa buat seorang Lisa berkaca-kaca. June juga pengen buat Rose tersentuh dihari jadi mereka besok malam. Dia juga bisa mengirit karena tabungannya sudah lumayan terkuras buat persiapan pernikahannya."Bin! Udah nemu belum?" Hanbin menggeleng, mata elangnya masih terus mengitari barang-barang yang dijajahkan. Keduanya cukup mencolok diantara kerumunan. Bagaimana tidak? Hanbin dan June masih mengenakan setelan jas yang sama yang digunakan untuk rapat di kantor. Tak sedikit yang memandang keduanya kagum, bahkan beberapa remaja dengan terang-terangan meneriaki kekaguman mereka. June cuma meladeni dengan menepuk-nepuk pucuk kepala para gadis remaja itu dan menyuruh mereka untuk rajin-rajin belajar. Berdoalah semoga Rose tak mengetahuinya.
Mata elang Hanbin menyipit, menatap lamat pada satu barang yang dijajahkan. Dengan kedua tangan dimasukan kedalam saku celananya, ia melangkah mendekat kepada sang penjual. Satu tangannya keluar dari saku celananya, meraih benda kecil yang menarik perhatiannya. Hanbin menarik sudut bibirnya, skenario mulai terbayang dikepalanya.
June yang melihat Hanbin berhenti di salah satu pedagang, langsung melangkah menghampiri sang sahabat. June mengernyit heran menatap benda kecil yang sedang diperhatikan Hanbin,
"Bin! Yakali gue ngasih Rose kecoa mainan kaya gitu. Bisa di takolin gue pake panci emaknya. Parah-parah lagi, di delete jadi calon suaminya."
"Siapa bilang ini buat Rose---" Hanbin kembali menelisik bermacam barang yang dijajahkan, matanya berhenti pada gelang sederhana dengan hiasan bunga mawar kecil sebagai bandulnya, "Nih buat hadiah si mawar, berdoa aja semoga tuh anak kangguru tersentuh." bukan terimakasih yang terdengar dari mulut June, dengan entengnya tuh orang langsung ngegplak kepala Hanbin. Menolak lupa kalau ayah muda disampingnya ini adalah sahabat yang merangkap sebagai bosnya. Lagian Hanbin sih, siapa coba yang nerima calon istrinya dibilang anak kangguru? Bikin esmosi kan?
*******
Hanbin menatap dirinya didepan cermin, pemuda itu baru selesai mandi. Hanbin mengeluarkan kecoa mainan yang tadi ia sembunyikan di laci tempat ia meletakan alat cukurnya.
Biar Hanbin menjelaskan skenarionya pada kalian. Ini adalah gencatan senjata episode membalas dendam perihal capung beberapa waktu lalu. Hanbin akan keluar dengan menyembunyikan kecoa mainan ini didalam salah satu handuk yang biasa ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya.
Hanbin keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana boxer saja tanpa atasan apapun. Hanbin biasa tidur begitu, kalau kedinginan kan udah ada Lisa yang bisa menghangatkan, hehe. Lisa berbalut piyama unicornnya duduk selonjoran diatas tempat tidur sambil asik main ponselnya. Kalau gak nonton drama, pasti istrinya lagi ngegibah di grup chat sama sahabat-sahabatnya. Lisa udah gak nontonin abs idol lagi, soalnya takut Hanbin misuh-misuh. Itu sih kalau lagi ada Hanbin kalau gak yah gak tau dah. Namanya manusia bisa aja khilaf kan?
"Lis! Bantuin keringin rambut." titah Hanbin yang langsung menempatkan bokongnya disisi ranjang sambil bersila. Lisa langsung naruh ponselnya diatas nakas, tumben banget tuh bocah langsung nurut tanpa ngedumel dulu.
"Rese kamu mah Bin, lagi asik chatan juga." seketika Hanbin narik kembali perkataannya. Kalau disuruh gak ngedumel, bukan Lisa namanya.
Hanbin langsung naruh handuk berisi kecoa mainan itu dipangkuan sang istri. Lantas ketika Lisa menjembreng handuknya jatuhlah sang kecoa keatas pangkuannya.
"ARGGGHHHH KECOA!"
BRUGH!!
Hanbin yang mau ngakak berubah panik ketika ngeliat sang istri terjun bebas ke bawah tempat tidur dengan sangat tidak manusiawi. Hanbin langsung melompat turun.
"Lis kamu gapapa kan?" sambil meringis Lisa masih nutup mukanya, "Matiin dulu itu kecoanya Bin! Matiin buruan, nanti kalau terbang bagaimana?" celotehnya penuh kepanikan. Hanbin jadi merasa bersalah, soalnya Lisa kelihatan takut banget sampai keringat dingin dan gak perduli sakitnya setelah terjun bebas tadi selain kecoanya harus mati lebih dulu.
Hanbin langsung merengkuh tubuh sang istri. Mengusap punggungnya guna menenangkannya, "Tenang-tenang, cuma bohongan ko itu kecoanya. Cuma kecoa mainan."
"LU MAH BIN! GAK LUCU TAU GAK! SAKIT NIH PANTAT GUE TERJUN DARI TEMPAT TIDUR!! PIJITIN! GUE GAK MAU TAU!"
"Iyah-iyah nanti aku pijitin yah pantatnya." Lisa mendelik tajam, Hanbin menautkan sepasang alisnya lalu sepersekian detik kemudian mengaduh karena kepalan tangan Lisa mendarat dikepalanya,
"Dasar mesum! Pijitin pinggang gue maksudnya!"
"Tadi katanya kan pantatnya yang sakit Lis?"
"BODO AMAT! DASAR MESUM!" Hanbin langsung dihadiahi pukulan membabi buta oleh sang istri.
Oh tuhan! Letak salah Hanbin dimana coba?
********
Peraturan yang tidak dapat diganggu gugat, wanita tidak pernah salah
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
HANBIN'S FAMILY
Teen FictionKehidupan menarik rumah tangga Hanbin dan Lisa pasca pernikahan.