Lisa baru pulang belanja sama Rose, sama Yoora sama Hyunbi juga. Pas pulang berniat mampir ke kantor Hanbin yang gak begitu jauh dari sana. Rose juga sekalian mau ketemu sama June. Mereka berdua pisah di pintu utama, soalnya Rose mau ke kafetaria dulu buat beliin titipannya si June.
Yoora dengan perlahan buka pintu studio Hanbin, tapi kemudian gadis kecil itu menutupnya kembali pelan-pelan dan langsung bersembunyi dibalik tubuh Lisa yang tengah menggendong Hyunbi.
"Kenapa? Tidak ingin menemui papa?" Gadis itu diam dan menggeratkan genggamannya pada tangan sang mama. Lisa mengernyit heran, hendak langsung masuk kedalam studio sebelum melihat Chanwoo keluar dengan penampilan kacaunya. Pemuda yang berbeda setahun dibawahnya itu berusaha tersenyum, meski Lisa bisa lihat kalau dia sedang tidak baik-baik saja.
"Hey! Kau kenapa Chan?"
"Tidak apa-apa, mau ketemu bang Hanbin? Tunggu disini dulu saja. Sebentar lagi dia keluar." Chanwoo langsung pergi setelah mengatakannya. Yoora menarik-narik tangan Lisa. Sang mama merunduk guna melihat sang anak, "Mama, tadi papa memarahi paman Chanu. Yoora takut." dan Lisa tau mengapa gadis kecilnya tadi tiba-tiba tak mau masuk kedalam studio.
Tak lama dari Chanwoo, Bobby dan Yunhyeong keluar. Memberikan senyum sapaan juga padanya. Yunhyeong langsung pergi setelah mengecup pipi bulat Yoora, sedangkan Bobby memilih untuk berbicara sejenak dengannya.
"Lis, lebih baik lu bilangin ke Hanbin untuk gak terlalu keras sama Chanwoo. Kasian gue liatnya, dia masih magang, mentalnya gak sekuat gue atau yang lainnya yang udah bertahun-tahun sama dia."
Belum sempat Lisa menanggapinya, Hanbin keluar dari studio dan Bobby langsung pergi. Yoora semakin melindungi diri dibalik tubuhnya. Setelah mencium si bungsu Hyunbi, Hanbin berjongkok, mau mencium sang putri sulung, tapi Yoora justru menghindarinya.
"Ada apa? Kau marah karena papa lama?" Yoora menggeleng dan berpindah tempat, menghindari Hanbin yang semakin mengerutkan dahinya.
"Bin! June masih didalem?" Rose datang dengan sekantung makanan.
"Dia udah keluar duluan dari tadi, di rooftop biasanya." Rose sudah mau angkat kaki setelah mendengar ucapan Hanbin, namun Lisa menahannya, menyuruh Rose membawa Yoora bersamanya lebih dulu. Tentu Yoora langsung menurut, dia sedang menghindari papanya. Hanbin jadi merasa ingin menangis.
******
"Chan, gue minta maaf yah. Gue gak bisa kendaliin emosi tadi." Hanbin langsung narik Chan setelah tau alasan dibalik sikap aneh putrinya tadi. Dia panik bukan main, takut Yoora jadi takut untuk deket-deket sama dia lagi, takut Yoora juga malah minta Lisa buat cariin papa baru buat ngelengserin Hanbin. Amit-amit deh.
"Gapapa, lu begini supaya gue juga lebih baik kan bang." Hanbin langsung meluk Chanwoo. Lalu pria itu beralih pada Yoora digendongan June. Yoora masih belum mau turun. Setakut itukah ngeliat papanya marah? Hanbin gak pernah tau dia semenyeramkan itu. Lisa malah selalu bilang kalau dia itu lucu dan imut kalau lagi marah. Makannya dia marah-marah mulu biar Lisa makin cinta.
"Yoora, maafkan papa yah? Papa janji gak akan marah-marah lagi." Yoora tetap memasang wajah dingin sambil bersedekap. Bukankah anaknya ini jauh lebih menyeramkan darinya? Apakah semenyeramkan ini wajahnya saat marah? Kalau iyah, gak salah sih kenapa Chanwoo bisa begitu pas dia habis marahin.
"Yoora maafin dong papanya, gak boleh begitu yah. Paman Chan gapapa ko. Nanti papanya nangis loh."
"Iyah Yoora, papa Hanbin baik ko." Chanwoo dan June mulai ikut membantu Hanbin membujuk sang putri. Tapi bukan Yoora namanya kalau tak sekeras kepala selayaknya Hanbin. Dia tetap keukeuh dengan pendiriannya. Lisa sih bodoamat, berani berbuat berani bertanggung jawab. Biar suaminya usaha sendiri ngebujuk si sulung.
"Nanti papa beliin Yoora mobil-mobilan."
"Sama cotton candy yang banyak yah?" Yoora mulai terpancing. Jiwa Lisa yang mendarah daging. Hanbin mengangguk antusias.
"Sama ice cream juga, yang banyak pokonya."
"Papa bakalan kasih apapun pokonya." Lisa yang gak mau kehilangan kesempatan, mendekat dan berbisik pada putrinya.
"Beliin mama sepatu sama tas juga." Hanbin langsung mendelik kearah sang istri yang malah cengengesan. Yang lain yang menonton cuma geleng-geleng, Hanbin tuh gak ada kharismanya kalau udah sama Yoora dan Lisa. Harga dirinya celentang seketika.
"Yoora juga mau satu lagi, tapi jangan marah."
"Apa sayang? Kan papa bilang bakalan nurut---"
"POKOKNYA BOLEHIN YOORA MAIN SAMA KA SOOBIN!" Hanbin langsung melotot. Hanbin tuh paling gak bisa ngeliat anaknya deket sama anak laki-laki, terlebih bocah berdimple bernama Soobin itu--yang baru beberapa minggu ini pindah didekat rumah mereka. Hampir tiap malam yang dikeluhin Hanbin ke Lisa tuh tentang Soobin. Pokonya jangan dibolehin deh Yoora deket-deket sama tuh bocah barang secenti pun.
"Itu pengecualian, papa gak mau!"
"YAUDAH! YOORA MAU NGINEP AJA!!" Hanbin langsung ngelirik tajam kearah June sama Rose, "Bibi Rose gak bisa tuh, orang mau pergi sama paman June. Yah kan Rose?" Rose dan June terpaksa mengangguk karena terintimidasi.
"Yaudah sama paman Bobby aja, kan ada bibi Jisoo."
"Gak bisa! paman Bobby mau per--"
"OKEY! KITA NONTON KARTUN BARENG YAH YOORA!!" Bobby doangan emang yang sebangke itu. Lisa mah cuma ngakak aja ngeliatnya. Kalau gak digituin Bobby, tuh perseteruan gak bakalan berakhir. Sama-sama keras kepala.
Tapi akhirnya baikan juga kok, Hanbin ngalah, Yoora juga kangen sama papanya. Dan Hyunbi yang sudah terlalu lelah.
*******
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
HANBIN'S FAMILY
Teen FictionKehidupan menarik rumah tangga Hanbin dan Lisa pasca pernikahan.