07

10 3 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

HAPPY READING💜
.
.
.
.
.


"Nan bogosipeo. Mengapa kau pergi meninggalkan ku disaat aku benar- benar membutuhkan mu. Kau sangat egois, aku membencimu sekaligus aku merindukan senyum mu. Kembalilah aku mohon~". Ujar Jina menangis pilu sambil memeluk foto seseorang yang ia cintai, sampai sekarang.

Disaat yang bersamaan hujan turun dengan deras, mungkin hujan sedang merasakan sakit yang Jina rasakan.

2 hati yang hancur dengan sebab yang sama ditinggal sang kekasih, namun cerita mereka pasti berbeda.
.
.
.
.
Skip~

07.00 am

Pagi ini Jina dalam keadaan mood yang kurang baik. Ditambah lingkaran hitam dibawah matanya.Seperti ini kebiasaan Jina, jika sedang merindukannya.

Setelah memarkirkan sepeda ditempat ahjussi Kim. Jina langsung melangkahkan kakinya kedalam kelas. Sungguh, ia sangat mengantuk hari ini. Kemarin malam dia baru bisa tidur saat jam menunjukan pukul 3 pagi.

Bruk~

Jina menjatuhkan kepalanya diatas meja dengan tangan yang, ia lipat. Tidak menunggu lama terdengar dengkuran halus keluar dari mulut Jina.

Brak~

"Yak!. Kim Jina,  Kau sedang tertidur eoh?". Tanya Shin ssaem. Jina sangat kaget saat Shin ssaem menggebrak mejanya dan sedikit kecewa mengapa tidak ada yang membangunkannya saat Shin ssaem datang.

Jina lupa, jika ia tidak mempunyai teman 1 pun dikelas ini. Kecuali namja bergigi kelinci itu.

" Mianhae, ssaem". Hanya itu yang bisa Jina ucapkan, mau menyangkal tapi sudah tertangkap basah. Ya sudah ia hanya pasrah, jika Shin ssaem menghukumnya.

" Kau ini, sudah sana lari lapangan 15 kali. Lalu datang keruangan ku. arraseo?". Jina hanya menganggukan kepalanya.
.
.

Disinlah Jina dilapangan sekolah yang sangat luas. Jangan lupa jika Jina ditemani namja yang sedang bermain basket diujung lapangan.

" Aneh". Jina tidak habis pikir ada saja orang yang mau berpanas-panasan dan bermain basket sendirian. Jika Jina tidak dihukum oleh Shin ssaem, ia tidak sudi menginjak kakinya kelapangan yang luasnya 6× lipat luas apartement yang, ia tempati.

Tidak perduli dengan namja yang sedang bermain basket itu, Jina melanjutkan larinya dan segera pergi dari tempat yang Jina benci itu.

Ayolah lapangan sekolah itu memiliki kenangan tersendiri bagi Jina,lapangan itu merupakan saksi bisu bagi Jina, saat dia menjalin hubungan dengannya.

" Makanya jangan tidur dikelas, sekarang kau dihukum kan, gadis bodoh". Sontak Jina berhenti dari kegiatan larinya dan menatap tajam namja didepannya.

" Kau mengejek ku eoh?". Jina sangat penasaran siapa namja yang berani mengejeknya, karena namja itu membelakanginya.

" Ani, aku hanya berkomentar. Apa salah jika aku ingin berkomentar?. Aku juga punya mulut asal kau tahu". Jina menatap kesal dengan namja didepannya ini.

" Kau sendiri, mengapa kau disini. Bukannya kau juga ada kelas?. Ah! apa kau juga dihukum sepertiku?. Dasar tidak punya kaca, kau mengejekku karena dihukum sedangkan kau sendiri membolos". Cibir Jina dengan senyum kemenangan.

" Siapa yang kau bilang membolos?". Jina nampak sedikit terkejut saat namja itu memutar badannya.

 Jina nampak sedikit terkejut saat namja itu memutar badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 TEARS ¦ MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang