Panas matahari di siang ini sangat menyengat, kulit terasa terbakar bahkan wajahku sepertinya memerah akibat teriknya matahari.
Penyeleksian anggota PASUFI masih berlanjutan sampai hari ini. Hari ini waktunya penilain, wawancara, dan pengumuman siapa yang akan terseleksi menjadi angota PASUFI.
Kami semua yang awlnya dibagi menjadi 3 peleton dibagi lagi menjadi 6 peleton untuk penilain. Masing-masing peleton berisi 6 anak. Banyak gerakan yang harus kita lakukan dengan maksimal agar mendapatkan nilai yang bagus.
1 jam sudah terlewat, penilain sudah selesai dilaksanakan tinggal wawancara. Dalam hal ini sebagian sudah dan ada yang belum terutama aku. Aku disuruh meninggalkan barisan dan menuju ke 2 kakak yang sedang duduk untuk menunggu peserta wawancara.
"Hai dek, boleh berkenalan terlebih dahulu?"
"Perkenalkan nama saya Audrina Pramesti."
"Apa motivasi kamu mengikuti seleksi anggota PASUFI?"
"Aku termotivasi oleh anggota pengibar bendera yang tampil di setiap tanggal 17 agustus di istana negara. Aku memimpikan membawa bendera merah putih ditanganku dan mengibarkan diatas tanah ibu pertiwi. Jika nanti aku terpilih menjadi salah satu anggota PASUFI, aku akan berlatih segiat mungkin agar bisa membawa nama PASUFI sampai di istana negara."
"Motivasi mu bagus banget ya, semoga kamu beruntung."
"Oh iya, sebelumnya kamu udah pernah jadi petugas upacara? Atau jadi anak pramuka?"
"Belum pernah sama sekali, kalau SMP aku pernah ikut PMR."
"Em... gitu ya yasudah, kamu boleh kembali ke barisan."
Aku berjalan menuju lapangan dan kembali kebarisan. Akhirnya sesi wawancara sudah selesai tinggal menunggu penguman dari anggota PASUFI.
matahari perlahan mulai tenggelam meninggalkan warna jingga kemerahan. Kami akan dipilih oleh pembina PASUFI, yang semula dikumpulkan menjadi satu akhirnya dibagi menjadi dua. Anak yang ditunjuk oleh nya akan masuk di peleton kanan ku.
"Feeling ku kenapa gak enak ya. Jangan-jangan anak yang ditunjuk itu anak yang dipilih? Lah gue daritadi cuma dilihatin doang." Batin ku
Langit pun mulai gelap, pengeras masjid sudah mau megumandangkan adzan maghrib. Tiba-tiba abang yang ada di depan pleton kami bersuara.
"Uyey... akhirnya dah selesai acara seleksinya, kalian capek gak?"
"Capek..."
"Tapi kalian hebat sudah mau bertahan sampai saat ini. Kami para abang dan kakak mau mengucapkan minta maaf yang sebesar-besarnya karena kalian belum bisa menjadi anggota PASUFI. Kalian masih bisa berusaha mencoba tahun depan, ok. Jadi kalian jangan bersedih ya! Selamat bertemu tahun depan."
Ternyata feeling ku benar apa adanya. Menghadapi kenyataan memanglah sulit tapi takdir sudah berkata begini jadi kita hanya bisa menerima dengan lapang dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Jakung 🙆♂️ PCY
FanfictionTumbuh tu keatas gak KESAMPING Kepo kan sama ceritanya? Skuy mampir dan jangan lupa kasih saran ya biar cerita ini kedepannya bisa lebih bagus, thanks 😚