10

11 2 0
                                    

HAPPY READING💜
.
.
.
.
.

Dan setelah itu jina pergi mengambil sepedanya, dan membelah jalanan diiringi hujan yang tiba-tiba turun seperti mewakili perasaan Jina dan membantu Jina lewat tetesan airnya untuk menutupi air mata Jina yang tanpa ijin turun dari mata bulatnya.
.
.
.

Jina sampai di apartement dengan keadaan basah kuyup, ia melempar tasnya diatas sofa yang ada diruang tamu. Apartement yang mulanya ramai, karena sering didatangi Hoseok-sang kekasih, diringi tawa yang menggema didalam apartement yang mendadak sepi semenjak Hoseok pergi.

Jina berjalan kesalah satu meja yang terdapat banyak bingkai foto keluarganya dan Hoseok. Ia mengambil salah satu bingkai foto yang berisi dirinya dan kedua orang tuanya. Mengusapnya dan tak berselang lama air mata itu turun dari mata Jina dan jatuh dibingkai foto kedua orang tuanya.

"Eomma, mianhae. Aku menangis lagi dihadapanmu, aku tak sanggup eomma. Beban yang kalian tinggalkan sangat berat untukku. Abeoji, aku sangat nakal hari ini karena pergi lagi ke pantai setelah sekian lama untuk menemui Hoseok, aku sangat merindukannya Abeoji". Jina menangis sambil memeluk bingkai foto kedua orang tuanya yang telah meninggal.

Flashback~

(2016)

Masih teringat jelas oleh Jina kejadian 4 tahun lalu yang saat itu Jina berumur 14 tahun, harus menelan pil pahit karena ditinggalkan kedua orangtuanya akibat kecelakaan yang menimpa mereka, yang saat itu mobil yang dikendarai orang tuanya oleng karena ingin menghindar dari truk dari lawan arah. Saat itu sang Ibu melindungi tubuh kecil Jina dengan cara memeluknya, tubuh Jina terlempar jauh dari mobil. Dan saat itu pula mobil yang dikendarai kedua orangtuanya meledak bersamaan dengan api yang keluar dari dalam mesin.

Saat itu Jina mengalami masa kritis dengan luka-luka disekujur tubuhnya. Saat, Jina sadar anggota keluarganya tidak ada yang menjenguknya. Mereka seolah menutup fakta bahwa Jina merupakan salah satu anggota mereka. Namun Tuhan sangat baik kepada Jina dengan mengirim sosok malaikat Song Sera, yang sering Jina panggil Song ahjumma, yang merupakan sahabat dari sang Ibu saat SMA.

Song Sera datang dan membayar tagihan rumah sakit Jina, dan saat itu Song Sera tidak sendiri dia membawa putra semata wayangnya. Song Hoseok namja yang berstatus sahabat Jina semenjak Jina pindah ke Seoul. Saat Jina keluar dari rumah sakit, Jina meminta Song Sera mengantarnya ke peristirahatan terakhir kedua orangtuanya.

Saat sampai Jina tidak bisa berhenti menangis dikedua pusaran milik kedua orang tuanya. Hoseok yang berstatus sahabatnya hanya bisa mengelus lembut punggung rapuh Jina. Melihat Jina menangis Song Sera hanya bisa memperhatikannya dari jauh seraya menghapus air matanya, mengingat wajah sang sahabat yang sangat mirip dengan wajah Jina.

Setelah Jina berhenti menangis, Hoseok merapihkan rambut Jina dan menghapus jejak air mata dikedua kelopak mata Jina, dan memberikan senyum tulus kepada Jina.

Setelah Jina berhenti menangis, Hoseok merapihkan rambut Jina dan menghapus jejak air mata dikedua kelopak mata Jina, dan memberikan senyum tulus kepada Jina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 TEARS ¦ MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang