04

16 3 0
                                    

Jangan lupa vote ya!
Hargai karya seseorang

Happy reading
.
.
.
.

Hanya candaan seperti itu membuat Jina melupakan rasa sedihnya untuk sementara waktu.
.
.
.
.
.
.


"Uhhh..." Jina sedikit kewalahan entah hari ini memperingati apa. Tapi toko dalam keadaan sangat ramai. Sedangkan ditoko hanya ada dia dan Song ahjumma saja.

"Ahjumma, beristirahat lah biar aku yang merangkai bunga ini".Jina yang ingin mengambil karangan yang 30 menit lalu dikerjakan Song ahjumma dan sampai sekarang masih belum selesai.

"Ani, gwaenchana. Kau urus saja pelanggan disana, ini pesanan khusus walaupun kau sudah lama bekerja disini dan berbakat merangkai bunga. Aku tidak bisa memberikan tugas ini kepadamu". Ujar Song ahjumma masih fokus terhadap buqute bunga yang sedang dirangkai.

" Jamkkanman, ahjumma ige..." Jina sedikit terkejut dengan salah satu jenis bunga yang jarang ditemukan dan ada di dalam bouquet bunga yang dikerjakan Song ahjumma.

" Wae? kau tidak pernah melihat nya kan. Memang ditoko ini jarang ada bunga ini, sangat sulit menanamnya". Ujar Song ahjumma setelah mengikat pita di bouquet bunga yang sudah siap diantar.

Jina hanya mengangguk, karena memang jarang ada bunga itu ditoko ini. Dan juga banyak orang yang tidak suka bahkan tidak tahu namanya.

 Dan juga banyak orang yang tidak suka bahkan tidak tahu namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerbera.Itu yang diketahui oleh Jina. Nama yang kurang familiar, bunga itu memang sangat indah. Namun tidak bagi Jina. Indahnya bunga gerbera tidak seindah kehidupan yang Jina alami.

" Ahjumma, siapa yang memesan bunga itu. Itu sangat langkah walaupun sekilas terlihat seperti bunga krisan".Jina sedikit bingung mengapa dijaman sekarang masih memilih Gerbera kenapa tidak bunga Krisan yang sedikit sama karakteristiknya seperti Gerbera.

"Hanya tetangga ahjumma, dia memang sering memesan bunga ini. Kau terlalu sibuk dengan pelanggan dan ujian mu sampai kau tidak tahu".Ujar Song ahjumma sedikit terkekeh, karena semangat Jina untuk mendapatkan beasiswa di Jepang.

Mimpi Jina bersama seseorang untuk belajar disana dan menuju jenjang yang lebih serius. Namun itu hanya angan angan bagi Jina.

"Hehehe, ahjumma memang paling mengerti diriku" .Ujar Jina bergelayut manja dengan sosok Ibu yang, ia rindu akan keberadaannya.

" Permisi, bisa kau rangkai bunga mawar ini?".Ujar pelanggan yang datang.

Mendengar itu Jina melepas pelukan kepada Song ahjumma. Mengambil bunga mawar merah yang dibawa pelanggan, menuju meja yang memang disiapkan untuk merangkai bunga. Dengan berbagai warna pita dan alat pendukungnya Jina siap melakukan tugas yang sering, ia kerjakan.

8 menit ~

Bunga yang Jina rangkai sudah siap dengan pita warna merah yang mengikat bunga tersebut.

 TEARS ¦ MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang