Hari Senin adalah hari yang sangat menyibukkan. Aku sudah memakai seragam sekolah ku dan sekarang membantu bunda untuk menyiapkan sarapan.
Tak lama Echan dan ayah datang ke meja makan dan duduk di kursi masing-masing.
Aku menuangkan air kedalam gelas mereka yang masih kosong, sedangkan bunda melayani ayah dan Echan."Kak mau roti apa nasi goreng?"
"Aku roti aja deh bun, tapi boleh gak nasi goreng nya dibuat bekal aja? Lauk nya telor mata sapi aja."
"Boleh dong, iya nanti bunda bekalin. Adik mau dibekalin juga gak?"
"Gak ah nanti tupperwere bunda hilang uang jajan aku yang kena."
"Ya mangkanya jangan dihilangin kan harganya mehong. Kamu kira belinya pakai daun? Orang papa mu ngehasilin uang lima puluh ribu harus ngoyo lembur, jauh dari keluarga, masa kamu hilangin gitu aja."
"Ya Allah bun cuma tupperwere dipermasalahin. Wajar dong hilang barang kali Echan lupa bawa terus ada temannya yang jahil, buat gampang aja napa sih bun ! Masih pagi lo."
"Ya kan kalau gak hilang uang nya bisa beli model tupperwere lainnya."
"Besok papa beliin sekalian perusahaan nya."
Aku, bunda ,dan Echan hanya tertawa melihat kekonyolan yang diutarakan papa.
🎞💲
Sekarang aku sudah berada di kelas sesuai dengan pengelompokan kelas yang kemarin sabtu ditempel di mading sekolah. Sepertinya aku agak kepagian karena hanya aku yang sudah duduk dikelas ini.
Lalu pintu kelas terbuka dan menampilkan seseorang yang aku tunggu.
"Assalamualaikum, anjier lo Rin sepagi ini udah dateng aja."
"Waalaikumsallam, ya you know lah kalau bareng bapak gue kan harus pagi banget kalau gak telat deh ke kantornya."
"Yaudah gak papa bareng papa lo terus aja, jangan bareng Echan telat terus lo hahaha..."
"Kalau hari senin dia bangun lebih awal tau."
"Gak percaya gue kalau Echan bisa bangun awal."
Lalu terdengar suara decitan pintu terbuka. Masuklah seorang wanita yang memiliki wajah agak ke china-china an, mata nya sipit, dan berkacamata. Dia berjalan kearahku dan Naura.
"Hi salam kenal, nama ku Fiona susanti. Pangil aja ona, terserah deh mau panggil apa aja hehehe."
"Salam kenal juga Ona, nama ku Audrina Pramesti. Panggil saja Rina."
"Hi Rina, terus sebelahnya namanya siapa?"
"Masa lo lupa sama gue san, mau gue perkenalan ulang?"
"Entar kayak nya gak asing deh. Naura bukan? YA ALLAH MAAPIN SUSAN YA NGELUPAIIN NAURA."
"Biasa aja kali san, kuping gue pengeng nih."
"Ya mon maaf wkwk, yaudah gue mau naruh tas dulu ya."
"Lo kenapa gak didepan kita aja? Kan enak jadi rame."
"Gue sama temen-temen udah janjian bakal duduk dipojok hehehe."
"Owalah gitu toh."
Setelah itu Ona pergi ke barisan paling pojok dan memilih bangku deretan depan.
Waktu seiring berjalan, kelas pun dipenuhi oleh beberapa siswi. Lo kenapa siswi aja? Emang gak ada laki nya? Yap betul di jurusan akutansi rata-rata peminatnya adalah perempuan. Tapi diangkatan ku terdapat satu laki-laki nama nya jihoon, dia berada di kelas X AK 4.
(Jihoon treasur lo ya)
Kok aku bisa kenal dia? Ya, karena dia tetangga ku. Kita sering bertemu di acara karang taruna. Tapi sekarang aku udah keluar dari karang taruna, dan kenal jihoon pun cuma karena partner program.
Bel masuk berbunyi lewat pengeras suara yang ada di dalam kelas. Masuklah guru muda dengan membawa lembaran untuk mengaji dan membagikannya secara merata.
"Rin itu beneran wali kelas kita? Muda banget ya, cantik banget. Apalah dayaku yang pakai bedak bayi."
"Jangan merendah untuk meroket. Semua perempuan tu cantik, kalau ganteng masa perempuan."
"Terserah dah, yuk ngaji dulu!"
Aku mengaji lembaran bagian ku yang sudah diletakkan di meja. Setelah selesai aku meminta tolong teman depan ku untuk dikumpulkan di barisan meja paling depan.
Tak lama ada seseorang yang memimpin doa khotmil Qur'an melalui pengeras suara. Ya benginilah rutinitas kegiatan SMK Al-kahfi sebelum KBM dimulai.
"Diberitahukan kepada seluruh siswa siwi SMK Al-Kahfi agar segera turun ke lapangan, krena upacara bendera akan segera dimulai."
"Yuk Nau kebawah, jangan lupa bawa topi ! Gak lucu dong pertama kali masuk udah dihukum."
"Iya nyonya, yaudah yuk kebawa."
"Eh Rin Nau, aku sama Camilla bareng ya ?"
"Eh yaudah ayo bareng aja, takut gak dapet barisan."
Nur Adibah dan Camilla Mutiara nama panjang mereka berdua. Mereka berdua teman meja yang ada di depan ku.
Untuk sampai di lapangan dengan cepat, kami berjalan melewati perpustakaan dan menuruni tangga. Sesampainya kami langsung lari kearah barisan yang hampir penuh.
Upacara bendera dilaksanakan dengan khidmat, sampai ada pengumuman bahwa ada penyerahan tugas untuk anak kelas sebelas yang akan mengikuti PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan diwakili oleh dua orang.
"Ululu ganteng nya mas sehun ku."
"Idih ngaku-ngaku, lo siape nya dia? Pacar aja bukan."
"Astaghfirullah jahat banget. Eh Rinrin mas Chan tu lihat lo."
"Apa si orang lihat kamera gitu, udah deh jangan mengada-ngada."
"Yee dibilangin kok gak percaya."
Pas aku lihat kedepan, ternyata beners mas Chan lagi lihat aku sambil senyum gitu, mau nge flay aja rasanya. Tapi kenapa baru deket sama doi udah ditinggal PKL aja, 5 bulan pula.
Hi.... gimana kabarnya? Semoga baik-baik saja ya gyus. Maaf ya baru up, ini tugas gak ada akhlak numpuk si gak tapi musingi mah iya. Mau nulis pun jadi bengung apa yang harus ditulis wkwkwk
Jangan lupa vote and comment nya, biar ini cerita bisa jadi lebih baik lagi .
Salam sayang 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Jakung 🙆♂️ PCY
FanfictionTumbuh tu keatas gak KESAMPING Kepo kan sama ceritanya? Skuy mampir dan jangan lupa kasih saran ya biar cerita ini kedepannya bisa lebih bagus, thanks 😚