Perkenalan Lewat Teman Lama (part 1)

91 4 0
                                    

Bagi banyak orang pertemuan pertama adalah salah satu hal yang sangat di persiapkan, dengan hal bahagia, kemarahan, perpisahan, maupun sebuah ikatan. Hal wajar itu terjadi dan tercerita pada mereka, Nakala dan Aesha, begitu orang-orang menyebutnya. Perjalanan mereka diiringi oleh kisah pertemuan yang berjalan dengan banyak tawa, sendu dan bahagia tentunya.

Nakala dan Aesha adalah laki-laki dan perempuan yang berkenalan semasa remaja nya, yah.. Memang udah engga bisa di kenal remaja lagi sih karena mereka sudah berada di tempat pembelajaran dewasa, yaitu kuliah. Mereka saling bertegur sapa melalui grup whatsapp perkumpulan mahasiswa baru di institut tersebut.

Nakala seorang anak lulusan SMA IPA yang gampang banget berbaur, terutama sama wanita. Yah.. di pikir -pikir wajar karena raut muka nya yang lumayan ganteng, jadi dia adalah orang yang selalu mencoba untuk bersikap sok pede dimanapun itu, meski hanya di grup whatsapp. Sedangkan Aesha adalah orang receh yang selalu tertawa dan selalu bersemangat untuk menunggu informasi di hari esok. Kebetulan, sudah ada grup whatsappp jadi bisa sambil kenalan juga, barangkali ada yang bisa dijadiin teman main, pikir Aesha. Karena kebetulan Nakala dan Aesha juga sendirian, tidak ada teman sekolah SMA dan SMK nya yang ikut serta di kampus ini, meski Nakala memiliki seorang yang dia kenal. Tapi, mau tidak mau dia harus bersikap open dengan caranya masing-masing buat bisa dapat temen.

Di grup whatsapp itu Nakala dengan sangat pedenya berani buat promote akun Instagram nya. Engga butuh waktu lama dan langsung beberapa temen baru satu kampus nya langsung datang di kolom follower Nakala. Bagi Aesha grup pada saat itu memiliki notifikasi yang tiada henti, semua bertegur sapa. Ada juga yang dengan sengaja promosi akun instagram.

" ya ampun, ini orang pede banget promosi akun ig" celetuk Aesha sambil ngebacain chat di forum tersebut.

Tapi, Aesha berfikir karena dia tidak punya teman. Jadi, sekalian saja dia Follow akun tersebut.

"@nakala_, Follow engga, Follow engga, Follow engga.? Follow aja deh" ucap Aesha pada diri sendiri.

Tap
Follow
Scrolling foto.

"lahhh kok? Ada sapira"
"kok bisa ya?apa pastiin kali ya beneran temenan apa engga. Kali aja kan ada yang mirip mukanya" ucap Aesha lagi.

Tidak lama dari itu Aesha lanjut buka whatsapp kembali, buka grup dan langsung cari kontak Nakala. Dengan memberanikan diri, Aesha chat Nakala melalui pesan pribadi.

Lalu setelah itu terdengar sebuah notifikasi whatsapp yang berbunyi di HP Nakala, ya Aesha gadis receh yang hobi nya tertawa bersuara dalam chat tersebut.

"test. sorry, lo temen nya sapira ya ? Gue liat dia di IG lo" saut Aesha

Chat  Aesha terkirim.
Selang berapa detik.
Notifikasi muncul.

Nomor yang belum disimpan kontak, tapi Aesha sudah tahu kalau itu adalah balesan Nakala.

"oh safira dinda ? Gue satu kelas dulu pas SMA sama dia, gue sering main juga sama dia." lanjut balesan Nakala ke Aesha.

"oalah,temen gue juga pas smp" selang 1 detik Aesha bales pesan lagi.

Nakala tidak menghiraukan pesan itu dan chat berhenti. Karena, yaaa dia berfikir paling ini cewe cuma sekedar nanyain doang. Meskipun dengan sikap yang agak sombong dari Nakala, namun dia tetap mencoba buat berfikir baik karena, besok adalah hari pertamanya ke kampus buat persiapan ospek. Jadi, dia berfikir ya barangkali, dia bisa jadi temennya juga nanti disana.

Sedangkan Aesha berfikir mengapa dunia ini sempit banget saat temen SMP nya dulu ternyata temenan juga dengan orang yang bakal satu kampus sama dia. Karena kebetulan, sapira adalah salah satu temen SMPnya dulu, yang lumayan deket juga bahkan beberapa kali ikut main bareng.

Hari esok pun akhirnya dateng juga, suasana kampus yang pertama kali dilihat oleh Nakala dan Aesha pertama kalinya sepi banget, sekarang suasana disana bener-bener terlihat ramai seakan-akan bakal ada suatu kegiatan besar yang diadakan. Kampus itu adalah kampus kesehatan baru di Jakarta yang Cuma membuka 6 jurusan doang, jadi wajar ketika gaada kegiatan kampus itu bakal sepi banget kaya engga pernah di jamah.

