Chap 16

15.1K 2.2K 149
                                    

Disclaimer : Seluruh dunia sihir milik 'J.K Rowling', jalan cerita milik 'cassisluna', aku cuma translator aja disini *sweet smile*
-----------------------------------

Selama pelajaran ramuan, Harry duduk disebelah Draco. Mungkin karena dia mulai nyaman berdekatan dengan pemuda pirang itu atau karena disana adalah satu-satunya tempat duduk yang tersisa.

Tapi Hermione dan Ron tau lebih dari itu.

Bahkan Ron menyeringai lebar-lebar  —setelah puas memandang Harry tidak percaya— dengan wajah mengejeknya yang sangat menjengkelkan.

~/**\~

Harry tidak mendengarkan penjelasan Professor Slughorn hari ini. Tidak bermaksud okay, tapi itu tidak seburuk yang kalian kira.

Karena artinya, Harry bisa menghampiri dan bertanya pada Draco nanti.

~/**\~

Draco juga tidak mendengarkan penjelasan professor Slughorn. Tapi dia sengaja, karena jujur saja, dengan adanya Harry fucking Potter duduk disampingnya didalam kelas terasa berbeda.

Draco merasakan perasaan yang seharusnya tidak ia rasakan.

Tapi tenang saja, jangan khawatirkan nilai Draco di pelajaran ramuannya nanti, Snape sudah mengajarkan ini padanya.

~/**\~

Draco tidak tau apa yang merasukinya saat dia menulis hal seperti itu diatas perkamen Harry yang dibiarkan terbuka diatas meja.

Mungkin karena dia merindukan Snape, atau mungkin karena Slughorn hanya sebatas guru yang bagus sementara Snape adalah guru yang hebat, atau mungkin karena kali ini dia berpasangan dengan Harry lagi setelah kejadian tanda kegelapan.

Atau mungkin karena Harry duduk terlalu dekat dan tubuhnya mengeluarkan wangi sabun yang bercampur Quidditch dan rumput juga udara segar di pagi hari. Dimana membuat Draco berpikiran yang tidak-tidak.

'Aku harap Severus masih hidup.' Tulis Draco.

~/**\~

Harry tidak tahu harus bereaksi seperti apa jika dihadapkan oleh situasi macam ini.

Dia memandang perkamennya, dimana tulisan sambung Draco berada, dan memikirkan balasan apa yang cocok untuk yang satu itu.

Terkadang, Harry juga memikirkan Snape. Dia berpikir bagaimana Snape adalah professor terdingin yang pernah Hogwarts punya tapi tidak seperti itu kenyataannya.

Harry mengingat semua hari dimana dia begitu marah pada professor yang satu itu, dan juga semua hari dimana professor Snape menyelamatkannya.

Mereka bukan teman baik, itu yang pasti, tapi...

'Aku harap, aku bisa lebih menghargainya saat dia hidup dulu.' Tulis Harry

Dan Draco tersenyum lembut.

~/**\~

Ketika dirinya dan Harry berpisah, —dia pergi ke kelas Arithmancy dan si pemuda Gryffindor ke kelas Transfigurasi— Draco menyadari tiga hal.

Satu, dia tidak bisa lagi berbohong kalau dirinya tidak menyukai Harry Potter seperti dulu.

Dua, Hogwarts tidak seaman ketika Dumbledore masih hidup.

Dan ketiga, damn, kutukan penyengat masih sesakit yang ia ingat.

~/**\~

The Lip-Lock Jinx [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang