19. Kisah lucu

1.2K 201 6
                                    











Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Belakangan ini Hanbin lagi bingung-bingungnya sama sikap Lisa. Suka tiba-tiba bangun malam cuma minta dibikinin makanan apapun yang mampir di kepalanya. Kaya beberapa waktu lalu, tiba-tiba ngerengek minta masakin Ramyeon sama Hanbin, tapi setelah dimasakin, istrinya itu cuma makan sesuap lalu diberikan sisanya padanya.

Bukan hanya hal itu, kecemburuan istrinya itu juga makin meningkat, saat belanja bulanan bersama Lisa terus misah-misuh, "Bin! Jangan lirik-lirik ke yang lain, ngeliatnya lurus ke depan aja bisa kan?" tapi saat Hanbin memanuti ucapannya Lisa justru malah kembali mengoceh padanya.

   "Kenapa liat kedepan? Liatin perempuan cantik itu kan? Liatnya kesini aja ke aku!" Lisa nolehin kepala Hanbin agar menghadap kearahnya, Hanbin mendengus pelan, "Aku bisa nabrak kalau jalannya sambil ngeliatin kamu terus. Aku mau bantu kamu belanja tapi disuruh liatin kamu terus itu jadinya bagaimana sayang?" Hanbin jadi seserba salah Raisa saat ini. Gemas sendiri sama istri berponinya itu.

Belum lagi pas sampai didepan kasir. Setelah membayar semuanya Lisa tiba-tiba memberengut dan berjalan cepat didepannya, Hanbin mendekat dan menanyakan perubahan moodnya, "Kamu kenapa lagi sih sayang, ngambek gak aku bolehin beli ice cream banyak-banyak?" Hanbin udah ngomong selembut mungkin tapi dia malah dapat pukulan dilengannya.

   "Kamu tuh gak peka banget emang!!" Hanbin memijat pangkal hidungnya sebelum menghampiri ibu dari anak-anaknya itu, "Kenapa sih sayang, ayo bilang aku salah apa."

  "Besok aku gak mau belanja disini lagi, kasirnya tebar pesona sama kamu! Senyam-senyum, mana ngomongnya dilembut-lembutin begitu! Kamu juga jangan sok ramah tamah!" omelnya panjang lebar. Hanbin menggeleng dan terkekeh pelan udah gak ngerti lagi Lisa lagi kenapa.

   "Kalau dia judes nanti dia dipecat bosnya, itu kan tuntutan kerja Lisa." Hanbin merangkul kekasih hatinya itu dan mengecup keningnya, Lisa mendelik dan mendorong pelan dada bidangnya, "Tuh kan kamu ngebelain begitu!" manik Hanbin membola tak percaya. Ia kembali mendengus pelan lalu meraih kedua bahu wanitanya yang masih memberengut itu.

   "Baiklah lain kali kita cari tempat yang kasirnya galak aja."

Sebelumnya posesif tapi dihari selanjutnya Lisa malah tiba-tiba gak mau deket-deket Hanbin. Lisa nendang-nendang Hanbin yang mencoba mendekatinya ketika sedang duduk di sofa.

   "Jauh-jauh ih!" Hanbin yang merasa aneh mulai mencium ketiaknya satu persatu, beralih ke kaus tanpa lengannya dan telapak kakinya. Sejauh ini harumnya aman, "Aku wangi banget ko kaya tukang parfum, sini dong sayang aku kan mau cium dan peluk." Hanbin merentangkan tangannya dan berusaha mendekat, namun istrinya itu bangkit dan berlari menghindar. Hanbin tersenyum miring lalu mengejarnya, pria itu mendekap Lisa dari belakang.

   "Kamu tidak bisa kabur."

Lisa meneguk salivanya. Merasa ada sesuatu dari dalam tenggorokannya yang mendorong untuk keluar. Lisa menepuk-nepuk lengan Hanbin yang melingkari tubuhnya. Hanbin menelengkan kepalanya, melihat istrinya memucat dengan memasang gestur ingin muntah.

   "Kamu kenapa Lisa?" Hanbin melonggarkan rengkuhannya, Lisa berlari cepat menuju wastafel dan mengeluarkan semua isi perutnya.

Hanbin mendekat dengan khawatir membantu Lisa memijat tengkuknya. Lisa malah melambaikan tangannya menyuruh Hanbin menjauh darinya.

   "Jauhi aku Hanbin! Kau membuatku kembali ingin muntah!"












   "Hayo! Kau pasti sedang menceritakan hal-hal buruk tentangku kan Hanbin?" Melihat suaminya dan Yoora tertawa ia membenarkan pertanyaannya tanpa harus menunggu jawaban keduanya.

   "Tidak mama, itu cerita lucu."

   "Sini-sini sayang peluk dan cium untukmu." Hanbin merentangkan tangannya, Lisa mendengus namun ia hendak mendekat. Hanbin melengos, memeluk buntalan menggemasakan dihadapannya,

    "Peluk dan cium untuk Hyunbi. Jangan keegeran dulu wahai Lalisa!"

Lisa memberengut, "Kau memang terlahir menyebalkan Hanbin!" setelahnya Hanbin bangkit menghampiri istrinya itu, melirik sejenak pada dua anaknya diatas tempat tidur.

   "Yoora tutup mata dan amankan adikmu."

Hanbin menarik tengkuk Lisa dan mulai memagut belah bibirnya, "Aku mencintaimu." ucapnya disela ciumannya.

   "Tak perlu aku jawab aku mencintaimu juga kan?"

Selalu menjadi kebahagiaan Hanbin tersendiri mengingat bagaimana masa-masa kehamilan Lisa yang begitu menggemaskan. Membuatnya jatuh cinta setiap saat. Setiap tarikan nafasnya.















































******

Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi

HANBIN'S FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang