Disclaimer : Seluruh dunia sihir milik 'J.K Rowling', jalan cerita milik 'cassisluna', aku cuma translator aja disini *sweet smile*
------------------------------------Hari selanjutnya, Harry ingin berteriak.
Jadi dia melakukannya.
Dan memukul keras pohon dihadapannya ketika tidak ada suara apapun yang terdengar.
Setengah jam selanjutnya, Harry duduk di Hospital Wings dengan Madam Pomfrey yang sibuk menyembuhkan tangannya yang berdarah.
"Tetap tidak mau memberitauku siapa orangnya?" Tanya Madam Pomfrey santai.
Harry dengan keras kepala menggelengkan kepalanya tidak.
Setelahnya, pintu Hospital Wings terbuka dan Draco Malfoy masuk dengan sedikit terhuyung dan wajah kesakitan yang amat jelas.
Seharusnya ini sangat memalukan karena Harry tiba-tiba merasa khawatir padanya.
Madam Pomfrey dengan cepat berdiri dari tempat duduknya didepan Harry dan berjalan medekati Draco, keningnya mengerut tipis.
"Sekarang apa lagi?"
Itu bukan tuduhan. Itu lebih terdengar seperti... Madam Pomfrey sangat khawatir.
Dengan cepat, Draco melempar pandangannya kearah Harry yang duduk dibelakang Madam Pomfrey, sebelum menundukkan pandangannya lagi.
Pemuda Slytherin itu mengangkat bahunya tidak peduli sebelum mendesis pelan saat sadar pergerakannya tersebut sangat tidak bijak untuk dilakukan.
"Kutukan penyengat." Ucapnya pelan, tapi karena situasi didalam Hospital Wings sepi, Harry bisa mendengarnya dengan jelas.
Dan itu membuat rasa amarah beberapa hari yang lalu kembali datang.
Madam Pomrey medesah lelah dan mngumpat pelan. Dia terdengar kesal dan marah.
"Merlin, murid-murid itu! Aku pikir—" Dia memotong kalimatnya sendiri dan mengambil nafas dalam. "Duduk Draco, aku akan mengambil beberapa ramuan."
Madam Pomfrey membantu Draco duduk di atas kasur disebelah Harry, seperti dengan sengaja membuat mereka berdua saling berhadapan.
"Harry tetaplah duduk sebentar, aku akan kembali memeriksa tanganmu!!" Teriak Madam Pomfrey yang sudah menghilang diantara tumpukan ramuan, meninggalkan Harry dan Draco dengan suasana yang amat canggung.
Dibagian Harry, dia tidak punya banyak pilihan karena walaupun dia ingin berbincang dengan Malfoy, suaranya tidak akan mungkin keluar.
Sementara Draco duduk diujung kasur, punggungnya tegak. Dan beberapa saat sekali, dia akan bergeser pelan, selalu dengan raut kesakitan.
Harry tidak bisa menahannya lagi lebih lama. Dia membuat suara dengan menepuk-nepuk kasur disampingnya —yes,pilihan yang tepat Potter, sangat bijak— untuk mendapatkan perhatian Draco.
Dan ketika Draco mengangkat kepala untuk menatap dirinya, Harry merasa takut Draco tidak mau berbicara padanya, mengingat dia tidak pernah menyapa Draco sekalipun sejak masuk sekolah.
"Kenapa kau terlihat peduli?" Adalah kalimat pertama yang Draco keluarkan.
Karena terbiasa, Harry menatap Draco tajam setelah pemuda berambut pirang itu mengatakan hal tersebut.
'Aku memang peduli padamu!' Pikir Harry, tapi tidak bisa diucapkan. Walaupun bisa, dia tidak tau bagaimana caranya, jadi Harry hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya.
Ketika Draco berbicara lagi, Harry hampir terlonjak karena terkejut.
"Kutukan penyengat." Kata Draco pelan, seperti sangat berhati-hati dengan ucapannya.
'Siapa?' Tanya Harry dengan gerakan mulutnya.
Draco menatap Harry sekilas. Ketika dia berbicara lagi, suaranya terdengar pelan dan ekspresi malu terlintas diwajahnya selama beberapa mili detik sebelum raut dingin khas Malfoy kembali menutupnya.
"Aku tidak tau." Katanya final.
Tangan Harry mengepal kuat, membuat darah kembali mengucur dari tangannya.
'Bloody fucking wankers!' Umpat Harry geram, tidak peduli jika tidak ada suara yang keluar.
Harry tidak tau dan tidak peduli apakah Malfoy mengerti apa yang dia ucapkan, jadi dia terkejut bukan main saat ada senyuman tipis diwajah pemuda Slytherin itu.
"Mereka memang begitu Potter." Sahut Draco setuju. "Walaupun aku pikir aku pantas mendapatkannya."
Harry dengan ribut menggelengkan kepala, membuat rambut berantakannya semakin berantakan.
'Tidak ada yang pantas mendapatkannya.' Pikir Harry tidak sabaran, dia tidak tau bagaimana caranya menyampaikan ini semua kepada Malfoy.
'Baiklah, hanya Voldemort yang pantas mendapatkannya. Kekuatan kutukan penyengat diseluruh dunia pantas dia dapatkan. Dan bibimu juga. Tapi tidak denganmu. Setidaknya aku pikir kau tidak pantas mendapatkannya.' Ucap Harry frustasi karena tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.
Harry tiba-tiba merasa geram.
Perang sudah berakhir. Kenapa semua orang tidak bisa melupakannya?
Harry kembali memukul kasur disampingnya, bibirnya semakin cemberut karena tidak ada suara yang keluar.
Draco menyeringai kearahnya.
"Jangan khawatir, Potter. Aku rasa aku mengerti maksudmu. Jangan buat otak kecilmu berpikir keras." Katanya, dan hanya seperti itu, kekesalan di dalam diri Harry langsung menghilang.
Draco akhirnya menghinanya lagi!!
Akhirnya ada perubahan!!!
Harry memutar kedua bola matanya, tapi mulutnya tersenyum lebar kearah Draco, walaupun ia yakin dirinya terlihat sangat bodoh karena tidak bisa mengeluarkan suara apapun.
Untuk sekian detik, ekspresi terkejut memenuhi wajah Draco, sebelum dia mengalihkan pandangannya dari wajah Potter.
Suasana canggung kembali menyelimuti mereka dan Harry tidak punya ide lain untuk menyudahi situasi yang tidak ia sukai ini.
Menanyakan tentang cuaca sudah sangat kuno, dan lebih parahnya lagi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.
Lagipula Draco terlihat tidak ingin diajak bicara lagi.
Harry menendang-nendang kakinya untuk melepaskan sepatu yang terpasang disana, merasa sangat egois karena masih ingin mendengar suara Draco.
Dan mereka tetap seperti itu sampai Madam Pomfrey kembali, membiarkan wanita penyembuh itu mengomeli dan menyuruh mereka berdua untuk meminum cairan yang lagi-lagi perlu dipertanyakan.
.
.
.
.
.~To Be Continued~
Pagi semua!!! Have a great holiday y'all (ू•ᴗ•ू❁)
With love♡
Fany
![](https://img.wattpad.com/cover/184163358-288-k169339.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lip-Lock Jinx [Completed]
HumorSTORY : cassisluna COVER : red_rahl The Lip-Lock Jinx adalah kutukan yang akan menyebabkan suara si korban menghilang. Hanya ada 2 cara untuk mengembalikan suara si korban. Yang pertama, si pengutuk mengangkat kutukannya. Dan yang kedua, si korban m...