Nakala dan Aesha sebenarnya adalah mahasiswa yang mendapat beasiswa di kampus tersebut karena status mereka sebagai seorang anak yatim. Meski mereka berkuliah dengan predikat seperti itu namun hal tersebut tidak sama sekali membuat mereka minder terhadap mahasiswa lain, karena ada banyak pula mahasiswa yang berstatus seperti itu di kampus tersebut, sehingga mereka dapat berkumpul dan bergaul satu sama lain dengan tidak canggung.

Hal pertama yang dilakukan Nakala ketika datang di hari pertama ospek kuliahnya adalah merasa pede dengan semua orang yang dia temui di kampus itu. Setelah naik ke lantai 3 gedung kampus tersebut tempat pada mahasiswa baru berkumpul, ia langsung menuju ke kantin dan menyapa sekumpulan mahasiswa baru yang sedang asik bercengkrama.

“hey.. sorry gue duduk disini ya”
“oh iya.. kenalin nama gue Nakala” sapa Nakala yang merasa sangat pede itu.
“oh iya duduk sini, jadi elo yang namanya Nakala yang kemaren di grup itu. Ganteng juga lo haha”, “gue Citra, lo duduk disini aja samping gue dah” saut seorang wanita yang dengan nada iseng dan berniat meledek Nakala.

“oh iya santai haha” saut Nakala.
Dalam hati Nakala dia merasa sangat canggung dengan sapaan cewe itu yang kaya sok asik banget padahal baru pertama ketemu terlebih di tempat itu ada banyak mahasiswa baru lain yang belum pada kenal, Nakala takut kalau hal itu nantinya bakal jadi kesan yang engga enak bagi maba (sautan mahasiswa baru) yang lain, tapi Nakala bersikap tetap tenang dan sok asik agar dia tetep gampang berteman ditempat itu. Tidak lama setelah itu Aesha yang belum mengenal muka Nakala sama sekali ikut bersuara.

“eh, elo Nakala yang temennya Sapira ya?” Saut Aesha
Dalam hati Nakala kaget mendengar sautan tersebut karena Nakala masih menahan rasa malu gara-gara obrolannya tadi sama Citra.

“hah, eh iya bener. Lu siapa ya?” balas Nakala kepada Aesha

“yeh masa lo lupa sama sama gue, ini Aesha yang temen SMP nya Sapira juga” balas Aesha

“oh.. iya sorry kan gua belum kenal muka lu. Salam kenal ya” jawab Nakala

“iyaa, salam kenal juga” saut Aesha dengan senyum lebarnya.

Dalam hati Aesha berpikir bahwa Nakala ini orang yang bisa dijadiin temen meskipun first impressionnya agak jutek, namun karena Aesha sendiri yang dalam dunianya biasa banget buat temenan sama cowo-cowo jadi Aesha tetep yakin sama hal itu, karena Aesha merasa jarang bisa deket sama cewe-cewe lain dibanding sama cowo-cowo. Karena dia piker temenan sama cewe itu jarang yang bisa selepas atau seterbuka itu ketimbang sama cowo, terutama cowo yang asik untuk di ajak ngobrol. Sedangkan dalam hati Nakala selalu berpikir bingung kenapa di kampus ini banyak banget mahasiswa perempuannya, bahkan hampir setengah jam dari dia sampai ke tempat itu, Nakala baru melihat satu orang lain mahaswa baru laki-laki. Itu pun dia dia sering berduaan dengan temen perempuannya yang Nakala pikir itu pacarnya.

Meskipun Nakala bisa mudah bergaul dengan cewe-cewe, tapi Nakala tetep terbiasa dengan kumpul sama cowo-cowo. Jadi sampai saat itu dia masih terus merasa canggung sampai waktu masuk ruang auditorium berbunyi, karena Nakala belum mendapat temen cowo untuk mengobrol.
Seperti biasa kegiatan ospek kampus hanya dipenuhi dengan kegiatan berkelompok seperti yel-yel, presentasi, diskusi, lalu mendengarkan paparan pembicara. Bagi Nakala dan Aesha waktu-waktu tersebut hanyalah waktu yang tidak berguna pada saat ini, mereka hanya perlu bersikap aktif dan sewajarnya agar bisa mengikuti rangkaian acara tersebut tanpa teguran. Hanya waktu istirahat dan pulanglah yang menjadi waktu paling berguna tuk bercengkrama dan mencari teman.

------------
Yap.
Maaf yaa semua,
Ceritanya masih acak-acak banget.
Tapi ini masih awal, Next bakalan lebih baik lagiiii.

Salam,
Washa💛🤟

Ini Rumah Kita (Kisah dalam Sepenggal Pertemuan sampai Menetap Selamanya) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang