Disclaimer : Seluruh dunia sihir milik 'J.K Rowling', jalan cerita milik 'cassisluna', aku cuma translator aja disini *sweet smile*
-----------------------------------"Jadi, Harry." Mulai Ginny halus setelah berhasil menarik Harry ke halaman depan kastil sesaat setelah pemuda itu keluar dari kelas terakhirnya. "Ada informasi baru untukku?"
Tidak ada siapapun di sana, karena semua orang sedang bersiap untuk makan malam di aula besar nanti. Membuat Harry berpikir, mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mengutuk rambut Ginny menjadi ular-ular.
Pemuda bermata hijau itu menatap datar adik sahabatnya, kemudian menunjuk-nunjuk bibirnya sendiri.
Sesuai dugaan, Ginny memutar malas kedua matanya, dan meraih perkamen yang mirip dengan milik Harry, serta pena bulu yang tidak akan pernah kehabisan tinta. —Harry suka keluarga Weasley, sungguh. Mereka selalu berhasil membuat hidup menjadi lebih mudah.—
Harry mengambil kasar perkamen dan pena bulu dari tangan Ginny, dan mulai menulis cepat dipohon terdekat.
'Selain fakta bahwa hampir seluruh gadis penghuni Hogwarts dengan suka rela melempar diri mereka untuk segera kucium bahkan dengan cara yang mungkin membunuhku?'
"Kau harus memberitahu mereka kalau kau menyukai pria." Ucap Ginny membantu. "Aku yakin pria pasti tidak akan melempar diri mereka untuk segera dicium olehmu."
Harry kembali memberikan tatapan tidak percayanya.
'Apakah kau tau seberapa frustasinya aku karena tidak bisa bicara?!'
"Harry!" Sahut Ginny berusaha terlihat sakit hati. "Apakah kau tau seberapa frustasinya aku mengetahui dirimu tidak bahagia?"
Harry sama sekali tidak terlihat tersentuh.
"Apakah kau tidak lelah selalu menghindari Malfoy disetiap saat?" Tambahnya, senyuman asli muncul diwajahnya. "Kemana keberanian Gryffindormu?"
Melihat jika hanya menyalahkan Ginny tidak akan membuat perubahan apapun pada dirinya, Harry mendesah kalah.
'Aku menghargai apa yang sudah kau lakukan, Gin—' Harry mendadak berhenti. 'Tunggu, tidak, bukan itu yang aku maksud.'
Ginny menunggu kalimat di perkamen itu menghilang dengan sabar.
'Maksudku, Malfoy tidak akan terima jika aku secara tiba-tiba menciumnya begitu saja.'
"Coba ambil kesempatan?" Jawab Ginny sambil mengangkat bahunya.
'Dia akan memukulku.'
"Ya biarkan saja. Yang terpenting suara mu kembali dan kau sudah merasakan bagaimana rasanya berciuman dengan pangeran es Slytherin."
Harry bersumpah, dia tidak akan pernah bisa memahami pikiran seorang gadis.
~/**\~
Setelah berbincang, Harry menolak pergi ke aula besar untuk makan malam.
Dia dengan cepat berlari meninggalkan Ginny ketika gadis itu lengah, yang dimana, tidak terlihat seperti seorang Gryffindor tapi perlu dilakukan karena situasi yang mendesak.
Karena Harry merasa belum siap untuk kembali masuk ke aula besar.
Ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.
Yes, menara Gryffindor mungkin terdengar lebih cocok untuk pelarian, tapi Harry pikir, membaca sedikit buku terlebih dahulu mungkin lebih baik.
Lagipula, Hermione mulai khawatir pada nilai yang ia peroleh akhir-akhir ini, jadi Harry putuskan untuk belajar supaya Hermione tidak perlu khawatir lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lip-Lock Jinx [Completed]
HumorSTORY : cassisluna COVER : red_rahl The Lip-Lock Jinx adalah kutukan yang akan menyebabkan suara si korban menghilang. Hanya ada 2 cara untuk mengembalikan suara si korban. Yang pertama, si pengutuk mengangkat kutukannya. Dan yang kedua, si korban m...