Build Super Power Micronation In New World [VOL. 1] ✅ (Proses Revisi)

22. Hari Yang Damai

Kamis, 13-02-139 Kalender Alsen

Desa Regil, Pulau Regil

06.00 AM

Author Pov

Fajar telah terbit...
Beberapa orang keluar rumah untuk berkebun, sebagian pergi berburu mencari hewan buruan...

Para pekerja tambang saat ini mereka berhenti untuk sementara akibat adanya insiden 2 hari lalu setelah pasukan Zuitaria menyelamatkan desa ini.

Asga terbangun dari tidurnya. Seperti rutinitas pagi kebanyakan orang lainnya, ia harus pergi ke kamar mandi, selesai langsung memakai pakaian, pergi sarapan, dan akhirnya beraktifitas. Itu adalah jadwalnya.

Tapi saat ini, ia masih baru terbangun dari tidurnya yang nyenyak dan membuka jendela kamar.

(Silau cahaya matahari)

Suasana cerah pagi hari menyambutnya.

"Baiklah, hari ini aku cukup bersemangat."

"Selamat pagi, Tuan Asga."

"Hm? Levita?"

Levita memang biasa aku temui sudah beraktifitas di pagi hari, biasanya mencuci atau juga melakukan sesuatu yang aku kurang paham.

"Ah selamat pagi."

"Aaah... apa sudah pagi?"

Wanita itu terbangun dengan matanya yang keriyipan.

"Sudah pagi, jadi cepat bangunlah."

"Hm?... siapa kau?"

"Hah, kau ini memang selalu seperti itu atau memang kau ini pelu-"

"Hah?!" Wanita itu berteriak.

"Haaah?!!"

"Kenapa kau ada disini?"

"Kenapa? Seharusnya aku yang bertanya begitu. Kenapa semalam kau masuk kamarku ini?"

Wanita itu terdiam sambil berfikir...

Ia melihat dengan baik-baik kondisi sekitarnya. Melihat kanan kiri atas bawah, pandanganya memutari seluruh kamar.

Kemarin malam...

Asga Pov

11.21 PM

Ceklek... (pintu kamar dibuka)

"Duuuh... kenapa aku malah terjebak disini sih... kenapa laki-laki tampan itu terlihat tampan dan malah lebih kuat darikuuu...."

Bruk! Jatuh ke tempat tidur...

"Arbila...?"

Apa yang dilakukan gadis ini? Sepertinya gadis ini sedang mengigau, mungkin itu kebiasaannya saat tidur.

"Arbila..."

Aku memanggilnya, tapi dia terdiam saja.

"Arbila!" Aku meneriakinya pelan, sambil menggoyangkan tubuhnya.

"Mmm.. kenapa.. kenapa kau mempermainkan perasaanku.."

"He? Apa yang dibicarakan gadis ini..."

"Kenapa kau malah mengatakan itu bercanda.. seharusnya kau tetap melamarku.. kau tahu kan mereka semua takut untuk mendekatiku karena aku Jendral. Makanya aku ingin sekali punya pasangamnhmh..."

"He?!"

Apa yang dia bicarakan ini sih... tunggu dulu...

"Arbila... bangun, kau masuk kamarku..."