Chap 12

13.1K 2.3K 343
                                    

Disclaimer : Seluruh dunia sihir milik 'J.K Rowling', jalan cerita milik 'cassisluna', aku cuma translator aja disini *sweet smile*
-----------------------------------

Hari selanjutnya, Ron membawakan makanan lebih banyak lagi kedalam kamar mereka. Ketika Harry memandangnya terkejut, sahabatnya itu hanya mengangkat bahu tidak peduli, menyeringai, dan berkata.

"Tidak ada protes untukku, mate."

Sebagai respon dari itu, Harry berjalan mendekat, dan memberikan pemuda berambut merah dihadapannya satu pelukan erat tanda terimakasih.

~/**\~

Ketika sampai di perpustakaan, seperti biasa, Draco sudah duduk di tempat kesukaannya.

Harry melihatnya dengan takjub bagaimana Draco mengambil salah satu apel dari dalam troli yang ia bawa, padahal mantranya belum ia angkat.

'Git!' Ucapnya tanpa suara sambil memutar kedua bola mata. Sementara Draco membalasnya dengan seringai.

Sejak sarapan kemarin, Harry akhirnya mulai melihat kebiasaan lama Draco kembali. Demi Merlin! Pemuda itu bahkan mengajaknya berbincang! Ya walaupun dengan sindiran. Harry sendiri belum bisa memutuskan apakah keadaan ini bisa disebut keajaiban atau bukan.

"Jadi?" Mulai Draco, dengan santai membalik halaman bukunya saat Harry duduk.

'Jadi?' Balas Harry binggung.

"Kau disini. Itu berarti kau masih bersembunyi dari Brown dan sekelompok gadis penuh khayalannya." Sambung Draco dengan sebelah alis yang menaik tinggi. "Kau belum menghilangkan kutukan itu sampai sekarang."

Harry menghembuskan nafas berat.

Bagaimana caranya memberi tau Malfoy kalau tiket supaya kutukan ini hilang adalah dengan selalu berdekatan dengannya? Jangan salah paham, Harry tidak akan melakukan hal bodoh seperti tiba-tiba maju lebih dekat dan mengikis jarak bibir keduanya. Tidak, tidak, itu adalah sebuah petaka.

Harry baru sampai tahap berhasil membuat Draco membuka pembicaraan terlebih dahulu, dan pemuda pirang ini ternyata teman mengobrol yang asik, Harry sanggup berlama-lama dengannya.

Dan jika Harry harus merasa sengsara akibat tidak bisa mengeluarkan suaranya, maka biarkanlah! Satu orang tidak bisa memiliki dua keinginannya dikabulkan sekaligus.

'Ginny belum mau mengangkat kutukannya.' Tulis Harry, merasa dirinya sangat menyedihkan karena harus mengakui kalau yang mengutuknya adalah seorang wanita.

Terlebih lagi, dia adalah Ginny Weasley. Salah satu gadis yang ditakuti oleh siswa Gryffindor karena dia selalu memukul bludgers dari ketinggian hebat hanya untuk menaruhnya ketempat penyimpanan.

Ginny adalah seorang wanita, tapi team Quidditch Gryffindor menganggapnya sebagai seorang pria.

"Si Weaslette? Apakah ini salah satu caranya balas dendam karena kalian putus?" Tanya Malfoy, alisnya terangkat semakin tinggi.

Harry dengan cepat menggelengkan kepalanya.

'Tidak. Kita masih berteman. Sebenarnya, dia yang memutuskanku. Sebagian besar karena aku terlalu takut membuat hatinya hancur.'

Draco memandang kalimat yang Harry tulis tidak percaya.

"Huh? Aku pikir kalian akan memiliki banyak Potter kecil dan hidup bahagia selamanya." Wajah Draco melembut. "Aku masih berpikir seperti itu sebenarnya. Jadi kenapa dia mengutukmu?" Lanjut Draco penasaran.

Harry meringis pada bayangan dirinya dan Ginny memiliki anak. Dia bahkan hampir memuntahkan roti panggang yang baru ditelan.

'Tidak.' Tulis Harry ragu, wajahnya mulai menghijau. 'Tidak ada bayi yang akan datang dari Ginny dan aku.'

The Lip-Lock Jinx [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang