11

6 2 0
                                    

Happy reading💜💜💜
.
.
" Hyemi, tatapan yang dia berikan sama seperti tatapan yang kau berikan kepadaku. Tatapan itu, tatapan keputus asaan,tatapan yang mengingatkan ku padamu. Sayang". Yoongi kembali lagi jatuh, jatuh kelubang yang sama yang dibuat Hyemi. Hyemi, gadis yang sangat berpengaruh untuk kehidupan Yoongi.
.
.
.

Bel sudah berbunyi 15 menit yang lalu dan harusnya Jina sudah sampai di SUNFLOWER'S, untuk bekerja. Namun sekarang Jina berteduh dihalte dekat sekolahnya, karena hujan deras, ditambah ban sepedanya kempes. Jina yakin siswi kaya itu yang melakukannya. Padahal Jina tidak pernah mengusik mereka, bahkan lebih sering menghindar agar tidak menimbulkan masalah. Apalagi masalah itu bisa menyebabkan beasiswanya dicabut.

Tidak!. Lebih baik Jina menghindari gadis itu.

Namun sekarang bagaimana Jina bisa sampai ditoko, jika hujan semakin deras ditambah Jina tidak membawa payung begini. Jina menatap setiap tetesan air itu turun dari langit dengan pandangan kosong, mengingat dia mengantar Hoseok dalam keadaan langit yang menangis sama seperti hatinya saat itu.

 Jina menatap setiap tetesan air itu turun dari langit dengan pandangan kosong, mengingat dia mengantar Hoseok dalam keadaan langit yang menangis sama seperti hatinya saat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aku merindukanmu lagi, Sayang". Jina bergumam bersamaan dengan air mata yang turun dari mata sayunya.

" Ekhem". Lamunan Jina buyar karena suara namja didepannya. Karena tidak mendapat jawaban dari sang gadis, namja itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

" Mengapa kau disini? Kau tidak pulang? Sekarang sedang hujan. Mau aku antar pulang?". Jina hanya menatap was-was, namja didepannya.

" Aku tidak tau apa yang kau pikirkan, tapi semoga ini dapat membantumu". Namja itu menyodorkan payungnya kepada Jina, Jina ragu untuk mengambil payung dari namja itu. Melihat keraguan dimata Jina, namja itu segera berujar. " Tenang, aku orang baik. Jangan takut padaku".

Mendengar itu Jina sedikit menghilangkan rasa ragunya.
" Maafkan aku. Membuatmu tersinggung". Ujar Jina seraya memberikan senyum tipisnya.

" Tidak masalah". Ujar namja seraya senyum dan menampakan lesung pipi dikedua pipinya.
" Apa kau siswi disini?". Tanya namja berlesung pipi itu.

Mendengar itu Jina hanya menganggukan kepalanya. Saat melihat hujan sedikit reda, ia segera berdiri dari duduknya dan mengahadap kedepan pria itu. "Terimakasih untuk payungnya. Maaf aku harus pergi dulu". Sedikit membungkukan badannya, Jina langsung mengambil sepedanya dan berjalan melewati hujan yang mebasahi jalanan Seoul ditemani payung yang diberikan namja itu.

Tanpa Jina sadari, namja tersebut tersenyum dengan pandangan teduh dan menggelangkan kepalanya karena lupa menanyakan nama gadis tersebut. Melihat Jina menghilang dari pandangannya, namja itu berjalan santai tidak perduli jaket yang dipakainya terkena hujan, ia segera masuk kedalam mobilnya dan membelah jalan Seoul untuk mencari tujuannya yang sempat tertunda tadi.
.
.
.

 TEARS ¦ MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang